Peran Teknologi dalam Kehidupan Manusia
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan bahwa kecepatan perkembangan kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Ia menekankan pentingnya bagi generasi muda Indonesia untuk tidak hanya mahir dalam memanfaatkan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa setiap penerapan teknologi dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan etika.
Meutya menegaskan bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan upaya menjaga arah moral dalam proses digitalisasi. Ia menilai Bali sebagai tempat yang tepat untuk menyampaikan pesan ini. Dalam orasi ilmiahnya pada Wisuda ke-99 Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) di Nusa Dua, Bali, ia mengatakan:
“Ketika teknologi secanggih dan secepat kecerdasan artifisial hadir, kita harus menjaga agar tidak kehilangan arah moral.”
Teknologi Harus Berada di Tangan Manusia
Meutya menekankan bahwa di era AI, manusia harus tetap menjadi pemimpin, bukan dikendalikan oleh sistem teknologi yang semakin canggih. Ia menyarankan agar masyarakat terus meningkatkan kapasitas diri melalui pembelajaran, adaptasi, dan inovasi.
“Karena teknologinya pintar, maka kita juga harus lebih pintar. Kita harus terus meningkatkan kapasitas diri. Tidak berhenti belajar, beradaptasi, dan berinovasi,” ujarnya.
Ia menekankan kembali bahwa tradisi dan budaya saling menghormati menjadi simbol penting bahwa teknologi harus berjalan bersama etika. “Teknologi harus kita jalankan dengan berempati dan beretika. Teknologi diciptakan untuk membantu manusia, bukan menjadi penguasa atas manusia.”
Peluang Besar dari Transformasi Digital
Menurut Meutya, transformasi digital membawa peluang besar bagi Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai lebih dari USD 90 miliar, dan diproyeksikan meningkat hingga USD 360 miliar pada 2030. Ia menilai peluang ini sangat bergantung pada kemampuan generasi muda dalam mengambil peran aktif.
“Potensi sebesar itu hanya bisa terwujud kalau anak muda terlibat aktif. Kalau kalian ikut membangun, maka masa depan kalian juga ikut naik,” ujarnya.
Perubahan Pasar Kerja di Masa Depan
Dalam laporan World Economic Forum, Meutya menjelaskan bahwa pada 2030 diperkirakan akan lahir 170 juta pekerjaan baru, sementara 92 juta pekerjaan lama akan tergantikan oleh otomatisasi. Ia mendorong lulusan untuk tidak takut pada perubahan yang dibawa oleh teknologi.
“Akan ada pekerjaan yang hilang, iya. Tapi ada lebih banyak pekerjaan baru yang tercipta. Jangan takut pada AI. Kita harus adaptif dan mampu membaca peluang,” tuturnya.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi, khususnya AI, memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, penting untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan etika dalam penggunaannya. Generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih baik melalui partisipasi aktif dalam transformasi digital. Dengan adaptasi dan inovasi, mereka dapat memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan teknologi.

