Zona Gadget, Jakarta
– Kemendikdasmen berencana untuk mengimplementasikan dua subjek tambahan ke dalam kurikulum yang akan datang.
Keduanya merupakan subjek tentang pemrograman serta kecerdasan buatan (AI).
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyinggung bahwa sebelum memulai pengajaran, para guru akan menerima pelatihan tentang subjek AI dan pemrograman.
Menurut dia, pelatihan itu sebenarnya lebih dekat ke bentuk sertifikasi untuk guru.
Kelak akan ada organisasi non-pemerintah yang berkolaborasi dengan Kemendikdasmen guna menyediakan pelatihan tentang kecerdasan buatan dan pemrograman bagi para pendidik.
“Ini adalah konsepnya: saat ini tidak ada yang lulus dari jurusan AI, jadi kami hanya mempertimbangkan ide mereka. Sebuah perusahaan telah menyediakan 1.000 beasiswa bagi para mahasiswa yang mendaftar dalam program Sarjana AI,” ungkap Abdul Mu’ti di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat pada hari Selasa, tanggal 29 April 2025.
“Jadi saat ini para guru yang sudah ada akan mendapatkan pelatihan tentang Artificial Intelligence, sehingga hal tersebut pada akhirnya akan menjadi suatu bentuk sertifikat yang dapat meningkatkan keterampilan mereka. Namun demikian, kami membuka kesempatan bagi guru-guru dengan pengetahuan awal dalam pemanfaatan teknologi informasi dan digital.” kata Mu’ti.
Ke dua subjek pendidikan itu pun akan dijalankan sebagai pilihan untuk siswa dari SD sampai SMA/SMK.
“Coding telah diselesaikan, kecerdasan buatan pun sudah rampung, kini kita hanya perlu mempersiapkan aspek hukum dasarnya serta mengeluarkan regulasi dari menteri,” jelasnya.
Ketika diminta untuk membahas tentang biaya pelatihan, Mu’ti menginginkan agar tidak ada biaya yang dikenakan kepada para guru terkait pelatihan tersebut.
“Semoga tidak, dan telah ada partner yang mengusulkan program pelatihan bagi 1 juta guru dalam bidang AI,” katanya kembali.
Mu’ti juga menyebutkan bahwa telah ada murid SD yang mempelajari mata pelajaran tentang kecerdasan buatan atau AI.
Itu yang disampaikan oleh Mu’ti ketika dimintai pendapat tentang subjek itu setelah Kemendikdasmen selesai merancang kurikulumnya.
“Kini kita hanya perlu mempersiapkan landasan hukumnya, menerbitkan aturan menterinya, dan melaksanakan pelatihan bagi para guru, serta menyesuaikan metode pengajaran kecerdasan buatan ini dengan sistem sertifikasi guru agar guru-guru yang mengajarkan AI pun bisa dikenali dan mencapai tujuan sertifikasi,” jelasnya.
Untuk prototipe proyek dari subjek pembelajaran ini, Mu’ti mengatakan bahwa telah diimplementasikan, namun ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang sekolah apa itu.
“Sekolah baik negeri maupun swasta. Saat ini, banyak di antara sekolah swasta yang telah menerapkan hal tersebut, termasuk sejak tingkat dasar seperti kelas 1 SD hingga pemberlakuan AI dan pemrograman,” demikian katanya.
(tribun network/den/wly)
