Peran Teknologi dalam Peningkatan Efisiensi Pemerintahan
Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha, menyoroti pentingnya penguasaan teknologi digital dalam menjalankan tugas pemerintahan dan pengelolaan BUMD. Dalam apel pagi yang diadakan di Halaman Balai Kota Kediri, ia menekankan bahwa melek digital kini menjadi kebutuhan mendesak, bukan sekadar pilihan.
“Zaman bergerak terlalu cepat untuk kita diam di tempat. Hampir semua pekerjaan kini bisa disentuh teknologi. Kalau kita tidak ikut beradaptasi, kita yang akan tertinggal,” ujarnya di hadapan ratusan peserta apel. Ia mengingatkan bahwa perubahan ini harus segera direspons oleh seluruh jajaran pemerintah dan BUMD.
Salah satu fokus utama adalah penggunaan Artificial Intelligence (AI). Menurut Qowimuddin, AI bukan hanya tren, melainkan terobosan besar yang sudah masuk ke hampir semua lini. Dari pekerjaan administratif hingga analisis bisnis, AI dinilai membuka peluang efisiensi yang sebelumnya tidak terbayangkan.
“AI bukan untuk menggantikan manusia. Ia adalah alat yang mempercepat kerja kita. Tapi alat ini hanya berguna kalau kita mau belajar menguasainya,” tegas pria yang akrab disapa Gus Qowim. Ia meminta seluruh pegawai Pemkot maupun BUMD untuk tidak takut mencoba hal baru. Belajar dan memperluas wawasan menjadi kunci untuk investasi masa depan.
Namun, ia juga menyadari sisi gelap dari kemajuan teknologi. Media sosial, yang sering digunakan masyarakat, kini menjadi medan rawan penyalahgunaan. “Batas antara kebenaran dan kepalsuan semakin tipis. Teknologi bisa jadi peluang besar, tapi juga bisa jadi bumerang jika digunakan tanpa tanggung jawab,” jelasnya.
Ia mengingatkan seluruh jajaran agar tidak mudah menyebarkan informasi tanpa verifikasi. “Mudah membagikan informasi, tapi lebih sulit mengembalikan kepercayaan publik kalau kita salah. Maka, jangan sekadar jadi pengguna, tapi jadilah pengguna yang kritis dan bijak,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, tampak jajaran Perumda Pasar Joyoboyo, Perumda BPR Bank Kota Kediri, serta PDAM Tirta Dhaha Kota Kediri. Mereka dianggap sebagai garda depan yang harus beradaptasi dengan sistem digital agar layanan publik bisa lebih transparan dan cepat.
Strategi Adaptasi Digital dalam Pemerintahan
Pengembangan digital di lingkungan pemerintahan dan BUMD memerlukan strategi yang terarah. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Pegawai harus diberikan pelatihan terkait teknologi digital, termasuk penggunaan AI dan alat lainnya.
- Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Kerja sama dengan perusahaan teknologi dapat membantu pemerintah dalam menghadapi tantangan digital.
- Peningkatan Infrastruktur: Memastikan adanya infrastruktur yang memadai untuk mendukung penggunaan teknologi.
- Pengawasan Informasi: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
Tantangan dalam Implementasi Teknologi
Meski memiliki potensi besar, implementasi teknologi juga membawa tantangan. Beberapa di antaranya adalah:
- Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua daerah memiliki anggaran yang cukup untuk mengadopsi teknologi baru.
- Ketidakpahaman Masyarakat: Banyak masyarakat masih merasa asing dengan teknologi digital.
- Risiko Keamanan Data: Penggunaan teknologi bisa meningkatkan risiko kebocoran data atau serangan siber.
- Perubahan Budaya Kerja: Perlu adanya perubahan pola pikir dan cara kerja yang lebih fleksibel.
Kesimpulan
Adopsi teknologi digital, khususnya AI, menjadi kunci dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan publik. Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin Thoha, menegaskan bahwa inovasi ini tidak boleh diabaikan. Meskipun ada tantangan, dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat, pemerintah dan BUMD dapat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan masyarakat.
