Zona Gadget
– Apakah kamu punya sahabat atau keluarga yang sepertinya merespons pesan teks begitu cepat, tetapi sangat susah untuk di ajak berbicara via telpon? Mereka tampaknya lebih mudah dalam interaksi saat menggunakan aplikasi pesan instan daripada melalui saluran komunikasi suara.
Phenomena pilihan untuk menggunakan pesan teks daripada telepon suara ternyata lumrah terjadi di antara banyak orang dewasa ini. Beberapa kebiasaan tidak sadar kerap diperlihatkan oleh individu-individu yang lebih senang berinteraksi secara tertulis. Mengutip Geediting.com pada hari Sabtu, 3 Mei, marilah kita telisik lebih jauh tentang tingkah laku-tingkah laku unik tersebut agar dapat dipahami dengan baik.
1. Butuh Waktu untuk Menyusun Kalimat
Satu di antara alasan utama preferensi teks adalah kebutuhan mereka memiliki waktu cukup untuk memikirkan respons terbaik. Mereka merasa lebih leluasa dan terkontrol ketika bisa menyusun kata-kata dengan hati-hati sebelum mengirimkannya kepada lawan bicara.
2. Merasa Terbebani Panggilan Spontan
Ajakan tiba-tiba untuk melakukan panggilan telepon seringkali bisa memicu rasa cemas atau tidak siap pada diri mereka. Mereka mungkin merasa tertekan oleh ekspektasi harus merespons secara instan tanpa sempat memproses informasi atau pikiran dengan tenang.
3. Unggul dalam Komunikasi Tertulis
Untuk sejumlah orang, kecakapan mereka untuk menyampaikan gagasan, emosi, atau informasi dapat berjalan lebih lancar lewat penulisan. Mereka menganggap bahwa pesan yang ingin disampaikannya akan lebih dimengerti secara tepat dan kurang mungkin ditafsirkan keliru jika dibentangkan dalam bentuk tulisan.
4. Menghargai Sifat Asinkron Percakapan
Salah satu kelebihan utama dari pesan teks adalah kemampuan mereka untuk mendukung komunikasi yang tidak perlu dilakukan secara instan. Pengguna dapat melihat pesan tersebut, menjalankan tugas lainnya, lalu memberi balasan ketika mereka sudah siap tanpa harus meninggalkan aktifitas yang tengah dikerjakan.
5. Menggunakan Emoji dan GIF Lebih Sering
Mereka cenderung lebih ekspresif dan mampu menyampaikan nuansa emosi atau selera humor melalui penggunaan emoji, stiker, atau GIF. Alat visual ini membantu menambahkan konteks dan kepribadian pada pesan teks yang mungkin terasa datar tanpa tambahan tersebut.
6. Merasa Lebih Aman dalam Batasan Teks
Komunikasi melalui teks memberikan rasa aman karena ada jarak fisik dan waktu yang memungkinkan mereka merasa kurang rentan secara emosional. Mereka bisa mengontrol informasi yang dibagikan dan tidak harus langsung menghadapi reaksi atau emosi lawan bicara secara langsung.
7. Memiliki Kendali Penuh Atas Alur Dialog
Dalam percakapan teks, mereka bisa memilih kapan membaca, kapan membalas, dan topik apa yang ingin difokuskan tanpa interupsi yang tiba-tiba. Kendali ini memberikan rasa nyaman karena mereka tidak harus bereaksi spontan terhadap pertanyaan atau pernyataan mendadak seperti dalam panggilan telepon.
8. Menganggap Panggilan Telepon Terlalu Formal
Bagi sebagian orang, panggilan telepon terasa seperti memerlukan tingkat formalitas atau persiapan mental yang lebih tinggi dibandingkan pesan teks santai. Mereka menganggap teks lebih fleksibel dan sesuai untuk berbagai situasi percakapan sehari-hari tanpa merasa harus selalu “siap tampil”.
9. Mampu Melakukan Banyak Hal Bersamaan
Manfaat dari pengiriman pesan teks adalah memungkinkan orang-orang untuk melanjutkan komunikasi sementara masih bisa mengerjakan tugas-tugas lainnya atau beralih tempat dengan leluasa. Kebebasan ini sangat dihargai sebab membolehkannya tetap tersambung tanpa perlu menghentikan kegiatan yang tengah dikerjakannya tersebut.
Mengenali tingkah laku semacam itu membuat kita sadar bahwa kecenderungan seseorang dalam menerima pesan teks biasanya tidak mencerminkan sikap acuh, tetapi justru menunjukkan rasa nyamannya atau pola komunikasi yang beragam. Tiap individu punya metode tersendiri dalam bersosialisasi, dan pemahaman atas perbedaan tersebut dapat memperkokoh ikatan walaupun hanyalah lewat kata-kata pendek pada layar ponsel.
