Zona Gadget
Mendirikan sekat tak hanya di antara orang perorangan, tetapi juga melawan dunia digital yang nyaris merusak hidup kita hari ini.
Tentu saja, dunia digital membuka berbagai macam kesempatan, entah itu di bidang pendidikan, pekerjaan, usaha, ataupun interaksi sosial individu dan kelompok. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kita tidak boleh mengabaikan kenyataan hidup sehari-hari.
Dilansir dari laman
Small Biz Technology
Pada hari Sabtu (10/05), berikut adalah 6 alasannya kenapa beberapa orang dapat maju tanpa perlu banyak waktu untuk bergaul.
scrolling
media sosial :
1. Mereka menjaga privasi pikirannya
Kita diserbu dengan berbagai informasi tiap momen, baik ketika sedang menunggu maupun saat istirahat makan siang, hingga di perempatan jalan pun tidak luput dari bombardir ini. Deretan notifikasi dan pembaruan yang tak putus-putusnya bisa membuat pikiran kita kewalahan.
Namun, bagi mereka yang berhasil bertahan dalam serangan notifikasi media sosial ini mengetahui bahwa membanjiri pikiran dengan hingar bingar, berita tentang artis terkenal, atau deretan kliping tak ada habisnya, akan meninggalkan sangat sedikit tempat untuk kreasi, pertimbangan mendalam, ataupun sekadar waktu tenang.
2. Mereka menekankan pentingnya hubungan yang sungguhan.
Memegang ponsel dan menggulir gambar-gambar kenalan bisa menciptakan perasaan dekat. Akan tetapi, persahabatan sungguhan memerlukan lebih daripada hanya menyentuh ikon hati pada unggahan perjalanan seseorang.
Orang-orang yang sepertinya sangat berhasil dalam kehidupan ini dengan sengaja membangun ikatan yang lebih erat. Alih-alih sekadar mengunggah foto-foto terkini di Instagram, mereka cenderung menelepon atau bahkan datang langsung untuk bertamu.
Ini amatlah vital sebab manusia berharap akan adanya hubungan yang ikhlas. Menggulirkan laman media sosial kerapkali menimbulkan perasaan kesunyian, layaknya Anda hanya melihat cuplikan kehidupan oranglain yang telah dipilih dan disusun sedemikian rupa tanpa sungguh-sunguh terhubung atau terlibat secara mendalam dengannya.
Sebuah studi dari Universitas Pennsylvania mengungkap bahwa berkurangnya penggunaan media sosial dapat mengakibatkan peningkatan yang signifikan dalam hal pengurangan rasa kesepian dan depresi.
3. Energi mereka dialirkan ke dalam tugas yang bermaksud
Hidup kita diwarnai oleh kebiasaan sibuk, namun lucunya, kesibukan ini kerap jatuh pada perangkap tipu muslihat dari notifikasi sosmed. Namun demikian, mereka enggan memperbolehkan dirinya terseret begitu saja oleh aktivitas scroll-media sosial yang merugikan dan melelahkan.
Mereka justru menyalurkan energi tersebut ke arah hal-hal yang bermanfaat seperti pekerjaan, proyek favorit, atau pun belajar ketrampilan baru.
4. Mereka menjaga kesejahteraan emosionalnya
Media sosial dapat membangkitkan rasa iri, kecemasan, dan rasa tidak cukup yang terus-menerus. Kamu dapat melihat cerita yang dikuratori dari orang-orang yang berkeliling dunia, memamerkan kesuksesan mereka, dan segala sesuatu di antaranya.
Sementara itu, kamu berurusan dengan realitas duniawi dari kehidupan sehari-hari.
Scrolling
media sosial terus-menerus mengarah pada perbandingan yang konstan.
Orang-orang yang benar-benar berkembang tidak ingin menjadi bagian dari roller coaster emosional itu. Mereka lebih suka menjaga kedamaian mereka.
Dengan mengurangi waktu melihat-lihat cerita kehidupan orang lain, mereka menyimpan tenaga emosi untuk perkembangan diri, mencapai tujuan, serta hubungan di dunia fisik.
5. Mereka mengenali waktu sebagai aset yang tidak dapat dipulihkan
Kamu mengambil ponsel, membuka sebuah aplikasi, dan dua puluh menit menghilang. Itu mungkin tidak tampak seperti masalah besar pada awalnya, tetapi tambahkan jika itu terjadi selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan.
Warren Buffett terkenal berkata, “Orang kaya berinvestasi dalam waktu, orang miskin berinvestasi dalam uang.” Mereka yang dapat mematikan kebisingan memperlakukan setiap menit seperti emas.
Mereka tidak akan menyia-nyiakannya untuk selfie tanpa akhir dan video tarian yang viral. Sebaliknya, mereka mencurahkan sumber daya berharga itu untuk membaca buku, pergi ke gym, bertukar pikiran tentang ide bisnis, atau hanya menikmati momen tenang dari istirahat.
6. Mereka membentuk kehidupan yang benar-benar memuaskan
Mereka yang mampu berkembang tanpa menghabiskan waktu dengan scrollinh media sosial, lebih tertarik pada pengalaman perjalanan, pekerjaan yang bermakna, menjadi sukarelawan, membangun hubungan yang kuat, atau menciptakan seni.
Mereka mengerti bahwa ingatan dan pertumbuhan yang sebenarnya berasal dari melakukan, bukan hanya menonton. Menggulir melalui pengalaman yang dikuratori orang lain dapat menempatkan kamu di kursi penumpang dalam hidup sendiri.
Sedangkan berfokus pada perjalanan sendiri dan menjauh dari umpan digital yang konstan dapat melepaskan rasa penemuan diri yang diperbarui.
Menurut informasi dari situs Badan Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kota Cirebon di hari Sabtu (10/05), sebaiknya kita menerapkan hal yang disebut sebagai
digital detox
Berdasarkan studi tersebut, aktivitas itu dapat mendukung perbaikan keseimbangan kehidupan dan juga kesejahteraan emosional.
Untuk melakukan
digital detox
yang disebutkan, Anda dapat memilih lamanya penggunaan, menonaktifkan notifikasi yang menganggu, menukar aktivitas tersebut dengan kegiataan offline, dan juga menetapkan waktu tanpa gadget.

