Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceRiset: Kecoaikan AI Akan Lebih Boros Energi dari Pertambangan Bitcoin

Riset: Kecoaikan AI Akan Lebih Boros Energi dari Pertambangan Bitcoin


ZONA GADGET

– Hingga saat ini, pertambangan cryptocurrency seperti Bitcoin (penambangan Bitcoin) diakui sebagai salah satu tindakan yang sangat memboroskan energi. Akan tetapi, menjelang akhir tahun 2025, sistem kecerdasan buatan telah mengubah hal tersebut.
(artificial intelligennce)
mahal diperkirakan akan menggunakan lebih banyak daya listrik dibandingkan dengan Bitcoin
mining.

Ini disampaikan oleh Alex de Vries-Gao, seorang calon doktoral dari Institut Studi Lingkungan Vrije Universiteit Amsterdam, dalam penelitiannya berjudul “Kecerdasan Buatan: Batasan Rantai Pasokan dan Implikasi Energi”.

Ekspansi AI generatif yang cepat seperti sekarang memicu ledakan dalam pembangunan pusat data dan produksi
hardware
pengolah kecerdasan buatan khususnya kartu grafik (GPU). Ketika bekerja,
data center
Yang didukung oleh puluhan hingga jutaan GPU ini beroperasi dengan memakai tenaga listrik.

Dalam riset yang dipublikasi di jurnal Joule ini, Alex de Vries-Gao merinci bahwa Nvidia H100, GPU andalan di
data center
moderna, memiliki kekuatan pemrosesan maksimum mencapai 700 watt secara kontinu ketika mengoperasikan model AI yang rumit. Diperkirakan Nvidia akan menjualan antara 1,5 sampai 2 juta unit GPU H100 di tahun 2024.

Di samping itu, varian lama dari seri Ampere Nvidia, termasuk model unggulan A100 mereka, mempunyai daya TDP sebesar 400W. TDP atau Thermal Design Power merujuk pada besarnya energi terakumulasi menjadi panas yang dapat diproduksi oleh GPU saat beroperasi secara normal.

Data center
juga ditenagai GPU lain seperti AMD MI300X yang punya konsumsi puncak hingga 750 W, sedangkan AMD MI250X disebut mencapai 500 W.

Apabila pemakaian tenaga listrik setiap generasi GPU dikalikan dengan jumlah jutaan unit yang terdapat dalam pusat data, maka total penggunaannya akan menjadi sangat besar.

Dalam riset Alex de Vries-Gao, per akhir 2025,
data center
AI (diluar sektor kripto) diperkirakan akan membutuhkan sekitar 50.000 megawatt (MW), yang setara dengan 50 gigawatt (GW) energi listrik, paling lambat tahun 2025.

Angka tersebut jauh melebihi estimasi konsumsi daya para penambang Bitcoin yang diperkirakan mencapai kisaran 20 GW pada Maret 2025.

Tak hanya itu, prediksi konsumsi listrik AI ini juga lebih besar dari estimasi penggunaan listrik nasional Irlandia (kurang dari 5 GW), hingga Swiss, Austria, Finlandia (kurang dari 10 GW) pada 2023. Bahkan masih lebih besar dibandingkan kebutuhan listrik di Inggris Raya dan Prancis.

AI pun diperkirakan akan menyumbang hampir setengah dari semua penggunaan listrik pusat data pada tahun depan, naik dari sekitar 20 persen hari ini.

Badan Energi Internasional juga telah memperingatkan bahwa pertumbuhan AI ini dapat menggandakan konsumsi listrik pusat data dalam waktu dua tahun.

Dengan konsumsi listrik yang sangat besar ini, AI digadang-gadang akan memberi jejak energi yang lebih besar daripada penambangan Bitcoin global, sebagaimana dihimpun
KompasTekno
dari
TechSpot,
Senin (2/5/2025).

Riset bertajuk Artificial intelligence: Supply chain constraints and energy implications bisa dibaca selengkapnya melalui
tautan berikut ini
.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular