ZONA GADGET
,
Jakarta
– Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nasional (BRIN) (Brin)
BRIN
) mengembangkan teknologi Faspol 5.0 guna memproses
sampah plastik
menjadi bahanbakar yang disebut petasol. Teknologi tersebut adalah aplikasi dari metode
fast pyrolysis
Generasi kelima dengan fitur sistem multikondensor guna memperbaiki efisiensi dalam proses pirolisis.
Peneliti Senior di Pusat Riset Sistem Produksi yang Berkesinambungan dan Evaluasi Siklus HIDUP BRIN, Tri Martini menyebut bahwa teknologi tersebut didesain untuk menjadi lebih aman serta efisien daripada versi sebelumnya. Pipa berbentuk spiral ini memiliki keunggulan tersendiri.
elbow
Yang umumnya rentan terhadap penyumbatan dan memiliki potensi untuk menyebabkan ledakan telah dihentikan penggunaannya.
“Dengan implementasi sistem terbaru ini, tahap penggorengan berjalan dengan lebih mulus dan aman,” ujar Martini pada pernyataan resmi, Rabu, 28 Mei 2025.
Menurut Martini, hasil tes laboratorium untuk petasol mengindikasikan bahwa bahan bakar ini mencapai 18 standar yang ditetapkan untuk bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya adalah indeks oktan dengan nilai 51. Angka tersebut melebihi biosolar yang berada pada skor 38,6 dan hampir menyamai mutu Dexlite.
Teknologi Faspol 5.0 yang sudah dipakai untuk pertanian di Desa Kasilib, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, sudah mengantongi paten dan masuk dalam e-katalog nasional Dengan paten itu, pengembang bisa mendistrbusikan alat tersebut ke komunitas dan lembaga yang membutuhkan solusi pengolahan sampah plastik.
“BRIN berharap Faspol 5.0 menjadi bagian dari strategi nasional menuju ekonomi sirkular dan energi berkelanjutan,” tutur Martini.
Budi Trisno Aji, pencipta Faspol 5.0, menyebut bahwa penggunaan Faspol sudah direproduksi oleh lebih dari 52 kemitraan di seluruh wilayah, bahkan mencakup area di luar Pulau Jawa. Petasol telah memperoleh sertifikasi Hak Cipta. Selain itu, nama Faspol pun teregistrasi sebagai hak paten secara resmi melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
“Kesulitan kami adalah meyakinkan masyarakat untuk menggunakan produk kami,” tuturnya.
Walaupun teknologi dan kualitas produknya sudah diterima, Petasol perlu melewati tahap registrasi regulasi sebelum bisa diedarkan lebih luas. Saat ini, aturan yang mengatur alat itu hanyalah Peraturan Wali Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2025. Pengembangnya pun membuka kerja sama dengan industri guna meningkatkan efisiensi serta kualitas bahan bakar yang dihasilkan.

