ZONA GADGET
, JAKARTA – Pengalaman dengan AI dipandang sebagai investasi jangka panjang bagi PT Indosat Tbk. (ISAT) di wilayah timur Indonesia, khususnya Papua. Struktur ini akan berfungsi sebagai titik fokus untuk mendistribusi kecerdasan buatan dalam pasaran yang belum terjamah atau dikenal juga sebagai lautan biru.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilanus Nicodemus menyebutkan bahwa di sektor telekomunikasi, penanaman modal untuk pembangunan infrastruktur merupakan investasi yang berhubungan dengan strategi jangka panjang.
Manfaat yang diperoleh oleh perusahaan
telekomunikasi
Tidak mungkin terwujud dalam rentang waktu 1 sampai 2 tahun. Keuntungan akan timbul pada periode menengah hingga panjang, khususnya bagi wilayah yang belum berkembang sepenuhnya seperti Jayapura, Papua.
“Orang-orang yang mumpuni, bersiap, dan punya pandangan masa depan adalah yang bakal mengambil alih kekuatan selanjutnya. Bukan pada hari ini,” ungkap Nicodemus, Kamis (22/5/2025).
Berdasarkan data Parker, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai pasar potensial AI di Asia, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai US$70,6 miliar atau sekitar 6,4% dari total pangsa pasar AI di kawasan ini.
Posisi Indonesia berada tepat di bawah China, India, dan Jepang, yang masing-masing mendominasi pasar AI Asia dengan persentase 45,4%, 18,2%, dan 10%. Pencapaian ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki peranan strategis dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI di Asia, melampaui negara-negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, dan Singapura.
Nicodemus menambahkan pula bahwa AI sudah merombak total industri dan kategorinya. Perkiraan menyebut teknologi ini akan terus maju dengan cepat.
“Kami masih sangat mengandalkan jenis infrastruktur tersebut. Indosat pun siap bekerja sama dengan Nvidia. Selain itu, Nvidia dapat mendirikan pusat AI. Ini sesuai dengan visi Indosat,” jelas Nicodemus.
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja mengatakan Indosat harus dapat mengantisipasi sejumlah tantangan saat mendorong AI ke Papua. Tantangan tersebut antara lain ketidakstabilan koneksi dan infrastruktur hingga literasi masyarakat yang belum mumpuni.
“Jadi untuk AI menurut saya lebih baik sejalan dengan ekspansi dilakukan pengadaan mengenai penggunaan AI,” kata Daniel.
Sebelumnya, Indosat memperluas akses digital yang merata termasuk wilayah Papua. Melalui
AI
Pusat Pengalaman (AIEC) milik perusahaan bertujuan untuk memperbaiki standar pendidikan dan kesejahteraan di Papua.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Vikram Sinha menjelaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk membawa AI ke seluruh penjuru Indonesia. Pada bulan November tahun 2024, mereka sudah meluncurkan AI Factory, yaitu suatu solusi AI yang mencakup semua bidang.
Konstruksi AI Factory berlangsung sangat pesat seiring usaha perusahaan untuk mengambil kesempatan di bidang tersebut. Indosat berhasil merampungkan AI Factory hanya dalam waktu 73 hari, sementara mayoritas pihak membutuhkan durasi hingga 150 hari.
Selanjutnya, menurut Vikram, Indosat sudah menjalankan uji konsep untuk Blackwall GB2 200 di Jakarta, yaitu GPU tercanggih yang diperlukan untuk pabrik tersebut. Saat ini, Infrastrukturnya dalam bidang kecerdasan buatan semakin meluas dan kini tersedia hingga di Jayapura, Papua.
“Dan saat ini kita hadir di sini untuk memastikan bahwa bukan hanya Jakarta, bukan hanya Surabaya, dan juga bukan hanya Medan, tetapi Jayapura pun memiliki peluang yang sama untuk merasakan manfaat dari AI,” ungkap Vikram Sinha dalam pidatonya pada acara Kitorang Bisa AI, seperti dikutip dari YouTube.
Indosat Ooredoo Hutchison
, Rabu (21/5/2025).
Vikram mengatakan, bersama dengan mitranya yakni Huawei, mereka telah berkomitmen agar pengalaman menggunakan AI dapat dirasakan secara merata, bahkan lebih baik, oleh setiap orang di wilayah Indonesia Timur.
