Jumat, Desember 5, 2025
BerandaappleXiaomi Ungguli iPhone dalam Pasar Utama Apple

Xiaomi Ungguli iPhone dalam Pasar Utama Apple


Zona Gadget

– Kanalis, sebuah perusahaan penelitian, baru saja menerbitkan laporannya yang menggambarkan situasi pasaran ponsel pintar di Tiongkok untuk periode kuartal pertama tahun 2025 (antara Januari dan Maret).

Menurut laporan itu, Xiaomi berada di puncak pasar di negeri asalnya, unggul atas merk lain seperti Apple.

Hal ini menunjukkan bahwa dominasi iPhone di China semakin tergerus. Padahal, China adalah salah satu pasar terbesar Apple, selain Amerika Serikat (AS).

Di tahun 2023 kemarin, perusahaan penelitian IDC melaporkan bahwa Apple menjadi pemimpin dalam pasar smartphone China dengan memiliki pangsa pasar sebesar 17,3 persen.

Pada saat tersebut, Apple berhasil unggul atas para penjual ponsel pintar lokal di China, seperti Honor yang memiliki 17,1% pangsa pasar, Oppo dengan 16,7%, Vivo mencapai 16,5%, serta Xiaomi meraih 13,2%.

Namun, konflik geopolitis dan perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok sepertinya memberikan dampak signifikan pada persepsi negatif terkait produk Apple di China.

Momentum ini lantas menjadi keuntungan produk lokal yang kini menguasai pasar dalam Negeri Tirai Bambu.

Xiaomi jawara di China

Berdasarkan laporan terkini dari Canalys, Xiaomi telah mengirimkan sebanyak 13,3 juta unit telepon genggam di kuartal awal tahun 2025 dan berhasil mendapatkan bagian pasaran senilai 19%.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan kuartal yang serupa di tahun 2024.
year-on-year
/YoY) dengan pertumbuhan 40 persen.

Di kuartal pertama tahun 2024, perusahaan pembuat smartphone tersebut mengirim sebanyak 9,5 juta unit telepon seluler dan berhasil memperoleh pangsa pasar sebesar 14%.

Pertumbuhan Xiaomi itu tercatat yang paling besar dibanding merek smartphone lainnya yang mayoritas mengantongi pertumbuhan di bawah 10 persen.

Menurut analis Canalys, Toby Zhu, performa Xiaomi itu merupakan buah dari sinergi antara ekosistem produk perusahaan dengan strategi distribusi yang dinilai efektif.

“Harga (produk Xiaomi) baik online maupun offline yang konsisten, meyakinkan konsumen melakukan pembelian di bawah skema subsidi,” kata Toby Zhu, dikutip
KompasTekno
dari situs resmi Canalys, Kamis (1/5/2025).

“Portofolionya yang luas mulai dari perangkat
wearable
, dari PC sampai AIoT dan kendaraan listrik, membuat produk mereka kompetitif dan mendorong pelanggan untuk membeli.
bundling
,” lanjut Toby.

Namun, Canalys tidak merinci model ponsel mana yang paling laris hingga mendongkrak pertumbuhan Xiaomi pada kuartal awal ini.

Di peringkat kedua, ada Huawei dengan total pengiriman smartphone 13 juta unit pada kuartal I-2025. Vendor smartphone ini membukukan pertumbuhan 12 persen YoY, karena pada kuartal I-2024 hanya mengirimkan 11,7 juta unit dan pangsa pasar 17 persen.

Berdasarkan laporan dari Canalys, pertumbuhan Huawei disokong oleh strategi pendistribusian yang solid. Di samping itu, perilisan Huawei Purex Fold semakin memperkuat posisinya dalam persaingan pada segmen telepon genggam fleksibel.

Di samping itu, Huawei juga mempercepat peluncuran sistem operasi bikinannya, HarmonyOS Next untuk memperkuat lanskap sistem operasi domestiknya serta meningkatkan keunggulan perusahaan dibanding kompetitor.

Oppo dan Vivo membuntuti Huawei di peringkat ketiga dan empat. Oppo membukukan pertumbuhan -3 persen YoY dengan total unit terkirim pada kuartal I-2025 sebanyak 10,6 persen.

Selanjutnya, Vivo mengirimi pasar sebanyak 10,4 juta unit telepon genggam, naik 2% secara tahun ke tahun. Di posisi lima besar, Apple mendapat tempat dengan pengiriman 9,2 juta unit iPhone pada kuarter pertama tahun 2025 di China.

Performanya mencatatkan penurunan 8% secara tahunan karena di kuartal I-2024, Apple mengirimkan kurang lebih 10 juta perangkat telepon seluler.

Rincian lima perusahaan pembuat ponsel pintar teratas untuk kuarter I-2025 di China menurut data Canalys dapat Anda temukan dalam daftar berikut.

  1. Xiaomi – 19 persen
  2. Huawei – 18 persen
  3. Oppo – 15 persen
  4. Vivo – 15 persen
  5. Apple – 13 persen

Sebab-sebab Kegagalan Apple di Pasar China

Penurunan penjualan iPhone di China telah dimulai pada tahun lalu dan kemudian berlanjut sampai kuartal pertama tahun 2025.

Pada laporan finansial Apple untuk kuartal pertama tahun fiskal 2025, pendapatan dari penjualan iPhone di pasaran Cina menunjukkan penurunan sebanyak 11,1%. Hal ini menjadi penyusutan tertinggi dalam histori pasar itu sejak penjualan iPhone merosot hampir 13% pada periode kuartal pertama tahun 2024.

Pendapatan Apple mengalami kemerosotan yang cukup besar karena adanya pengaruh dari China. Negara ini merupakan salah satu pasarnya utama untuk produk iPhone. Penyebab turunnya popularitas iPhone di Negeri Tirai Bambu tersebut antara lain dampak dari sengketa “Perang Dagang” antara Amerika Serikat dan Cina dalam beberapa tahun belakangan.

Bahkan, timbul perasaan negatif ketika seseorang menggunakan iPhone dikira sebagai sesuatu yang memalukan oleh sejumlah konsumen, demikian tertulis dalam laporannya.
South Morning Post
, sebagaimana dirangkum
KompasTekno
dari
9to5Mac.

Selain itu, menurut analis dari TF International Securities, Ming-Chi Kuo yang kerap membahas soal produk Apple, menyebut salah satu faktor penurunan iPhone di China adalah minimnya inovasi, terutama di iPhone 16 Series.

Ia mengatakan, iPhone 16 series tidak membawa banyak peningkatan dibanding pendahulunya.

Menurut dia, hal itu kurang menarik pembeli untuk melakukan
upgrade
dari iPhone mode lama. Salah satu peningkatan yang dibawa iPhone 16 series adalah kehadiran fitur kecerdasan buatan/
artificial intelligence
(AI) Apple Intelligence.

Apple Intelligence hadir untuk semua model, yakni iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max. Hal itu berbeda dengan iPhone 15, di mana Apple Intelligence hanya hadir di iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max saja.

Akan tetapi, menurut Kuo, Apple Intelligence belum cukup mampu menarik konsumen. Kuo mengutip survei dari Sell Cell yang menemukan bahwa 73 persen pengguna Apple Intelligence tidak puas dengan fitur AI itu.

Mereka menganggap Apple Intelligence hanya menambah sedikit nilai iPhone baru, bahkan ada yang merasa tidak ada peningkatan yang berarti.

“Survei sebelumnya (dari Sell Cell) menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna iPhone tidak tertarik dengan Apple Intelligence, sesuai dengan survei
supply chain
terakhir saya, yang mengindikasikan bahwa Apple Intelligence tidak mendongkrak permintaan penggantian iPhone,” tulis Kuo.

Kuo mengatakan, promosi Apple Intelligence cukup menantang bagi Apple. Di saat pengumuman pertamanya di acara Worldwide Developer Conference (WWDC 2024) lalu, Apple Intelligence cukup mendapat perhatian.

Akan tetapi, seiring waktu,
hype
-nya menurun dibanding layanan sejenis, seperti Galaxy AI di Samsung.

“Saya bukannya pesimis dengan proyek jangka panjang Apple Intelligence. Namun, mengingat poin-poin di atas, tidak ada bukti bahwa Apple Intelligence bisa mendukung siklus penggantian perangkat keras atau bisnis layanan (Apple),” kata Kuo.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular