Pandangan Berbeda tentang Profesi yang Paling Dibutuhkan di Masa Depan
Di tengah kekhawatiran akan pengurangan jumlah pekerja akibat perkembangan kecerdasan buatan (AI), dua tokoh besar dunia teknologi, Jensen Huang dan Bill Gates, memberikan pandangan yang berbeda mengenai jenis pekerjaan yang akan paling diminati di masa depan. Meski keduanya memiliki perspektif yang berbeda, keduanya sepakat bahwa perubahan besar sedang terjadi dalam struktur pasar kerja.
Jensen Huang: Pekerja Terampil Akan Jadi Pemenang Utama
CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa pekerja dengan keterampilan teknis seperti teknisi listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu akan menjadi pemenang utama di era AI. Menurutnya, pembangunan infrastruktur fisik untuk mendukung pengembangan AI akan meningkatkan permintaan terhadap tenaga kerja di sektor keterampilan teknis.
Huang menjelaskan bahwa pengembangan pusat data AI akan terus berkembang, bahkan berlipat ganda setiap tahun. Hal ini akan membutuhkan jutaan tenaga konstruksi dan teknisi. Bahkan, banyak dari pekerjaan tersebut menawarkan penghasilan yang sangat tinggi, mencapai lebih dari US$100.000 per tahun tanpa memerlukan gelar sarjana.
Pandangan Huang sejalan dengan kekhawatiran beberapa pemimpin bisnis lainnya. Larry Fink, CEO BlackRock, telah memperingatkan pemerintah Amerika Serikat tentang potensi kekurangan tenaga kerja terampil akibat kebijakan imigrasi yang ketat dan menurunnya minat generasi muda terhadap pekerjaan di bidang keterampilan praktis.
Laporan McKinsey menunjukkan bahwa satu pusat data seluas 250.000 kaki persegi bisa menyerap hingga 1.500 pekerja konstruksi selama masa pembangunan. Setelah beroperasi, setiap pusat data mempekerjakan sekitar 50 staf pemeliharaan tetap, yang kemudian turut menciptakan sekitar 3,5 lapangan kerja tambahan di sektor lain.
Dengan proyeksi belanja modal global untuk pusat data mencapai US$7 triliun pada 2030, permintaan terhadap pekerja di sektor konstruksi dan keterampilan praktis diperkirakan melonjak tajam.
Bill Gates: Programmer Tetap Aman dari Disrupsi AI
Sementara itu, pendiri Microsoft Bill Gates memiliki pandangan berbeda. Ia percaya profesi programmer akan tetap menjadi salah satu pekerjaan yang paling aman dari disrupsi AI, bahkan hingga seratus tahun ke depan.
Gates menegaskan bahwa meskipun AI mampu membantu pekerjaan teknis seperti menulis kode sederhana atau debugging, kemampuan manusia dalam berpikir kreatif dan mengambil keputusan tidak bisa tergantikan oleh mesin. Menurutnya, menulis kode bukan sekadar mengetik, tetapi proses berpikir mendalam, memahami masalah, membuat keterhubungan, dan menemukan solusi baru.
Ia juga menilai bahwa AI memang kuat, tetapi berisiko jika tidak dimanfaatkan secara bijak. Laporan World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa AI berpotensi menghilangkan 85 juta pekerjaan pada 2030, namun di saat bersamaan menciptakan 97 juta jenis pekerjaan baru, terutama di bidang teknologi dan industri masa depan.
Selain programmer, Gates menyebut bahwa profesi di bidang energi dan biologi juga relatif aman dari ancaman AI karena memerlukan keahlian manusia yang kompleks dan tak bisa ditiru algoritma. Meskipun AI dapat membantu menganalisis data besar dan mendukung diagnosis penyakit, mesin belum mampu melakukan penemuan ilmiah atau berpikir kritis layaknya manusia. Di sektor energi, pengambilan keputusan strategis dan kemampuan analitis manusia tetap krusial.

