Jumat, Desember 5, 2025
BerandaBeritaKPPU Segera Investigasi Potensi Monopoli Akuisisi 75% Saham Tokopedia Oleh TikTok

KPPU Segera Investigasi Potensi Monopoli Akuisisi 75% Saham Tokopedia Oleh TikTok


ZONA GADGET,

JAKARTA — Badan Pemantau Kepatuhan Bisnis (
KPPU
) mengekspos dugaan penyalahgunaan kekuatan pasar dalam pengambilalihan 75% saham
Tokopedia
oleh ByteDance, induk
TikTok
.

Pada Januari 2024, TikTok, yang merupakan platform e-niaga milik ByteDance, telah menuntaskan pembelian 75,01% saham Tokopedia dari GoTo. Setahun setelah transaksi itu terjadi, hal ini mengundang spekulasi tentang adanya praktek monopolistik.

Menurut laporan Reuters pada hari Jumat, 30 Mei 2025, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan bahwa selama investigasi mereka, ditemukan adanya lonjakan signifikan dalam tingkat konsentrasi pasar serta potensi kenaikan harga pasca-akuisisi yang disebabkan oleh dominansi di pasar tersebut.

TikTok menolak memberikan komentar sementara Tokopedia belum juga membalas permohonan keterangan lebih lanjut.

Di samping itu, KPPU mengharapkan agar kedua perusahaan tersebut melaporkan secara berkala setiap tiga bulan sekali dalam kurun waktu dua tahun, bersama dengan inventarisasi dan berkas perjanjian yang terkait dengan usaha jasa pengiriman barang beserta detail transaksinya pada periode pra dan pasca akuisisi.

Momentum Works menyebutkan sebelumnya bahwa platform TikTok Shop Indonesia, yang merupakan hasil penggabungan antara TikTok dengan Tokopedia, telah mengumpulkan total Gross Merchant Value (GMV) senilai US$6,19 miliar atau setara dengan Rp101,8 triliun (mengacu pada kurs pertukaran Rp16.435). Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 39% jika dibandingkan tahun lalu dan membuat GMV dari TikTok Shop Indonesia menduduki peringkat kedua secara global.

Berdasarkan data perdagangan video Tabcut.com GMV TikTok Shop global mencapai sekitar US$32,6 miliar dan Amerika Serikat (AS) menempati posisi teratas dengan GMV sekitar US$9 miliar. Indonesia kini tercatat sebagai pasar terbesar kedua untuk TikTok Shop, diikuti oleh Thailand yang juga menunjukkan angka yang signifikan.

Namun, penting disebutkan bahwa angka GMV untuk wilayah Asia Tenggara bisa jadi akan berlainan dari data yang bakal dikeluarkan oleh Momentum Works pada laporannya tentang E-commerce di Asia Tenggara tahun 2025. Ini dikarenakan adanya perbedaan dalam definisi serta rentang statistik yang digunakan.

Investasi di RI vs Malaysia vs Thailand

Untuk harga transaksi barang rata-rata di Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$4,98 dan Malaysia berada di angka US$4,64. Adapun, pendapatan yang didapatkan TikTok Shop ini berbanding terbalik dengan komitmen investasi TikTok di Indonesia.

Tercatat, kolaborasi di antara pemegang saham TikTok yakni ByteDance Ltd dengan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), hanya menyalurkan modal senilai US$1,5 miliar atau kira-kira Rp23 triliun guna mendapatkan 75,01% kepemilikan saham Tokopedia.

Sementara di pasar Thailand, yang memiliki GMV Rp8 triliun lebih rendah dari Indonesia, bakalan diguyur investasi sebesar Rp61,1 triliun. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari investasi ditaruh TIkTok di Indonesia.

Pada Juni 2024 mendatang, induk perusahaan TikTok, ByteDance, akan menyetor dana sebesar Rp34 triliun guna membangun pusat data kecerdasan buatan (AI) di Malaysia.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular