Zona Gadget,
JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang digunakan dalam proses diagnosa.
malaria
.
Sistem maju ini dikembangkan untuk secara otomatis mengidentifikasi status infeksi malaria pada pasien dengan menganalisis detail dari mikrofotografi preparat thin smear dan thick smear.
Kepala Pusat Penelitian tentang Kecerdasan Buatan dan Keamanan Siber di BRIN, Anto Satriyo Nugroho, menyebutkan bahwa data yang dipakai dalam pengembangan ini diperoleh dari seluruh wilayah Indonesia. Hal itu membuat sistem mampu mendeteksi berbagai jenis parasit penyakit malaria.
Menariknya, pengerjaan proyek sistem ini menggunakan teknik ekstraksi ciri morfo-geometrik yang membantu kecerdasan buatan dalam mendeteksi sifat-sifat dimensi dan bentuk dari sel darah yang telah terserang penyakit,” ungkap Anto ketika menjadi salah satu narasumber pada acara webinar berjudul Penelitian Kecerdasan Buatan di Indonesia yang diselenggarakan oleh Summit Institute of Development (SID) Indonesia, kemarin Jumat tanggal 27 Maret.
Dia mengaku bahwa ada hambatan dalam pengembangan sistem diagnosa malaria, terutama karena perubahan bentuk parasit malaria sepanjang siklus hidup nyamuk tersebut.
“Perubahan morfologi parasit malaria selama siklus hidupnya menjadi tantangan untuk diagnosis dan menjadi perhatian. Kami di BRIN sangat optimis bahwa penelitian dan pengembangan AI yang berkelanjutan akan mampu menciptakan alat diagnosis yang sangat penting dan berkontribusi signifikan dalam upaya pemberantasan malaria di Indonesia,” harapnya.
Menurut Anto, BRIN sekarang sedang menggerakkan kerja sama di antara para peneliti, perusahaan, dan pemerintahan agar proses pembuatan teknologi AI bisa lebih cepat sesuai dengan permintaan setempat. Mereka sangat menekankan pada pengembangan AI yang menggunakan data dari daerah tersebut guna meningkatkan kinerjanya dalam hal efisiensi serta ketepatan dalam beberapa jenis aplikasinya.
Anto mementingkan bahwa tujuan penelitian yang dilakukan oleh BRIN tentang AI bertujuan agar dapat bekerja sama dengan manusia tanpa mengambil alih peran mereka. Penelitiannya difokuskan pada penguatan beragam sektor penting di Indonesia seperti pendidikan, kesehatan, serta keamanan siber.
“AI memiliki kemampuan signifikan untuk menghasilkan jawaban-jawaban kreatif atas permasalahan nasional, terlebih di tengah perkembangan transformasi digital yang makin cepat,” jelas Anto.

