Kolaborasi AstraZeneca dan Siloam Hospitals dalam Pemanfaatan Teknologi AI untuk Diagnosis Kanker Payudara
Dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, AstraZeneca dan Siloam International Hospitals melakukan kolaborasi strategis dalam menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) di bidang komputasional patologi anatomi. Inisiatif ini dilakukan dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara pada Oktober lalu.
Teknologi yang digunakan ini mampu menganalisis citra jaringan secara digital dengan bantuan AI, sehingga meningkatkan akurasi, kecepatan, dan konsistensi diagnosis penyakit, termasuk kanker. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memberikan hasil diagnosis yang lebih tepat dan cepat, serta membantu dokter menentukan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Deteksi Kanker yang Lebih Cepat dan Akurat
Pada tahap awal, layanan laboratorium komputasional patologi anatomi berbasis AI ini tersedia di Siloam International Hospitals Lippo Village dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Inisiatif ini menjadi kolaborasi pertama di Indonesia yang menggunakan AI dalam mendeteksi tipe kanker payudara, khususnya subkategori HER2-low dan HER2-ultralow. Kedua subkategori ini memiliki tingkat kecepatan dan akurasi yang tinggi dalam diagnosis.
Dr. Grace Frelita, Chief Medical Officer Siloam Hospitals Group, menyampaikan bahwa transformasi digital bukan lagi sekadar wacana masa depan, melainkan kebutuhan nyata dalam layanan kesehatan modern. Melalui penerapan teknologi seperti computational pathology, perusahaan berkomitmen untuk memastikan setiap keputusan klinis didukung oleh data yang akurat dan analisis yang komprehensif.
Adopsi Teknologi Computational Pathology
Subkategori HER2-ultralow merupakan jenis kanker payudara baru dengan ekspresi HER2 yang sangat rendah. Sebelumnya, subkategori ini sering kali sulit terdeteksi secara manual dan kerap dianggap sebagai HER2-negatif. Namun, dengan penggunaan teknologi komputasional patologi anatomi berbasis AI, proses analisis jaringan dapat dipercepat dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Tenaga medis dapat menganalisis citra jaringan dengan presisi tinggi, mengurangi variasi interpretasi antar pengamat, serta mempercepat proses diagnostik. Kehadiran klasifikasi baru ini membuka babak baru dalam precision medicine atau pengobatan presisi, yang mana dapat membantu dokter menentukan terapi yang lebih tepat dan sesuai dengan profil biologis pasien.
Layanan Kesehatan yang Lebih Cerdas dan Inklusif
Melalui kemitraan ini, AstraZeneca dan Siloam International Hospitals berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi digital tenaga medis dalam memanfaatkan teknologi secara optimal. Hasil patologi anatomi menjadi terintegrasi dan dapat diakses secara real-time di seluruh jaringan rumah sakit Siloam di Indonesia.
Teknologi ini juga mampu memangkas waktu interpretasi patologi anatomi, pengiriman hasil, serta mempercepat pengambilan keputusan klinis. Hal ini membantu dokter menentukan pengobatan yang paling tepat bagi pasien.
Esra Erkomay, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, menjelaskan bahwa dengan menghadirkan teknologi komputasional patologi berbasis AI, perusahaan berkomitmen mempercepat adopsi inovasi yang mampu mengubah cara diagnosis dan pengobatan dilakukan. Tujuannya adalah menciptakan masa depan layanan kesehatan yang lebih cerdas dan inklusif.
Pemanfaatan AI dalam computational pathology kini memungkinkan deteksi ekspresi HER2-ultralow dengan presisi lebih tinggi—sebuah terobosan yang menandai perubahan paradigma dalam pengobatan kanker payudara yang akan semakin personal dengan hadirnya terapi target bagi pasien HER2-ultralow.
Komitmen ini sejalan dengan agenda transformasi kesehatan nasional yang digagas Kementerian Kesehatan RI. Melalui teknologi digital, pemerintah mendorong perluasan akses, peningkatan mutu dan efisiensi layanan, serta penerapan pengobatan berbasis data dan bukti ilmiah.
Tips Kesehatan Terkait Kanker Payudara
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait kanker payudara antara lain:
- Hindari penggunaan steroid secara berlebihan karena dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Perhatikan pola makan dengan menghindari makanan ‘sehat’ yang justru bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
- Waspadai gejala awal seperti ruam yang bisa menjadi tanda kanker payudara.
Dengan kesadaran yang tinggi dan penggunaan teknologi yang canggih, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mencegah dan mengatasi kanker payudara.

