Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedPeran Penting Mitigasi Risiko Teknologi AI

Peran Penting Mitigasi Risiko Teknologi AI

Peran AI dalam Dinamika Kekuasaan Global

Artificial Intelligence (AI) tidak hanya menjadi alat yang mempercepat pengembangan riset, mempermudah aktivitas pekerjaan, dan membantu dalam pengambilan keputusan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Stefka Schmid dan rekan-rekannya pada tahun 2025, AI juga menjadi arena baru perebutan kekuasaan, kompetisi geopolitik, serta instrumen politik yang semakin dinamis. Dalam riset berjudul “Arms Race or Innovation Race? Geopolitical AI Development”, Stefka Schmid menjelaskan bahwa meskipun AI lahir dari inovasi teknologi, sejarah telah mengajarkan bahwa setiap terobosan besar selalu diikuti oleh konsekuensi politik dan perubahan sosial.

Contoh nyata dapat dilihat dari penemuan mesin uap pada abad ke-18 yang memicu revolusi industri sekaligus memperluas praktik kolonialisme. Sementara itu, internet pada akhir abad ke-20 tidak hanya mengubah cara berkomunikasi, tetapi juga memperkuat dominasi raksasa teknologi global. Hal ini menunjukkan bahwa AI pun tidak jauh berbeda. Selain tentang kecanggihan algoritma dan akumulasi data, AI juga berkaitan dengan siapa yang mengendalikan teknologi tersebut, siapa yang diuntungkan, dan siapa yang tertinggal.

Dalam artikel berjudul “AI 2027” karya Daniel Kokotajlo dan rekan-rekannya (2025), disebutkan adanya kompetisi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kedua negara bersaing untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan AI. Di sisi lain, Uni Eropa mencoba memposisikan diri sebagai regulator dalam hal etika dan regulasi. Mengingat AI memiliki implikasi yang bisa sangat membahayakan jika tidak dikelola secara tepat.

Risiko dan Konsekuensi AI

Di sisi korporasi, perusahaan seperti OpenAI, Google, Meta, dan Baidu menguasai sumber daya berupa kemampuan algoritma, data, dan talenta yang menjadi bahan utama pengembangan AI. Keberadaan mereka tidak hanya sebagai pelaku pasar, tetapi juga sebagai aktor yang mempengaruhi arah regulasi dan distribusi pemanfaatan teknologi.

AI memiliki risiko dan konsekuensi politik serta sosial-ekonomi yang serius. Pertama, ketimpangan teknologi antarnegara. Negara berkembang yang tidak memiliki kapasitas riset dan infrastruktur akan semakin tertinggal, semakin tergantung kepada teknologi negara maju, dan menjadi konsumen. Kedua, risiko penyalahgunaan karena AI dapat digunakan untuk menciptakan misinformasi dan disinformasi dalam skala besar, meningkatkan propaganda politik, atau melakukan pengawasan massal terhadap aktivitas publik. Ketiga, risiko konsentrasi kekuasaan. Jika AI hanya dikendalikan oleh segelintir negara atau perusahaan tertentu, tentunya berdampak terhadap kebijakan dan arah pengembangan teknologi.

Perhatian publik terhadap AI masih terjebak pada sisi permukaan. Seberapa pintar AI menjawab pertanyaan dan curhat kita? Apa yang mampu dikerjakan AI buat membantu tugas kuliah, dan sebagainya. Seharusnya pertanyaan yang lebih mendasar dan jarang dikemukakan yaitu siapa yang mengendalikan infrastruktur AI global? Bagaimana mengenai pembagian manfaat dan mitigasi risiko yang mesti diatur? Adakah mekanisme koreksi yang cocok untuk memastikan akuntabilitas terhadap dampak sosial dan politik dari pengembangan AI tersebut?

Peran Indonesia dalam Pengembangan AI

Bagi Indonesia, kemampuan untuk memahami aspek kekuasaan AI adalah strategis. Dengan populasi besar dan ekonomi digital yang tumbuh pesat, seharusnya Indonesia berpotensi menjadi pemain kompetitif. Bukan sekadar menjadi pasar dalam ekosistem AI global saat ini. Namun, semua ini membutuhkan langkah nyata yang bertahap dan terukur. Mulai dari investasi dalam riset dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan talenta muda digital, serta regulasi yang melindungi kepentingan publik tanpa menghambat inovasi itu sendiri.

Indonesia juga perlu melibatkan diri secara proaktif dalam forum internasional yang membahas tata kelola AI. Indonesia harus ikut serta memengaruhi aturan main global supaya tidak menjadi penikmat teknologi AI. Tanpa keterlibatan itu, resiko menjadi penerima kebijakan sepihak dari kekuatan besar sangat tinggi. Tentunya ini memiliki efek kepada berbagai sektor pembangunan dan investasi Indonesia ke depan.

Masa Depan AI

AI merupakan infrastruktur dari sebuah peradaban baru. Seperti awal penemuan listrik atau internet ketika itu yang akan melingkupi segala lini kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pertanian, industri, dan keamanan nasional sangat bergantung terhadap dua inovasi tersebut. Selain itu, mengabaikan aspek politiknya sama halnya dengan menyerahkan masa depan kepada pihak lain yang memiliki sumber daya yang besar.

Pada era AI ini kompetisi tidak hanya terjadi di medan perang atau pasar saham, tetapi juga di pusat pengelolaan data, laboratorium riset, dan ruangan para pembuat kebijakan. Hasil kompetisi ini akan menentukan distribusi kekuasaan global ke depannya. Untuk itu, penting bagi publik, pembuat kebijakan, dan komunitas riset untuk tidak tenggelam dalam kecanggihan teknologi AI.

AI memang membawa peluang luar biasa, tetapi tanpa pengawasan yang efektif dan akuntabel, semua ini justru akan meningkatkan ketimpangan yang sudah lebar, membatasi kebebasan, dan mengubah keseimbangan tatanan politik global. Diperlukan kesadaran kritis seluruh pihak. Kita perlu memastikan bahwa AI dikembangkan dan digunakan demi kepentingan bersama. Tentunya secara berkeadilan dan berkelanjutan. Mengingat, masa depan AI bukan mengenai seberapa cerdas algoritma berakselerasi, melainkan sejauh mana teknologi ini menyelamatkan masa depan generasi yang akan datang.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular