Pernahkah Anda sempat-sempatkan waktu untuk mengapresiasi bagaimana kertas menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari? Mulai dari halaman buku yang dibacanya, jurnal harian yang ditulis, sampai wrapping produk favorit Anda. Kertas merupakan komponen integral di berbagai segi hidup kontemporer ini. Setiap inci kertas tersebut membawa cerita tentang suatu temuan yang menarik serta merubah zaman itu sendiri. Tanpanya, mungkin beberapa wawasan dan perkembangan budaya tak akan dapat direkam atau didistribusikan secara luas seperti saat ini.
Walau saat ini dunia mulai beralih perlahan ke arah era digital yang lebih maju.
paperless
, fungsi kertas belum sepenuhnya tergantikan. Sejak kemunculannya pertama kali, kertas sudah menjadi medium utama untuk menyebarkan pengetahuan, budaya, serta informasi. Meskipun bersaing dengan perkembangan teknologi digital, kertas masih dipergunakan di banyak bidang dikarenakan sifat praktis dan handalnya. Mari kita bahas 4 fakta menarik tentang asal-usul penemuannya yang telah merombak alam semesta dan tetap memiliki nilai penting sampai saat ini!
1. Cai Lun, pencipta kertas modern

Saat membicarakan temuan kertas, tidak bisa dipisahkan dari nama Cai Lun. Informasi ini didasari oleh sumber sebagaiikut:
Britannica
, Cai Lun adalah seorang pelayan istana dan pegawai kerajaan dari zaman Dinasti Han di China. Pada kurang lebih tahun 105 M, Cai Lun dengan resmi menghadirkan proses produksi kertas yang sudah ditingkatkan kepada Kaisar He. Temuan tersebut mendapat sambutan positif dari sang kaisar, yang sangat menyukai ide inovatif Cai Lun berdasarkan kemudahannya serta faedahnya untuk urusan pemerintahan.
Walaupun beragam jenis media penulisan sudah hadir sebelumnya—seperti papyrus di Mesir serta bambu atau sutera di China—Cai Lun dipandang sebagai figur utama dalam pengembangan metode pembuatan kertas yang hemat biaya dan siap digunakan secara masif. Prosedur tersebut kemudiannya dioptimalkan lebih lanjut oleh siswanya, Zuo Bo, lalu tersebar luas hampir tak terhindarkan di seluruh negeri China. Teknik itu pun merambah pelahan-pelahan dunia lain setelah itu. Berkat sumbangsihnya, Cai Lun mendapat prediket nobilitas (
marquess
) pada tahun 114 M, menandai pengakuan resmi negara terhadap kontribusinya yang revolusioner.
2. Bahan dasar untuk membuat kertas tidak menggunakan serbuk kayu sebagai starting material.

Mungkin kamu mengira sejak awal pembuatan kertas selalu melibatkan penebangan hutan dan penggunaan pulp kayu seperti yang kita kenal sekarang. Namun, jauh sebelum pulp kayu menjadi bahan utama, bahan baku kertas justru sangat beragam dan bagi kita sekarang cukup mengejutkan! Cai Lun dan para pembuat kertas pada masa Dinasti Han memanfaatkan apa saja yang tersedia, seperti kulit pohon murbei, kain bekas, rami tua, bahkan jaring ikan yang sudah usang. Hal ini menunjukkan kecerdasan dalam memanfaatkan limbah dan sumber daya yang melimpah untuk mengubahnya menjadi media tulis yang berharga.
Seiring meningkatnya kebutuhan dan skala produksi, industri kertas mulai mencari bahan yang lebih mudah diperoleh dalam jumlah besar. Titik baliknya terjadi pada awal 1800-an, ketika dikembangkan metode praktis untuk membuat kertas dari pulp kayu dan serat tumbuhan lainnya. Sejak itu, proses pemisahan serat dari kayu terus disempurnakan.
Dua pendekatan pokok terus maju: satu dengan pendekatan mekanis, yang akan menciptakan
groundwood pulp
Dengan menumbuk kayu secara mekanis, serta dengan metode kimia seperti proses soda dan sulfit, yang dapat mendissolverkan lignin sementara membiarkan serat selulosa tetap utuh. Di luar itu, ada pula teknik
sizing
Atau pengolahan kertas pun maju guna memperkecil penetrasi air dan menambah mutu kertas.
3. Keajaiban Proses Pembuatan Kertas yang Pertama Kalinya Dirahasiakan

Proses pembuatan kertas yang dikembangkan oleh Cai Lun menjadi cikal bakal industri kertas modern. Meski sederhana, proses ini sangat brilian dan melibatkan beberapa langkah utama:
- Hancurnya dan penyemaian bahan mentah: Kulit dari pohon murbei, kain bekas (umumnya terbuat dari katun atau linen), serta serat tumbuhan lain dimusnahkan lalu dicelupkan ke dalam air sampai berubah menjadi pasta serat.
- Pemfilteran: Bubur serat itu difilter dengan menggunakan cetakannanyang terbuat dari bambu tebal dan bingkai. Air akan menetes melaluinya, sedangkan lapisan serat lembut yang tersisa akan membentuk selembar tipis.
- Pengurangan cairan dan pemanasan: Setelah itu, potongan-potongannya diperas untuk membuang sisa-sisa air berlebih, selanjutnya didinginkan di bawah terik matahari atau atas permukaan panas sampai akhirnya menjadi selembar kertas kering dan datar.
Teknik ini membuat pembuatan kertas menjadi lebih hemat biaya dan mudah dilakukan daripada menggunakan media tradisional seperti bambu yang besar dan padat, ataupun sutra yang tidak murah dan susah dikelola dalam jumlah banyak. Bahkan mengejutkannya, cara kerja sederhananya dapat Anda laksanakan dengan melakukan daur ulang kertas bekas di tempat tinggal Anda, serta belajar tentang proses pembuatan kertas dan membantu mengurangi limbah pada saat bersamaan.
4. Perjalanan kertas dari Tiongkok mengelilingi dunia

Teknologi kertas terus maju bukan hanya di negeri asalnya, Tiongkok. Ini adalah sebuah petualangan global yang mengagumkan. Sebagaimana telah dikemukakan pada situs tersebut.
National Geographic Indonesia
, sekitar tahun 751 Masehi terjadi Perang Talas, suatu konflik antara Kekaisaran Tang di China dan Kekhalifahan Abbasiyah. Pengaruh dari kejadian ini tidak hanya dirasakan di wilayah Asia Tengah dan China, melainkan juga memiliki dampak signifikan pada seluruh dunia.
Diduga sejumlah pengrajin asal Tiongkok dirampok atau ditangkap oleh pasukan Arab, yang meliputi para pembuat kertas. Dari situ, ilmu pengetahuan mengenai teknik memproduksi kertas tersebar ke wilayah Arab. Di tahun 793 Masehi, pabrik kertas pertama di Dunia Islam dibangun di Baghdad saat rezim Khalifah Harun al-Rasyid. Ini menjadi titik balik signifikan selama zaman kejayaan peradaban Islam.
Dalam konteks Islam, perkembangan teknologi kertas akhirnya sampai di Eropa via Spanyol (Al-Andalus) pada masa antara abad ke-11 hingga ke-12. Di abad ke-14, pabrik-pabrik penghasil kertas bermunculan di beberapa daerah Eropa, utamanya di Spanyol, Italia, Prancis, serta Jerman. Sampai abad ke-15, dengan ditemukannya mesin pencetak buku oleh Johannes Gutenberg di Eropa, permintaan akan kertas mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
Mulai dari negeri Cina kuno sampai ke pelosok dunia, petualangan kertas menjadi bukti akan besarnya dampak hasil imajinasi manusia. Tak disangka, tiap helai kertas di tanganmu saat ini merupakan pewaris dari temuan jutaan bulan silam yang masih mempengaruhi metode pembelajaran, pertukaran pikiran, serta kemajuan bersama kita. Oleh karena itu, pada kesempatan berikutnya ketika mencatat sesuatu, membuka sebuah buku, atau melilitkan hadiah, sadarilah bahwa kamu tengah menggapai bagian tak terpisahkan dari riwayat masa lampau yang tetap bernyawa dalam zaman modern ini.

