Jumat, Desember 5, 2025
BerandaBeritaGen Z Berbondong-bondong Kembali ke Ponsel Jadul, Lepaskan Diri dari Tekanan Media...

Gen Z Berbondong-bondong Kembali ke Ponsel Jadul, Lepaskan Diri dari Tekanan Media Sosial


PR JABAR

– Fenomena mengejutkan datang dari kalangan muda, terutama Generasi Z (Gen Z), yang kini mulai meninggalkan smartphone dan beralih ke ponsel jadul alias
feature phone
. Pergeseran ini menandai adanya kelelahan digital yang semakin meluas di kalangan pengguna muda, yang selama ini dikenal sebagai generasi paling terhubung secara digital.

Bosan dengan Layar, Gen Z Pilih Ponsel Jadul Demi Kesehatan Mental

Banyak anggota Generasi Z merasa letih akibat eksposur kontinu pada layar serta tekanan emosional dari media digital. Kini mereka menyadari bahwa keberadaan ponsel pintar malah dapat meningkatkan rasa cemas, menurunkan kemampuan berkonsentrasi, dan gangguan kualitas istirahat. Sebagai solusi, telepon genggam biasa dijadikan opsi karena bisa membantu membatasi penggunaan media sosial dan beragam aplikasi yang bersifat adiktif.

Banyak orang melihat kembali pada pemakaian feature phone sebagai cara menentang ketagihan akan teknologi. Di samping itu, telepon genggam yang simpel ini memungkinkan lebih banyaknya interaksi langsung dengan dunia di sekeliling kita. Tanpa adanya notifikasi berlimpah, penggunanya bisa menjadi lebih berkonsentrasi dalam melakukan rutinitas sehari-hari dengan kesadaran penuh.

HP Lawas Populer, Permintaannya Meluap dan Membuat Pabrikan Kelebihan Pesanan

HMD Global, perusahaan dibalik merk Nokia, mengalami peningkatan permintaan besar untuk produk-produk lama mereka. Handphone-classic dengan tampilan minimalis seperti Nokia 3310 atau varian-varian legendaris lainnya menjadi tren lagi, terlebih di antara generasi muda di Amerika serta negara-negara Eropa.

Berdasarkan data penjualan, pada tahun 2022 saja feature phone terjual puluhan ribu unit per bulan di Amerika Serikat. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan semakin gencarnya kampanye hidup minimalis dan bebas distraksi digital di kalangan influencer muda.

Fenomena ini juga tidak hanya terbatas di wilayah barat. Pasar Asia, Timur Tengah, dan Afrika pun menunjukkan dominasi penggunaan feature phone yang masih tinggi. Di banyak negara berkembang, ponsel jenis ini tetap menjadi pilihan utama karena daya tahan baterai yang lebih lama dan harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan smartphone modern.

Pasokan Pasar Ponsel di Indonesia Alami Perubahan Fluktuatif

Di tanah air, industri ponsel pintar sedang menghadapi kemerosotan yang lumayan besar dalam beberapa tahun terkini. Menurut laporan dari IDC, di tahun 2023 jumlah pengiriman perangkat smartphone di pasaran domestik berkurang hingga 14,3% mencapai angka 35 juta unit saja. Salah satu alasan pokok dibalik penurunan tersebut adalah perlambatan konsumsi masyarakat secara umum.

Akan tetapi, situasinya mulai membaik pada tahun 2024, dengan laju pertumbuhan tahunan mencapai 15,5%, dan volume pengiriman mendekati 40 juta unit. Ironisnya, dominansi ini datang dari pasar produk entry-level. Perangkat yang dibanderol di bawah angka Rp 1,6 juta menunjukkan minat konsumen yang kuat, sedangkan perangkat high-end dengan harga melebihi Rp 10 juta malah tercatat turun drastis sebesar 9,2%.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh larangan menjual iPhone 16 di semester terakhir tahun 2024, sehingga menghasilkan penurunan keseluruhan dalam penjualan sektor premium.

Konnektivitas 5G Bertambah, Namun Kepopuleran Ponsel Premium Berkurang

Walaupun adopsi 5G naik pesat – dari 17,1% pada tahun 2023 hingga mencapai 25,8% di tahun 2024 – antusiasme untuk ponsel pintar berharga tinggi malah menurun. Ini menunjukkan bahwa saat ini baik generasi Z maupun masyarakat umum lebih condong kepada perangkat fungsional yang memiliki harga terjangkau dibandingkan sekadar ingin mendapatkan fitur canggih namun kurang penting dalam penggunaannya sehari-hari.

Sebaliknya, timbul pula berbagai komunitas daring yang memperkuat pergerakannya tersebut.
digital minimalism
Mereka mendorong anggota mereka agar lebih peka dalam memakai teknologi serta kembali kepada cara hidup yang lebih sederhana dan berfokus pada realitas sehari-hari. Menggunakan ponsel fitur dilihat sebagai tindakan praktis menuju pola hidup tersebut.

Ringkasan: Generasi Z Tidak Lagi Khawatir Akan Ketinggalan Era

Angkatan Z sudah tidak menganggap ponsel pintar lagi sebagai lambang prestise. Sebaliknya, mereka cenderung menekankan pentingnya kesejahteraan psikologis, penggunaan waktu secara efektif, serta interaksi fisik di lingkungan sosialnya. Perubahan ini mencerminkan perlunya sektor teknologi untuk lebih peka terhadap harapan konsumennya yang mulai lebih kritis tentang implikasi dari dunia maya tersebut.

Kedatangan ponsel lawas sebagai opsi menunjukkan bahwa perkembangan teknologi tidak selalu menggambarkan peningkatan mutu kehidupan. Sebaliknya, ada kalanya sifat dasar dapat memberikan gaya hidup yang lebih bugar dan teratur.

Dengan pola perkembangan ini, tak mustahil di masa mendatang kita akan melihat peningkatan jumlah perangkat teknologi yang diciptakan dengan tujuan tersebut.
digital detox
, bukan hanya sebagai alat koneksi, tetapi juga untuk membangun kesejahteraan mental penggunanya.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular