Arab Saudi mempersembahkan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) guna mendeteksi serta menanganinya para penyimpang peraturan selama ibadah haji pada tahun ini.
Tindakan pihak berwenang keamanan itu merupakan elemen penting dalam skema keselamatan untuk melindungi lebih dari dua juta jamaah yang berasal dari seluruh dunia.
“Kepolisian Umum Arab Saudi dapat memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan strategi pengamannya dengan tujuan memberantas tindakan terhadap aturan ibadah haji,” ungkap Direktur Kepolisian Umum serta Ketua Panitia Pengawas Keamanan Haji, Letnan Jenderal Muhammad Al-Bassami, pada Konferensi Pers Pemimpin Pasukan Keamanan Haji 2025 yang diselenggarakan di markas utama Ditjen Kepolisian Umum, Mekkah, Ahad (1/6).
Di luar AI, otoritas juga telah menetapkan pos pemeriksaan tetap di setiap gerbang Masjid Al-Haram.
Sampai sekarang, lebih dari 205 ribu jemaah haji tidak berizin sudah dicegah untuk memasuki kota suci.
Kira-kira 1.239 individu ditahan atas usaha membawa penumpang tanpa persetujuan, serta lebih dari 75 ribu pelaku dikenakan hukumanadministratif.
Pada kesempatan tersebut, Al-Bassami mengungkap bahwa lebih dari 415 kantor haji gadungan telah ditangkap.
Pihak berwenang di Arab Saudi meningkatkan kontrol untuk menghindari masuknya individu ke area-area keramat tanpa persetujuan sah.
Tim penanganan darurat khusus dikerahkan untuk mengatasi keramaian serta mencegah kemungkinan infiltrasi.
“Kami memastikan bahwa para jemaah selalu terlindungi oleh kami, dan pihak yang melanggar akan tetap berada di bawah pantauan kami,” tegas Al-Bassami.
