
PR GARUT-
Suatu rute baru tengah dirintis di inti Pulau Sumatera. Tak cuma sembarang proyek konstruksi, Jalur Tol Palembang-Jambi telah berkembang menjadi koridor optimisme baru untuk integrasi dan pertumbuhan ekonomi regional. Dibalik suara alat berat serta debu dari proses pembangunan tersebut, terdapat niat luhur yaitu menghemat waktu, meningkatkan sirkulasi komoditas, serta menyingkap potensi daerah-daerah yang sebelumnya tertutup akibat batas-batas fisik dalam hal aksesibilitas.
Proyek tol ini tidak sembarang. Ini merupakan elemen penting dari Sistem Jalur Bebas Hambatan Trans Sumatera, sebuah program nasional vital yang berfungsi mengintegrasikan seluruh ekstrem pulau Sumatera. Setelah selesai, kota Palembang dan Jambi dapat saling terhubung dengan durasi perjalanan kurang dari 6 sampai 7 jam, jauh lebih singkat ketimbang perjalanan tradisional yang memakan waktu 10 jam lamanya serta sangat melelahkan.
Sampai akhir Mei 2025, beberapa jalan utama sudah memperlihatkan kemajuan yang menggembirakan:
* Jalan tol Palembang–Indralaya yang memiliki panjang 21,58 km sudah berfungsi sepenuhnya dan bertindak sebagai pintu masuk utama jalan tol menuju ibu kota Sumatera Selatan.
* Tol Kayu Agung–Palembang–Betung (111,69 km), yang menjadi penghubung strategis menuju timur laut, kini telah membuka 37,62 km untuk umum.
* Jalan tol Indralaya–Muara Enim (118,70 km) sudah berfungsi seluruhnya hingga 64,70 km, menjadikannya jalur utama ke daerah tambang dan pabrik di Sumatera.
* Sementara Tol Betung–Jambi (170,70 km) perlahan menunjukkan bentuk, dengan 34,10 km yang kini telah bisa digunakan.
Jika dijumlahkan, lebih dari 150 kilometer ruas tol dari total lebih dari 500 kilometer kini sudah bisa dinikmati masyarakat. Dan angka itu terus bertambah setiap minggunya.
Proyek ini tidak sekadar menghubungkan dua pusat kota utama, tetapi juga menciptakan jaringan ekonomi baru di beberapa daerah seperti Muara Jambi, Batang Hari, Banyuasin, sampai ke Musi Banyuasin. Diharapkan dengan adanya akses yang lebih mudah ini dapat mendorong pertumbuhan investasi, meningkatkan sistem suplai logistik, dan menyegarkan industri pariwisata setempat yang sebelumnya jarang dikunjungi turis.
Tak hanya soal jarak dan waktu, kehadiran tol ini juga akan membawa dampak besar terhadap aspek keselamatan berkendara. Jalan nasional yang selama ini penuh kendaraan berat dan rawan kecelakaan akan sedikit demi sedikit berkurang bebannya.
Sementara aspal masih digelar dan beton masih dicetak, masyarakat Sumatera kini bisa mulai membayangkan: bagaimana rasanya menjelajahi provinsi demi provinsi tanpa harus menahan pegal berjam-jam. Tol Palembang–Jambi adalah cerita baru tentang harapan, konektivitas, dan masa depan Sumatera yang lebih cepat, lebih dekat, dan lebih bersaing di level nasional.***

