Selasa, Desember 16, 2025
BerandaUncategorized10 Tahun Setelah Lahir, OpenAI dan Musk Jadi Lawan Berat

10 Tahun Setelah Lahir, OpenAI dan Musk Jadi Lawan Berat

Sejarah dan Perkembangan OpenAI: Dari Laboratorium Nonprofit ke Raksasa Teknologi

OpenAI didirikan pada 11 Desember 2015 sebagai laboratorium riset nonprofit. Pada awalnya, organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dengan fokus pada manfaat bagi manusia tanpa tekanan komersial atau motif keuntungan. Pendiriannya diawali oleh sejumlah tokoh teknologi seperti Elon Musk, Peter Thiel, dan Reid Hoffman, yang menjanjikan pendanaan sebesar 1 miliar dolar AS.

Misi awal OpenAI adalah memastikan bahwa AI dikembangkan secara etis dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Namun, setelah sepuluh tahun berkembang, misi tersebut nyaris terabaikan. Banyak perubahan terjadi dalam struktur dan tujuan organisasi ini, termasuk pergeseran dari nonprofit menjadi entitas komersial.

OpenAI Melejit Jadi Raksasa Komersial

OpenAI kini menjadi salah satu perusahaan AI dengan pertumbuhan tercepat. Valuasinya mencapai 500 miliar dolar AS, terutama didorong oleh kesuksesan ChatGPT selama tiga tahun terakhir. Setiap minggu, lebih dari 800 juta pengguna aktif menggunakan chatbot tersebut.

Sementara itu, pesaing baru OpenAI bernama xAI, yang didirikan oleh Elon Musk, juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. xAI diperkirakan akan menutup pendanaan sebesar 15 miliar dolar AS dengan valuasi pra-pendanaan mencapai 230 miliar dolar AS. OpenAI dan xAI kini menjadi dua pemain utama di pasar AI bersama Google, Anthropic, dan Meta.

Industri AI sedang berkembang pesat, mulai dari chatbot berbasis teks hingga video buatan AI dan bentuk konten yang lebih kompleks. Termasuk dalam pengembangan agentic AI yang digunakan perusahaan besar untuk meningkatkan produktivitas.

Biaya Infrastruktur yang Menggelegar

Untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi, OpenAI menghabiskan dana yang sangat besar. Biaya infrastruktur mencapai 1,4 triliun dolar AS, terutama untuk pusat data raksasa dan chip berdaya tinggi. Investasi ini terus meningkat, mirip dengan era awal perusahaan teknologi yang bertarung melawan perusahaan besar.

Gil Luria, analis ekuitas di D.A. Davidson, menyatakan bahwa OpenAI memiliki peran penting dalam sejarah pengembangan AI. Ia menegaskan bahwa peran itu akan tetap ada, meskipun tidak jelas apakah perannya akan sebesar Netscape atau Google.

Awal Ketegangan: Visi Nonprofit Mulai Terkikis

Pada 2016, CEO Nvidia Jensen Huang mengirimkan superkomputer DGX-1 senilai 300.000 dolar AS ke kantor OpenAI. Mesin ini menelan biaya pengembangan beberapa miliar dolar AS, namun hanya digunakan oleh Musk. Huang merasa terkejut karena mesin tersebut akan digunakan oleh organisasi nonprofit.

Idealisme nonprofit mulai tergerus saat itu, dan Musk tidak setuju dengan arah OpenAI. Pada 2017, Musk memberi peringatan kepada para co-founder bahwa ia tidak akan lagi mendanai OpenAI jika berubah menjadi startup komersial. Altman menjawab keesokan harinya bahwa ia tetap antusias dengan struktur nonprofit.

Rivalitas Altman dan Musk Semakin Terbuka

Pada Februari 2018, Musk mundur dari dewan OpenAI. Ia mengatakan langkah ini dilakukan untuk menghindari potensi konflik kepentingan karena Tesla semakin masuk ke pengembangan AI. Namun, latar belakangnya lebih kompleks.

Pada awal 2024, Musk menggugat OpenAI dan Altman, menuding keduanya meninggalkan misi awal untuk mengembangkan AI “demi manfaat umat manusia.” Ia juga kerap mengkritik kedekatan OpenAI dengan Microsoft sebagai pendukung utama. Musk bahkan mencoba mencegah transformasi OpenAI menjadi entitas for-profit dan berusaha mengakuisisi laboratorium tersebut senilai 97,4 miliar dolar AS.

