PR GARUT –
Di tengah persaingan ketat smartphone kelas menengah, muncul satu perangkat yang sukses mencuri perhatian meski tak sempurna di semua sisi. Dengan harga yang kini turun ke kisaran Rp3 jutaan, ponsel ini tetap ramai diburu konsumen, bahkan jadi favorit banyak pengguna. Keunikannya bukan hanya dari performa, tapi juga dari sisi desain dan pengalaman pengguna yang ditawarkan.
Ponsel pintar ini memiliki desain body yang compact dan berat yang ringan sehingga terasa nyaman ketika digenggam untuk jangka waktu yang lama. Keunggulannya ada pada bentuknya yang tipis yang menjadi daya tarik tersendiri di era dimana trend smartphone cenderung besar saat ini. Akan tetapi, salah satu aspek yang sering diperdebatkan adalah bagian tepi layarnya atau bezel-nya yang agak lebar, menjadikan penampilannya mirip dengan pemasangan layar tambahan.
Walaupun desain depannya menuai pro kontra, bagian belakang telepon genggam ini malah tampak sangat mewah. Gaya minimalistik dengan modul kamera yang sederhana menghasilkan tampilan bermutu tinggi tanpa kelihatan berlebihan. Penampakan luarnya bersih dan rapih, sesuai bagi mereka yang suka keindahan yang tak mencolok.
Dari sisi layar, ponsel ini dibekali panel Super AMOLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+. Warna tajam, tingkat kecerahan tinggi, dan dukungan HDR10+ membuat pengalaman menonton video terasa menyenangkan. Refresh rate 120 Hz juga sudah disematkan, meskipun pengaturannya masih otomatis dan tidak bisa dikontrol manual.
Dalam hal audio, kualitas pengeras suara bawaan sudah termasuk memuaskan, cukup keras dan jernih. Alat ini pun mampu menayangkan video dengan resolusi mencapai 4K 60 fps; namun untuk performa optimal sebaiknya gunakan konfigurasi 30 fps, terlebih ketika merekam dalam gerakan agar lebih stabil.
Performa perangkat ini mengandalkan chipset Exynos 1380, prosesor kelas menengah besutan Samsung sendiri. Meski skor benchmark-nya tidak terlalu tinggi, performa harian terasa stabil dan mulus. Ponsel ini tidak mudah panas bahkan saat digunakan dalam waktu lama, membuatnya cocok untuk aktivitas multitasking ringan hingga sedang.
Pengalaman pengguna juga diperkuat oleh tampilan antarmuka yang ringan dan minim bloatware. Respons cepat, scrolling halus, dan perpindahan antar aplikasi terasa lancar. Hal ini menjadikannya unggulan bagi pengguna yang mengutamakan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari tanpa gangguan aplikasi tidak penting.
Dukungan RAM 8 GB (termasuk RAM virtual ekstra) bersama dengan penyimpanan internal 256 GB menambah daya tariknya. Konsumen dapat menghindari risiko kekurangan kapasitas ataupun keterlambatan ketika menjalankan berbagai aplikasi secara bersamaan. Ruang yang luas tersebut sangat sesuai untuk melengkapi data pribadi, instal software, dan koleksi konten multimedia Anda.
Beralih ke sektor kamera, ponsel ini memiliki tiga lensa utama: kamera utama, ultrawide, dan makro. Yang menarik, hasil kamera utama dan ultrawide nyaris tidak bisa dibedakan kualitasnya. Warna yang dihasilkan konsisten dan tajam, sesuatu yang jarang ditemukan di kelas harga serupa.
Ponsel ini mampu merekam video hingga resolusi 4K 30 fps. Namun, fitur stabilisasi gambar baru bekerja optimal di mode 30 fps. Jika merekam dalam 60 fps, video cenderung kurang stabil. Hal yang sama berlaku untuk kamera depan, yang menghasilkan video terbaik di 30 fps dibandingkan 60 fps.
Sayangnya, walaupun telah diperbaharui dengan sistem operasi Android, perangkat tersebut tidak memperoleh tambahan fitur kecerdasan buatan paling baru dari merek itu. Ini mungkin tak menjadi hal utama bagi beberapa orang, namun penting disebutkan khususnya untuk para penggemar mencoba fungsi-fungsi maju.
Ponsel ini mungkin bukan yang paling sempurna di kelasnya, tapi kombinasi desain menarik, performa stabil, dan kamera mumpuni menjadikannya pilihan yang tetap relevan di tahun ini. Dengan harga sekitar Rp3 juta, perangkat ini masih jadi opsi menarik untuk pengguna yang ingin ponsel stylish dengan pengalaman mulus.***
