Buntut dari pemutusan hubungan kerjasama dengan Google, Huawei kabarnya akan meluncurkan perangkat dengan sistem operasi Hongmeng sebagai pengganti Android. Dikutio dari GSM Arena pada Jumat (14/6/2019), Hongmeng sendiri diperkirakan akan dinamai Ark OS untuk pasar global dan akan rilis sekitar Oktober 2019.
Akibat kebijakan Amerika Serikat yang memblack-list Huawei, Google harus menarik androidnya dari seluruh ponsel Huawei di dunia. Kebijakan ini diprediksi bisa membunuh bisnis ponsel Huawei, namun nyatanya tidak demikian. Perusahaan asal China tersebut diam-diam sudah mengantisipasinya dengan membuat sistem operasi sendiri.
OS Pengganti Android untuk Huawei
Sistem Operasi bernama Hongmeng telah disiapkan oleh Huawei untuk menggantikan Android. Bahkan kabarnya, Huawei telah mendaftarkan nama dagang Hongmeng di China dan nama Ark OS untuk pasar internasional. Kini OS Tersebut Sedang diuji coba dan diprediksi bakal rilis paling cepat Oktober 2019 atau setidaknya awal tahun 2020.
Andrew Williamson, wakiI Presiden Urusan Publik dan Komunikasi Huawei Technologies sebelumnya menyatakan jika Huawei sedang menyiapkan merk dagang Hongmeng, yang bakal diluncurkan ke 1 juta perangkat di China. “Huawei sedang dalam proses peluncuran pengganti Android.”
“Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang diinginkan Huawei. Kami sangat senang menjadi bagian dari keluarga android, tetapi Hongmeng sedang diujicobakan, sebagian besar di China. Saya percaya Hongmeng sudah diluncurkan ke lebih dari satu juta perangkat,” ujarnya seperti dilansir dari Reuters. “Sepertinya kita akan menempatkannya sebagai merk dagang,” tambahnya.
Sebenarnya, OS Hongmeng sudah dirancang oleh Huawei sejak 2012, atau tepatnya 7 tahun silam. Sumber terpercaya yang dikutip dari South China Morning pada Rabu (12/6/2019) menyatakan jika ide awal pembuatan OS sendiri oleh Huawei berasal dari keinginan dari para eksekutifnya untuk menanggapi meningkatnya keberhasilan Google Android di seluruh dunia.
Pada saat itu, beberapa eksekutif Huawei Technologies mengadakan sebuah rapat rahasia di sebuah villa yang menghadap ke danau di daerah Shenzhen, China. Kelompok eksekutif yang dipimpin oleh sang pendiri Ren Zhengfei tersebut berdiskusi soal bagaimana Huawei harus menanggapi kesuksesan Android besutan Google selama beberapa hari.
Akhirnya mereka sepakat untuk mengambil keputusan jika Huawei harus membangun OS sendiri karena mereka khawatir ketergantungan dengan Android membuat Huawei rentan di masa depan. Pasca-rapat rahasia tersebut, kemudian Huawei membentuk tim spesialis OS yang dipimpin oleh salah satu eksekutifnya, Eric Xu Zhijun, yang kini menjabat sebagai Huawei Rotating Chairman.
Pertemuan rahasia antar-eksekutif itu sendiri kemudian sering disebut sebagai ‘pertemuan di tepi danau’. Selanjutnya, Huawei menggarap OS baru tersebut secara rahasia. Terdapat zona khusus yang dibuat di dalam Huawei untuk menampung tim OS dengan penjaga di depan pintu. Ditambah, hanya karyawan dari tim OS yang memiliki akses tersendiri untuk memasuki ruangan khusus tersebut.
Saat itu, proyek OS menjadi bagian penting dari Huawei 2012 Laboratories sebagai pusat inovasi, penelitian dan pengembangan teknologi perusahaan. Laboratorium yang berdiri sejak 2012 berisi para ilmuwan dan peneliti Huawei untuk mencipatakan inovasi mutakhir, meskipun juga menghabiskan dana yang banyak dari perusahaan.
Hongmeng, OS Baru Huawei
Dikutip dari Global Times, Hongmeng yang menjadi OS baru Huawei ini akan memiliki kecepatan sekitar 60 % lebih cepat ketimbang OS Android milik Google. Hongmeng dikembangkan bersama perwakilan Tencent, Oppo dan Vivo. Nama Hongmeng juga telah didaftarkan di berbagai negara di dunia seperti Australia, Kanada, Kamboja, Uni Eropa, Indonesia, India, Meksiko, Spanyol, Swiss dan Thailand.
Huawei juga dilaporkan telah bekerja sama dengan Aptiode, untuk merancang semacam toko aplikasi yang bertindak sebagai Google Play di OS Hongmeng. Toko tersebut bertajuk App Gallery, namun masih membutuhkan waktu untuk pengembangan lebih lanjut. Huawei juga telah mengirimkan undangan kepada para pengembang aplikasi agar masuk ke AppGallery.
Sebenarnya alasan utama Hongmeng diluncurkan pertama kali di China adalah karena OS tersebut belum memenuhi persyaratan audiens internasional. Kemungkinan juga Hongmeng akan dinamai Ark OS untuk pasar internasional. Sehingga untuk alasan itu, Huawei menunda peluncuran dan melakukan peluncurannya pertama kali di China.
Guo Mingxi, seorang analis dari Tianfeng Internasional, menyatakan jika Huawei tetap akan memproduksi ponsel meski menghadapi masalah dari Amerika Serikat. Ia menulis memo yang mengungkapkan bahwa Huawei akan siap untuk memasarkan smartphone di musim gugur 2019.
Namun, Huawei akan membidik pasar kelas menengah dengan mengeluarkan produk gawai pemula, bukannya melanjutkan seri utama mereka yaitu Mate 30. Nasib seri flagship terbaru Huawei ini diambang kebimbangan karena Mate 30 memang dirilis saat tenggat waktu Google menghentikan pasokannya untuk Huawei.
Sepertinya Huawei akan mengorbankan Mate 30 tidak laku di pasaran. Hal ini dilakukan untuk menunggu ponsel pertama Huawei yang menggunakan OS Hongmeng nantinya. Rasanya memang lebih baik Huawei menggulirkan ponsel murah atau kelas menengah untuk OS baru ketimbang berspekulasi langsung merilis ponsel kelas atas.
Atau, mungkin juga jika Huawei bakal menyempurnakan seri Mate 30 menggunakan OS Hongmeng dan dirilis pada awal 2020.
Dengan adanya OS terbaru tersebut, Guo Mingxi memprediksi Huawei akan tetap berhasil memproduksi lebih dari 200 juta ponsel tahun ini dan tetap mengukuhkan diri sebagai produsen ponsel terbesar kedua di dunia.
Hongmeng diluncurkan oleh Huawei akibat pemutusan hubungan kerjasama dengan Google. Akibat hal tersebut, Google tak lagi mengirimkan update software mereka (termasuk Android) ke ponsel produksi Huawei per 19 Agustus 2019. Google melakukan hal tersebut demi mematuhi kebijakan larangan yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat yang memasukkan Huawei di daftar hitam karena dicurigai dapat mencuri data-data rahasia AS.