Jumat, Desember 5, 2025
BerandabusinessIndonesia Dorong Industri Hijau dengan Deklarasi BRICS

Indonesia Dorong Industri Hijau dengan Deklarasi BRICS


ZONA GADGET

– Kedaulatan Indonesia menjadi bagian dari kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) mencerminkan janji konkret pemerintah untuk menguatkan ekonomi lokal dengan meningkatkan kerjasama internasional yang beragam.

Ketertiban itu turut memberikan kesempatan kepada Indonesia guna mengoptimalkan persaingan di sektor industri dan merambah lebih jauh lagi ke dalam pasaran ekspornya.

Agar sasarannya tercapai, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita turut serta dalam Konsultasi Antarmenteri BRICS dengan topik “Perkuatan Kerja Sama Negara-Selatan untuk Pemerintahan Lebih inklusif dan Berkelanjutan”. Acara ini berlangsung di Brasil pada hari Rabu, 21 Mei 2025.

Pada rapat itu, negara-negara anggota BRICS mengumumkan signifikansinya inovasi serta teknologi digital bagi perkembangan sektor industri manufaktur yang berkesinambungan,” katanya lewat pernyataan resmi pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2025.

“Sejumlah elemen kunci dalam pernyataan tersebut sudah ditetapkan sebagai tindakan signifikan untuk mencapai industrialisasi yang inklusif dan sustainabel,” lanjut Agus.

Dia menyatakan bahwa titik-titik utama dari deklarasi BRICS sesuai dengan jalannya Menuju Indonesia Maju 4.0, yaitu menguatkan terobosan teknologi dalam bidang produksi manufakturing dan rantai pasok yang adil serta tahan banting.

Tahap itu memacu percepatan dalam mengembangkan sektor industri ramah lingkungan yang bertahan lama.

Beberapa titik penting dari deklarasi yang disepakati meliputi dukungan untuk inovasi dan teknologi digital guna menangani berbagai masalah dunia, termasuk pembuatan pekerjaan baru, kesetiaraan sosial, peneguhan jaringan distribusi, keandalan sumber daya makanan dan tenaga listrik, serta pengurangan dampak pemanasan bumi.

Anggota-anggota BRICS pun mengetahui bahwa mereka mewakili 45% penduduk bumi dan bertanggung jawab atas sekitar satu tiga Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, sambil berjanji untuk mendukung perekonomian global yang lebih sustainabel, inovatif, dan kompetitif.

“Perjanjian ini menggarisbawahi kontribusi signifikan dari negara-negara anggota terhadap ekonomi dunia. Kami bersikeras untuk membentuk kerja sama yang seimbang, merata, serta mendorong perkembangan ekonomi yang bertahan lama dan melibatkan semua kalangan,” jelas Agus.

Dalam rangka mendukung pengembangan industri, inovasi, dan kerja sama teknologi, negara anggota BRICS turut berpartisipasi dalam Partnership for the New Industrial Revolution (PartNIR).

Dengan adanya PartNIR, kolaborasi industri diantara negara-negara anggota dilakukan dengan struktur yang telah ditentukan.

Agus juga menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan poin-poin Deklarasi Utama dan Rencana Aksi Kelompok Kerja UKM 2025–2030, serta pengesahan
terms of reference
(ToR) untuk berbagai bidang.

Bidang yang dimaksud meliputi ToR untuk Grup Tugas UKM BRICS, ToR tentang Transformasi Digital di Sektor Industri, ToR mengenai Kecerdasan Buatan Mandiri untuk Mendorong Industrialisasi, serta ToR terkait Pabrik Cerdas dan Robotic.

“Kami yakin, dokumen panduan ini akan menghasilkan kerjasama yang efektif dan dapat menangani berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara anggota BRICS,” tambah Agus.

Dia pun menyatakan apresiasinya terhadap Konferensi Menteri BRICS sebagai platform untuk mempromosikan dan bekerja sama dalam cara yang proaktif, praktis, terbuka, serta jujur.

Pada kesempatan itu, pemerintah Indonesia mensuarakan kerjasama dalam hal perubahan industri bersama negara-negara anggota BRICS yang lain.

“BRICS telah menjadi platform signifikan yang membantu Indonesia memperdalam kolaborasinya dengan negara-negara mitra dan terlibat dalam proses pengambilan kebijakan dunia,” jelas Agus.

Dia mengungkapkan bahwa Indonesia bertekad untuk tetap berperan aktif di dalam BRICS serta mendukung pertumbuhan sektor industri yang lestari dan perekonomian sirkuler.

Pemerintah mendorong kolaborasi dengan Brazil.

Indonesia serta Brasil menunjukkan kesamaan dalam hal ukuran populasi dan kelimpahan sumber daya alam mereka.

Persamaan itu membentuk dasar yang kokoh untuk mengembangkan hubungan diplomasi yang sudah berlangsung sejak tahun 1953.

Ke dua negera tersebut dengan tekun menerapkan bermacam-macam perjanjian kolaborasi, terlebih dalam bidang ekonomi serta industri.

Agus menganggap ada kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi dengan Brasil.

Menurut penjelasannya, persamaan ciri keduanya bisa ditingkatkan dengan bekerja sama dalam banyak bidang industri, termasuk energi, pertanian, serta pembangunan sektor maritim.

Pada saat ini, Indonesia sedang mengerjakan pengembangan biodisel berbasisHomeAs
crude palm oil
(CPO), termasuk B20, B30, atau bahkan B40 digunakan sebagai sumber energi terbarukan.

Sebaliknya, Brazil sudah lebih dulu mengoptimalkan etanol untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Maka dari itu, sektor energi terbarukan harus diberikan dukungan kolaborasi, terutama untuk jenis energi berbasis tumbuhan seperti biofuel dan etanol.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar. Namun masih kekurangan kapal penangkap ikan berkapasitas besar.

Agus mengatakan bahwa kerjasama dalam bidang kelautan harus ditingkatkan guna memenuhi permintaan kapal nelayan serta meningkatkan kompetensi sektor industri maritim di tanah air.

Di samping itu, pihak berwenang juga menggalakkan kerjasama di bidang pembinaan tenaga kerja untuk sektor industri dengan cara mempromosikan pertukaran mahasiswa jurusan teknik, praktek Industri, dan sinergi antara lembaga latihan kerja.

“Dengan melalui BRICS, kita harap Indonesia dan Brasil bisa membina kerjasama yang akan mengakselerasi pertumbuhan neraca perdagangan dan daya saing sektor industri di kedua negeri ini, sambil juga mengecilkan defisit dagang secara nasional,” jelas Agus.

Sektor industri lokal juga mencapai prestasi yang mengagumkan.Nilainya
manufacturing value added
(MVA) Indonesia meraih angka sebesar 255,96 miliar dolar AS pada tahun 2023, menjadikannya berada di posisi empat negara BRICS yang memiliki nilai MVA tertinggi, sesudah Tiongkok, India, dan Brasil.

Indonesia resmi bergabung sebagai anggota BRICS pada Januari 2025, menjadi anggota ke-11 setelah Arab Saudi.

Negara-negara yang tergabung dalam BRICS saat ini antara lain Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Indonesia.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular