Jumat, Desember 5, 2025
BerandainnovationSPAHITS: Revolusi Air Hujan Menjadi Sumber Air Kekal Yang Dapat Diandalkan

SPAHITS: Revolusi Air Hujan Menjadi Sumber Air Kekal Yang Dapat Diandalkan


ZONA GADGET

Universitas Mercu Buana (UMB) telah menciptakan sistem penyimpanan air hujan dengan menggunakan teknologi terbaru, yaitu SPAHITS (Sistem Penyimpanan Air Hujan berdasarkan Internet of Things [IoT] serta Panel Suria). Terobosan ini merubah air hujan yang biasanya dilihat sebagai sampah menjadi sumber air bersih, termasuk untuk diminum, guna mendukung ketersediaan alam secara jangka panjang.

Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., menggarisbawahi kepentingan sistem tersebut sebagai elemen dalam gaya hidup berkelanjutan yang ramah terhadap lingkungan di kampus.

“Harapan kami adalah agar dispenser SPAHITS dapat terpasang di semua bangunan. Hal ini memungkinkan para dosen, staf pendidikan, serta mahasiswa untuk tidak lagi menggunakan botol plastik berisi air, melainkan hanya perlu menggunakan gelas minum pribadi mereka sendiri. Langkah tersebut merupakan bentuk konkret dalam usaha menekan penggunaan sampah plastik dan mendorong keselarasan lingkungan,” jelasnya.

Diciptakan oleh gabungan berbagai bidang ahli UMB, SPAHITS membawa konsep teknologi ramah lingkungan yang cemerlang dan hemat. Teknologi ini dibuat guna mengekstrak air hujan dari atap bangunan, kemudian meyaringnya menggunakan penyaring alami serta nanoteknologi sebelum disterilkan lewat paparan sinar ultra violet. Dayanya berasal seluruhnya dari panel surya.

“Kita mengamati bahwa banyak air hujan dibuang tanpa manfaat. Sebenarnya, jika menggunakan teknologi yang sesuai, sumber daya tersebut dapat dioptimalkan untuk memenuhi keperluan kampus secara independen dan berkesinambungan,” jelas Dr. Ir. Agung Wahyudi Biantoro, ST, MT, pencetus proyek SPAHITS serta kepala Departemen Perawatan Fasilitas, Infrastruktur, dan Persediaan di UMB.

SPAHITS dibuat dengan konsep modul dan memungkinkan pemantauan langsung dalam waktu nyata lewat aplikasi Internet of Things (IoT). Baik mahasiswa maupun dosen dapat mengakses informasi tentang status sistem seperti tingkat volume air, temperatur, serta kadar kelembaban melalui perangkat smartphone mereka.

Sejak terpasang di area kantin Universitas Meruya, sistem ini sudah memberikan layanan air minum dan air hangat secara cuma-cuma bagi warga akademik. Selain itu, SPAHITS telah mendapatkan sertifikasi kepatutan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dimana tesnya mengindikasikan bahwa air yang dihasilkan tidak memiliki kontaminasi bakteri Escherichia coli maupun Total Coliform, memenuhi patokan ISO 9308-1:2014.

Proyek ini turut mendukung parameter evaluasi universitas ramah lingkungan seperti yang ada di Green Matrix UI dan Dewan Penilai Bangunan Hijau Indonesia, sekaligus bertindak sebagai ruang praktikum terbuka bagi siswa dari seluruh bidang studi.

“SPAHITS tidak hanya menjadi perangkat, tetapi juga media untuk pendidikan dan pemahaman kolektif mengenai kepentingan pelestarian air dan penggunaan energi terbarukan,” jelas Agung.

Di masa mendatang, UMB menginginkan sistem ini bisa dikembangkan lagi di lingkungan rumah, sekolah, sampai tingkat industri. Berbekal dukungan dana dari Kemendikbudristek serta kerjasama semua pihak di kampus, SPAHITS merupakan bentuk konkret bahwa air hujan bukanlah sesuatu yang terbuang, tetapi anugerah bagi masa depan yang lestari. (*)

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular