Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedAkamai: AI, Senjata Pamungkas di Dunia Siber

Akamai: AI, Senjata Pamungkas di Dunia Siber

Teknologi AI: Senjata Ganda dalam Dunia Keamanan Digital

Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini menjadi salah satu alat paling penting dalam dunia keamanan digital. Namun, penggunaannya memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, AI membantu perusahaan memperkuat pertahanan siber mereka, tetapi di sisi lain, teknologi ini juga dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melancarkan serangan dengan cara yang semakin canggih.

Mani Sundaram, Executive Vice President and GM Security Technology Group Akamai, menjelaskan bahwa setiap perusahaan keamanan siber yang serius pasti menggunakan AI. Hal ini karena volume data yang harus dianalisis setiap hari sangat besar dan kompleks. Dengan bantuan algoritma pembelajaran mesin (machine learning), Akamai dapat memproses data dalam jumlah masif dan menemukan pola serangan yang sulit dideteksi secara manual.

“Kami menangani sekitar 12 triliun permintaan DNS setiap hari. Dari data itu, kami bisa mengenali IP baik dan IP jahat, serta membedakan lalu lintas bot dari pengguna manusia,” kata Sundaram. Menurutnya, AI sangat penting dalam mendeteksi aktivitas berbahaya di jaringan dan melindungi pelanggan.

Selama bertahun-tahun, Akamai telah menggunakan AI dan ML untuk mengidentifikasi ancaman siber. Teknologi ini digunakan tidak hanya untuk melindungi pelanggan, tetapi juga untuk membantu mereka memahami data keamanan dan mengatur sistem mereka sendiri.

Namun, munculnya generative AI seperti ChatGPT dua tahun terakhir dinilai membawa ancaman baru bagi dunia keamanan siber. Sundaram mengungkapkan bahwa penjahat siber kini bisa memanfaatkan AI untuk menulis kode eksploitasi secara cepat, membuat email phishing yang menyerupai email asli, bahkan menciptakan video dan audio palsu atau deepfake untuk menipu korban.

“Sebelumnya, pesan phishing mudah dikenali. Sekarang, dengan generative AI, pesan-pesan itu tampak jauh lebih meyakinkan dan sulit dibedakan dari komunikasi normal,” ujar Sundaram. Ia menilai bahwa generative AI menciptakan ancaman baru dan meningkatkan kompleksitas serangan yang dihadapi organisasi di seluruh dunia.

Meski demikian, Sundaram menegaskan bahwa AI juga bisa digunakan untuk memperkuat sistem pertahanan siber. Akamai, kata dia, tidak hanya menggunakan AI untuk mendeteksi serangan berbasis AI, tetapi juga untuk memudahkan pelanggan dalam memahami data keamanan dan mengatur sistem mereka sendiri.

“Kami menggunakan AI untuk memudahkan pelanggan dalam menggunakan produk kami dan menginterpretasi data yang mereka miliki,” tambah Sundaram.

Sektor yang Rentan Terhadap Serangan Siber

Sundaram juga menyoroti bahwa sektor keuangan, pemerintahan, dan kesehatan menjadi tiga bidang yang paling rentan terhadap serangan siber di banyak negara, termasuk Indonesia. Penjahat siber biasanya mencari tempat yang memiliki uang atau data sensitif. Oleh karena itu, lembaga keuangan dan instansi publik sering menjadi target utama.

Pencurian data pribadi dari lembaga publik maupun swasta kerap berujung pada penjualan data di pasar gelap (dark web). “Kita bisa melihat bagaimana data seperti nama, alamat, dan nomor identitas dijual dan kemudian digunakan untuk melakukan penipuan atau pencurian uang secara ilegal. Fenomena ini terjadi di banyak negara, dan Indonesia bukan pengecualian,” ujar Sundaram.

Dengan kondisi tersebut, Sundaram menilai penting bagi organisasi di Indonesia untuk memperkuat sistem keamanan digital mereka dengan pendekatan berbasis AI dan data. Meskipun AI menciptakan tantangan baru, ia menilai teknologi ini juga menyediakan alat paling efektif untuk menghadapinya. Kuncinya adalah menggunakan teknologi yang sama untuk bertahan dan melindungi diri dari ancaman siber.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular