Jumat, Desember 5, 2025
BerandaastronomyMisteri "Minimoon"?: Apakah Batu Bulan Ini Hilang dan Mengorbit Bumi?

Misteri “Minimoon”?: Apakah Batu Bulan Ini Hilang dan Mengorbit Bumi?


Zona Gadget

– bayangkan saja ada batu kecil berukuran tidak lebih dari sebuah kendaraan van yang melayang-layang di ruang angkasa mendekati orbit bumi –bukan sebagai satelit hasil produksi manusia,tetapi menjadi elemen alami dalam cerita tentang tata surya kita.

Batu kecil ini tak sekadar asteroid normal, tetapi sepotong fragmen dari Bulan yang “dilepaskan” jarak jauh dari sumberasalnya ribuan tahun silam. Ini adalah cerita mengenai 2024 PT5, objek tersebut.
minimoon
misterius, lalu apakah yang dapat dia ungkapkan mengenai tata surya kita?

Di bulan Agustus tahun 2024, tim astronom dari Afrika Selatan mengidentifikasi suatu benda kecil dengan gerakan amat perlahan mendekati Bumi. Setelah itu, benda tersebut diberi nama 2024 PT5 dan menjadi pusat minat bagi kalangan peneliti akibat kelajuannya yang rendah yaitu hanya mencapai 4,5 mil per jam atau setara dengan kira-kira dua meter tiap detiknya.

Kecepatan tersebut menjadikan obyek sebagai sasaran utama bagi Mission Accessible Near-Earth Object Survey (MANOS). Proyek ini berfokus pada pencarian dan analisis benda-benda di dekat Bumi yang dapat dengan mudah dicapai oleh pesawat ruang angkasa.

Dr. Teddy Kareta dari observatorium Lowell di Arizona menyebutkan bahwa bila terdapat satu batu semacam ini saja, hal tersebut bisa jadi hanyalah suatu kebetulan. Akan tetapi, lanjutnya, “Jika ditemukan dua buah, maka kita cukup meyakini adanya kelompok atau populasi.” Hal tersebut disampaikannya pada Konferensi Ilmiah Lunar dan Penelitian Planet Mars ke-56 yang berlangsung di Texas.

Batu dari Bulan?

Studi tentang PT5 tahun 2024 menyatakan bahwa strukturnya serupa dengan contoh material bulanan yang diambil kembali melalui program Apollo serta misi Luna 24 dari Uni Soviet. Batu-batu berdiameter sekitar 8 hingga 12 meter tersebut bukanlah tipe meteoroid umumnya. Menurut para peneliti, kemungkinan besar mereka timbul akibat dampak objek ruang angkasa pada permukaan Bulan sehingga memunculkan fragmen yang dilepaskan ke luar angkasa.

“Harapan kami adalah dapat menautkan bahan ini ke tempat asalnya di bulan,” kata Kareta. Hal itu sangatlah penting sebab tabrakan atau pembentukan kawah merupakan metode utama dalam memformat permukaan planet-planet yang tak memiliki plat tectonics atau air.

Sama seperti Kendaraan Berganti Haluan di Jalan Bebas Hambatan

Walaupun dinamai sebagai “minimoon”, asteroid 2024 PT5 ternyata tidak betul-betulan mengelilingi Bumi secara tetap. Ini hanyalah sementara saja berada dalam lintasan yang dekat dengan Bumi, mirip ketika sebuah mobil beralih jalur lalu sejajar dengan kendaraan lain di jalan tol sebelum kembali ke jalurnya sendiri. Di akhir bulan September 2024, obyek tersebut sudah mulai melintasi area lebih jauh; meski demikian, perkiraannya menyebutkan bahwa ia bakal kembali memasuki posisi paralel terhadap Bumi pada tahun 2055.

Kareta membandingkannya dengan “dua mobil di jalan tol, satu berada di jalur dalam dan satu di jalur luar, tapi bergerak dengan kecepatan hampir sama.”

Pendahulunya: Kamo’oalewa

2024 PT5 bukan satu-satunya fragmen Bulan yang ditemukan. Pada 2021, ilmuwan mengidentifikasi objek serupa bernama Kamo’oalewa, yang telah berada di orbit mirip Bumi sejak ditemukan pada 2016. Kamo’oalewa lebih besar dan tampaknya telah lebih lama terpapar sinar kosmik dan radiasi matahari, menunjukkan ia sudah lama mengambang di luar angkasa.

Uniknya, orbit Kamo’oalewa membuatnya tetap dekat dengan Bumi selama beberapa tahun, walaupun ia tidak benar-benar mengorbit planet kita. Berbeda dengan 2024 PT5 yang hanya “melintas sebentar”, Kamo’oalewa seperti mobil yang tetap di jalur sejajar, menempel dalam kecepatan konstan.

Populasi yang Tersembunyi?

Penemuan dua fragmen Bulan ini mengarah pada kemungkinan adanya populasi yang lebih besar dari “minimoon” di sekitar Bumi yang belum terdeteksi.

Jika ada lebih banyak fragmen Bulan tersembunyi di antara Near-Earth Objects (NEOs) yang kita amati, bisa jadi selama ini beberapa dari mereka diklasifikasikan secara salah. Hal ini bukan hanya berdampak pada pengetahuan kita tentang asal usul objek-objek itu, tetapi juga pada pemahaman kita terhadap risiko tumbukan benda langit dengan Bumi.

Meski begitu, Kareta menenangkan bahwa kemungkinan ancaman dari objek-objek ini sangat kecil. “Hampir pasti tidak,” katanya. “Tapi tetap harus dibuktikan.”

Dengan adanya teleskop besar seperti Vera Rubin Observatory yang akan segera beroperasi, para ilmuwan berharap dapat menemukan lebih banyak objek samar seperti 2024 PT5. Sementara itu, tim MANOS akan terus mencari fragmen-fragmen lainnya — karena dari satu batu, kini mereka punya dua. Dan mungkin, dua hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular