JAKARTA, ZONA GADGET
– Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan atau PDI-P, HastoKristiyanto menyatakan akan menggunakan
artificial intelligence
(AI) atau kecerdasan buatan dalam merumuskan pleidoi (nota pembelaan).
Itu dikemukakan oleh Politikus PDI-P Guntur Romli ketika dia meresmikan surat yang ditulis Hasto di tempat penahanan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK tersebut.
Hasto, menurutnya, menyatakan sedang mendalami tentang AI itu.
Dalam penjara KPK, di samping sudah mengarang beberapa buku dengan salah satunya berjudul Spiritualitas PDI Perjuangan, saya Hasto Kristiyanto pun mendalami filsafat.
artificial intelligence
“AI,” ujar Guntur di Pengadilan Tipikor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2025).
“Oleh karena itu, pada struktur pembelaan yang akan datang, saya akan memakai teknologi kecerdasan buatan tersebut,” tambahnya.
Hasto, lanjutnya, menuturkan hal itu akan menjadi yang pertama di Indonesia.
“Sehingga akan menjadi pleidoi pertama di Indonesia yang memadukan antara AI dengan fakta-fakta persidangan, falsafah hukum, nilai-nilai yang diperjuangkan sesuai dengan
morality of law
,” jelasnya.
“Dengan demikian, surat dari Sekjen PDI Perjuangan telah disampaikan oleh saya,” kata Guntur, sebagaimana dilaporkan
Antara.
Seperti diberitakan
ZONA GADGET
sebelumnya, saat ini Hasto Kristiyanto tengah menjalani sidang kasus dugaan suap dalam pengurusan PAW anggota DPR periode 2019–2024 serta dugaan perintangan penyidikan, dengan status terdakwa.
Dalam kasus itu Hasto didakwa menyuap Wahyu Setiawan yang saat itu merupakan Komisioner KPU.
Disebutkan bahwa dia dicurigai terlibat dalam kasus suap yang dialamatkan pada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, dengan tujuan memperoleh manfaat dari proses penggantian anggota sementara DPR RI masa bakti 2019-2024.
Di samping memberi suap, dalam kasus itu pula, Hasto di dakwakan menghalangi proses penyelidikan terkait dugaan suap bersama tersangka bekas calon anggota legislatif PDIP Harun Masiku yang menjadi buruan KPK.