Pada Oktober 2024, OpenAI merampungkan proses recapitalization dengan struktur baru yang menempatkan entitas nonprofit sebagai pemegang kendali atas bisnis for-profit yang kini berbentuk public benefit corporation bernama OpenAI Group PBC.

Anthropic dan Persaingan Baru di Pasar AI

Selain Musk, dua eks anggota tim awal OpenAI, Dario dan Daniela Amodei, juga berubah menjadi pesaing. Keduanya keluar pada akhir 2020 dan mendirikan Anthropic, yang bulan lalu mengumumkan rencana pendanaan dari Microsoft dan Nvidia. Valuasi Anthropic bisa mencapai 350 miliar dolar AS dari putaran pendanaan tersebut.

Model bahasa besar Claude milik Anthropic menjadi salah satu pesaing utama GPT besutan OpenAI. Altman bertaruh dapat memenangkan kompetisi dengan membelanjakan dana lebih besar. OpenAI menyiapkan infrastruktur bernilai lebih dari satu triliun dolar AS, sedangkan Anthropic memiliki komitmen komputasi sekitar 100 miliar dolar AS yang tersebar dalam beberapa tahun ke depan.

Investasi Raksasa dan Pasar AI yang Meledak

Menurut Luria, komitmen Anthropic dan perusahaan lain masih sesuai dengan pendanaan dan pertumbuhan yang mereka miliki. Namun ia menilai OpenAI membuat komitmen “fantastis” dengan “keyakinan samar bahwa angka itu mungkin tercapai.”

Altman mengatakan bahwa permintaan pasar cukup besar untuk mendukung rencana belanja OpenAI. “Pertumbuhan pada skala ini memang tidak biasa, tetapi itu yang kami lihat dari data sekarang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa “permintaan pasar sangat ekstrem.”

Bulan lalu, Altman menyebut pendapatan tahunan diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS pada akhir tahun dan ratusan miliar pada 2030. Pertumbuhan ini memberikan dorongan besar bagi perusahaan teknologi utama.

Oracle menandatangani kontrak infrastruktur senilai 500 miliar dolar AS dengan OpenAI untuk lima tahun. Chipmaker seperti Advanced Micro Devices (AMD) dan Broadcom juga memasukkan permintaan OpenAI dalam proyeksi multi-tahun mereka.

Namun saham Oracle anjlok 11 persen setelah pendapatan perusahaan lebih rendah dari perkiraan. Kondisi itu ikut menekan Nvidia, CoreWeave, dan saham terkait AI lainnya. Investor mulai khawatir tentang beban utang Oracle untuk membiayai ekspansi tersebut.

‘Mother of All Waves’ dan Fokus Baru OpenAI

Meski demikian, Matt Murphy dari Menlo Ventures menyebut gelombang AI saat ini sebagai “yang terbesar dalam 25 tahun.” Kombinasi model AI, chip kustom, dan pusat data berskala besar membuka peluang hasil triliunan dollar AS.

Altman baru-baru ini menetapkan status “code red” di perusahaannya dan mengalihkan sumber daya untuk mempercepat ChatGPT agar lebih cepat, lebih andal, dan lebih personal. Fokus baru ini membuat pengembangan iklan, agen kesehatan dan belanja, serta asisten pribadi bernama Pulse ditunda. Langkah ini diambil setelah Google meluncurkan Gemini 3 bulan lalu.

Pada Kamis, OpenAI memperkenalkan ChatGPT-5.2, model reasoning baru yang lebih cepat dan lebih mumpuni untuk penggunaan profesional. OpenAI juga menandatangani perjanjian konten dan ekuitas tiga tahun senilai 1 miliar dolar AS dengan Disney terkait pengembangan generator video Sora.

Altman menepis ancaman dari Google. Ia mengatakan bahwa Gemini tidak memberikan dampak sebesar yang diperkirakan perusahaan. “Saat ancaman kompetitif muncul, Anda harus fokus dan menanganinya cepat,” ujarnya. Ia memperkirakan OpenAI dapat keluar dari status code red pada Januari 2026.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular