
ZONAGADGET
– Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengonfirmasi bahwa AI dan pendidikan kecerdasan buatan akan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah-sekolah di Indonesia.
Program ini bakal diterapkan di atas 16.000 sekolah seantero Indonesia. Ungkapan itu disampaikan oleh Gibran ketika turut serta dalam kegiatan yang bernama Peluang Kerja Kreatif Bersama AI di Universitas Bina Nusantara (Binus) di Jakarta Barat, tepat pada hari peringatan Hari Pendidikan Nasional, Jumat, 2 Mei 2025.
“Kita akan memulai penerapan kurikulum AI pada awal tahun ajaran baru,” ujarnya ketika menyampaikan sambutannya.
Gibran mengatakan bahwa mata pelajaran kecerdasan buatan (AI) ini tak akan terbatas pada satu tahapan pendidikan, melainkan akan diperkenalkan mulai dari level Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“AI akan diajar mulai dari SD, SMP, SMA, hingga SMK,” tambahnya.
Kapan Program Dimulai?
Menurut Gibran, kebijakan ini direncanakan untuk diimplementasikan pada awal tahun ajaran baru 2025/2026. Dengan demikian, diperkirakan akan dimuali pada pertengahan Juli 2025 seperti yang umumnya berlaku.
Menurut jadwal kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, awal tahun ajaran baru umumnya bertepatan dengan minggu ke tiga di bulan Juli, tepatnya antara tanggal 14 sampai 21 Juli 2025.
Disebut juga bahwa program tersebut telah mendapatkan diskusi dalam pertemuan tertutup dengan Menteri Pendidikan serta sejumlah pejabat pemerintahan lainnya.
Di samping itu, pihak berwenang sedang menyiapkan semua kebutuhan, termasuk revisi kurikulum, peningkatan kapabilitas para pengajar, perumusan aturan-aturan, serta konstruksi fasilitas teknologi pendukungnya.
Optimisme Gibran Atasi Ketakutan Publik
Gibran juga menanggapi kekhawatiran masyarakat soal kemungkinan AI menggantikan peran manusia.
Ia menjelaskan bahwa AI tidak akan menggantikan manusia secara langsung, namun mereka yang tidak memanfaatkan teknologi ini akan tertinggal.
“AI tidak akan menggantikan manusia, tapi orang yang tidak menggunakan AI akan dikalahkan oleh mereka yang menggunakan AI,” ucap Gibran.
“Jasa Marga sudah pakai AI, stafnya anak-anak muda semua, mereka bisa melihat trafik di sepanjang ruas-ruas tol, jadi bisa tahu kapan harus dibikin
one way
atau
contraflow,”
katanya lagi.
Selain itu, teknologi AI juga sudah digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui kamera pengenal wajah canggih.
Dalam unggahan videonya di Instagram, Gibran juga menekankan pentingnya integrasi teknologi seperti AI dan
coding
ke dalam sistem pendidikan nasional.
Untuk SMK, materi pelajaran nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri, agar lulusan bisa langsung siap kerja.
Gibran optimistis bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku utama dalam perkembangan teknologi.
“Indonesia ini tidak pernah kehabisan anak-anak pintar,” ujarnya.
Melalui aturan baru tersebut, pemerintah bertujuan agar para pelajar di Indonesia menjadi lebih terampil dalam menghadapi era serba digital dan bergantung pada teknologi yang kian mendominasi masa depan. ***

