Sabtu, Desember 6, 2025
BerandaUncategorizedPeneliti Tiongkok Ciptakan AI Pintar yang Tiru Otak Manusia

Peneliti Tiongkok Ciptakan AI Pintar yang Tiru Otak Manusia

Pengembangan Sistem AI Baru yang Meniru Kerja Otak Manusia

Sebuah tim peneliti Cina dikabarkan sedang mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) baru yang mampu meniru cara kerja neuron otak. Inovasi ini membuka peluang bagi pengembangan komputasi dan perangkat keras generasi berikutnya yang lebih hemat energi. Dengan pendekatan yang berbeda dari AI generatif mainstream, model ini memiliki potensi besar untuk mengubah wajah teknologi informasi di masa depan.

Para ilmuwan dari Institut Automasi di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (CAS) telah memperkenalkan sebuah model berskala besar bernama “SpikingBrain-1.0”. Model ini sepenuhnya dilatih dan diinferensi menggunakan komputasi GPU buatan dalam negeri Cina. Berbeda dengan AI generatif yang biasanya mengandalkan arsitektur Transformer, SpikingBrain-1.0 mengandalkan keberadaan neuron spiking sebagai dasar dari kecerdasan yang muncul.

Salah satu keunggulan utama dari model ini adalah kemampuannya untuk melakukan pelatihan secara sangat efisien dengan volume data minimal. Dalam uji coba, model ini mampu mencapai kinerja yang setara dengan beberapa model sumber terbuka pada tantangan pemahaman bahasa dan penalaran, meskipun hanya menggunakan sekitar 2 persen dari data prapelatihan yang dibutuhkan oleh model besar mainstream.

“Dengan hanya menggunakan sekitar 2 persen dari data prapelatihan yang dibutuhkan oleh model besar mainstream, model ini mampu mencapai kinerja yang setara dengan beberapa model sumber terbuka pada tantangan pemahaman bahasa dan penalaran,” kata tim peneliti.

Selain itu, salah satu varian SpikingBrain mampu meningkatkan kecepatan hingga 26,5 kali lipat dibandingkan arsitektur Transformer saat menghasilkan token pertama dari konteks satu juta token. Kemampuan ini memberikan keuntungan efisiensi untuk berbagai tugas, termasuk analisis dokumen hukum atau medis, eksperimen fisika partikel berenergi tinggi, dan pemodelan urutan DNA.

Keunggulan Teknis dan Akses Terbuka

Tim peneliti juga telah menjadikan SpikingBrain sebagai open-source. Mereka meluncurkan halaman uji coba publik serta merilis laporan teknis dwibahasa yang telah divalidasi industri. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk memperluas akses dan kolaborasi dalam pengembangan teknologi AI.

“Model berskala besar ini membuka jalur teknis non-Transformer untuk pengembangan AI generasi baru,” ujar Xu Bo, direktur Institut Automasi. “Hal ini berpotensi menginspirasi desain cip neuromorfik generasi berikutnya dengan konsumsi daya yang lebih rendah.”

Tahun lalu, para ilmuwan institut tersebut bekerja sama dengan kolega di Swiss untuk mengembangkan cip neuromorfik berbasis sensorik-komputasi hemat energi bernama “Speck”. Cip ini meniru neuron dan sinapsis otak manusia dengan konsumsi daya istirahat hanya 0,42 miliwatt, hampir tidak menggunakan energi saat tidak ada input.

Potensi untuk Perubahan Masa Depan

Otak manusia, yang mampu memproses jaringan saraf yang kompleks dan luas, beroperasi dengan konsumsi daya total sekitar 20 watt, jauh lebih rendah dibandingkan sistem AI saat ini. Dengan pengembangan teknologi seperti SpikingBrain dan Speck, potensi untuk menghadirkan sistem komputasi yang lebih efisien dan mirip dengan fungsi otak manusia semakin nyata.

Inovasi ini tidak hanya menjadi langkah penting dalam pengembangan AI, tetapi juga menawarkan solusi untuk tantangan energi dan efisiensi komputasi yang semakin mendesak. Dengan terus berkembangnya teknologi ini, dunia dapat menyaksikan transformasi besar dalam bidang komputasi dan kecerdasan buatan.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular