Zona Gadget
Artificial Intelligence
(AI) dan Coding bakal menjadi pelajaran di sekolah.
Kedua subjek tersebut akan diajarkan mulai di tingkat Sekolah Dasar (SD), yang merupakan tahap awal pendidikan formal.
Berdasarkan laporan dari TribunTimur.com, materi tentang coding dan kecerdasan buatan sudah disusun dalam sebuah kurikulum.
Rencana lainnya adalah para guru juga akan mendapatkan pelatihan tentang kecerdasan buatan dan pemrograman sebelum memulai pengajaran.
Pemrograman merupakan kegiatan mengarang kode atau perintah dengan menggunakan bahasa pemrograman yang bisa dipahami oleh komputer sehingga dapat melaksanakan tugas atau fungsionalitas spesifik.
Proses ini memungkinkan kita membuat perangkat lunak, aplikasi, situs web, dan banyak lagi.
Pada saat bersamaan, Kecerdasan Buatan (AI) merujuk kepada kapabilitas dari sistem perangkat lunak untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang umumnya dikaitkan dengan keterampilan pikiran manusia, termasuk belajar, menganalisis logis, menyelesaikan persoalan, memahami informasi sensorik, serta membuat pilihan atau putusan.
Bidang ini merupakan studi di dunia teknologi informasi yang berfokus pada pengembangan serta analisis algoritma dan software yang membolehkan mesin untuk menafsirkan realitas sekitarnya dengan cerdas dan melakukan tugas-tugas secara otomatis demi mewujudkan hasil terbaik sesuai sasaran tertentu.
Alat semacam itu bisa dinamakan kecerdasan buatan.
Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti, pelatihan itu sejenis dengan sertifikasi guru.
Kelak, akan terbentuk sebuah organisasi independen yang berkolaborasi dengan Kemendikdasmen guna menyediakan pelatihan tentang kecerdasan buatan dan pemrograman bagi guru-guru.
“Jadi kan modelnya begini, sekarang kan prodi AI itu belum ada yang meluluskannya, dan kami baru akan melalui ide mereka, ada yang mitra yang sudah menawarkan untuk 1000 beasiswa untuk mereka yang mengambil program S1 AI,” kata Abdul Muti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).
“Nah sekarang adalah guru yang ada ini kita berikan pelatihan AI, jadi memang semacam sertifikasi itu yang nanti lebih sebagai kompetensi pendukung. Tapi memang ini kita berikan, kita buka kesempatan untuk guru yang punya dasar-dasar untuk penggunaan teknologi informasi dan teknologi digital itu,” tambah Muti.
Kedua mata pelajaran tersebut juga akan diterapkan secara opsional bagi murid SD hingga SMA/SMK.
“(Mata pelajaran) coding sudah selesai, AI juga sudah selesai, sekarang kita tinggal persiapan dasar hukumnya, penerbitan peraturan menterinya,” kata Abdul Muti.
Saat ditanya soal beban biaya pelatihan, Mendikdasmen Abdul Muti berharap para guru tak dibebankan biaya pelatihan.
“Mudah-mudahan tidak, dan sudah ada mitra yang menawarkan pelatihan 1 juta guru untuk pelatihan AI,”ujar Muti.
Abdul Muti  juga mengatakan sudah ada siswa SD yang belajar mata pelajaran kecerdasan buatan atau AI.
Hal tersebut dikatakan Muti saat ditanya terkait mata pelajaran tersebut usai Kemendikdasmen rampung membentuk kurikulumnya.
“Sekarang kita tinggal persiapan dasar hukumnya, penerbitan peraturan menterinya, dan pelatihan gurunya, serta mesinkronkan antara pengajaran AI ini dengan sertifikasi guru supaya guru yang mengajar AI juga dapat diakui sehingga mendapatkan tujuan sertifikasi,” kata dia.
Muti mengatakan bahwa proyek percontohan untuk mata pelajaran ini telah dijalankan, namun dia tidak memberikan informasi spesifik tentang sekolah apa yang dimaksud dan tidak menerangkan dengan rinci.
“Sekolah negeri maupun swasta. Kini semakin banyak sekolah swasta yang telah menerapkannya, termasuk sejak tingkat dasar seperti kelas 1 SD hingga pemberlakuan AI dan pemrograman,” demikian katanya. (*)
Artikel ini sudah dipublikasikan di
Tribun-Timur.com
