Jumat, Desember 5, 2025
BerandaartPerbandingan AI Photo Generator ChatGPT vs Google Gemini: Mana yang lebih Nyata?

Perbandingan AI Photo Generator ChatGPT vs Google Gemini: Mana yang lebih Nyata?


ZONA GADGET

– Belakangan, media sosial diramaikan dengan gambar yang dihasilkan
(generate)
oleh
tools
AI berbasis
text-to-image
. Gambar-gambar itu kemudian dibagikan ke berbagai platform, seperti Instagram, Facebook, dan X (dulu Twitter).

Dua alat yang sering digunakan oleh pengguna internet adalah chatbot AI ChatGPT dan Google Gemini.

Beberapa hasil yang diciptakan oleh pengguna media sosial terlihat sangat nyata. Ekspresi wajah, nada warna kulit, pori-pori, dan garis halus pada wajah semuanya hampir mirip dengan gambar asli yang diambil menggunakan kamera ponsel atau kamera digital.

Tak hanya itu, beberapa gambar juga mengandalkan sedikit ‘sentuhan’ AI, menjadikannya mirip dengan fotografi biasa.

Agar mengetahui seberapa realistik hasil fotonya, KompasTekno ingin memeriksa kinerja chatbot berbasis kecerdasan buatan tersebut.
akan menjajal dua generator gambar AI populer, yakni ChatGPT dan Gemini.

Maka, seperti apa sebenarnya hasilnya? Inilah perbandingan yang dapat kami tampilkan.


Hasil gambar dari ChatGPT

Dari hasil uji coba
KompasTekno
di dua platform ini, Gemini dan ChatGPT, masing-masing memiliki ciri khas dan hasil olah gambar yang berbeda. Kami mengambil setidaknya lima sampel gambar dari kedua platform untuk dibandingkan.

Mulai dari ChatGPT, saat memasukkan prompt untuk membuat gambar, bot percakapan buatan OpenAI ini dapat menciptakan hasil visual yang sangat detail dan hidup, dengan perbedaan kecerahan yang memberikan kesan tiga dimensi pada wajah tokoh sehingga hampir tak berbeda dengan wajah orang sungguhan.

ChatGPT mampu membedakan letak posisi objek sesuai dengan aturan fotografi, yakni posisi objek yang didepan dibuat jernih, sedangkan foto bagian latar sedikit buram, dan ada efek bokeh untuk menambah estetika.

Perpaduan pencahayaan, warna, komposisi, dan elemen foto lainnya tampak menyatu dan saling melengkapi. Tambahan detail bayangan, bercak keringat dan minyak di bagian wajah juga membuat gambar semakin realistis.

Akan tetapi, ada beberapa poin kekurangan yang kami temukan. Beberapa di antaranya adalah hasil foto AI bikinan ChatGPT menampilkan gaya pose dan senyuman yang masih terasa kaku, warna yang digunakan terlalu mencolok dan penuh detail, serta kurang kreatif.

Beberapa posisi dan dimensi tubuh terlihat kurang sejalan. Terdapat gambar di mana kepala tidak sesuai dengan ukuran tubuh. Pandangan mata yang tertuju pada kamera pun kelihatan datar, seperti tak bernyawa.

KompasTekno
mencoba men-
generate
Beberapa gambar tambahan dengan prompt yang serupa. Meskipun demikian, ChatGPT hanya memodifikasi wajah dari karakter tersebut dan mengatur sudut pandang gambarnya menjadi sedikit lebih berbeda daripada sebelumnya.

Kami menilai, hasil gambar bikinan ChatGPT kurang ekspresif dan minim kreativitas. Dari lima sampel yang kami buat juga ada beberapa angle yang tidak tampak realistis. Jenis gambarnya pun senada, tidak ada kreasi baru yang dilakukan ChatGPT.

Kami telah berusaha menyelesaikan ini dengan membuat obrolan (chat baru) untuk menghindari penarikan data dari percakapan sebelumnya. Akan tetapi, hasilnya masih sama, bahkan tanpa banyak kreativitas dari ChatGPT.


Hasil gambar dari Gemini

Pindahkan ke Google Gemini. Berdasarkan pendapat kita, Gemini dapat menciptakan gambar yang lebih berekspresi, kreatif sambil tetap menjaga tingkat kemiripan realistik pada fotonya.

Bila dibandingkan dengan ChatGPT, Gemini memang menghasilkan gambar yang tidak begitu detail dan sekontras ChatGPT. Namun, dengan mengurangi dua elemen tersebut, hasil gambar yang di-generate justru tampak lebih nyata dan “manusiawi”.

Untuk foto yang pertama dan kedua, menurut penilaian
KompasTekno,
Kedua gambar itu dapat dinyatakan hampir mirip dengan fotografi aslinya.
smartphone.

Hasil gambar tersebut tidak mempunyai pencahayaan yang berlebihan, seperti itu saja.
flashlight
Dalam ChatGPT sebelumnya, meskipun gambarnya terlihat kurang cerah, detil serta posisi tubuh yang dihasilkannya masih sangat mirip dengan bentuk manusia nyata.

Kombinasi warna yang digunakan tetap terlihat menyejukkan untuk dilihat mata, sehingga kesatuan antara objek dengan background fotonya kelihatan harmonis.

Tidak hanya itu, Gemini juga menunjukkan hasil yang lebih kreatif karena mampu menghasilkan lima sampel foto dengan gaya, pose, dan lokasi foto yang berbeda-beda.

Berbeda dengan ChatGPT yang cenderung hanya menggunakan satu posisi dan gaya, bahkan terdapat variasi sudut pandang seperti medium.
close-up
dan
full body
Mengubah wajah tokoh menjadi mirip dengan wajah manusia sungguhan, beserta senyum yang terlihat alami dan tidak kaku.

Akan tetapi, beberapa kelemahan pun telah diamati. Pada contoh foto ke empat, kamera Gemini menghasilkan gambar dengan resolusi sangat tinggi dan terlalu mulus, hingga tampak seolah-olah sudah dimanipulasi.

Dalam praktiknya, memotret di konser adalah hal yang sulit karena minim cahaya, potensi untuk muncul bintik warna
(noise)
sangat bisa terjadi. Sebab, penonton hanya mengandalkan pencahayaan di panggung atau lampu sorot.

Apabila hasilnya terlalu cerah, bersih, dan tanpa noise, gambar tersebut bisa tampak seolah-olah telah dimodifikasi dengan beragam teknik editing. Akibatnya, fotonya tak lagi terkesan natural atau sesuai dengan aslinya.


Cara hasilkan gambar AI yang realistis

Untuk menggambarkan sesuatu menggunakan kalimatalias
text-to-image
, dibutuhkan
prompt
berbasis teks. Semakin detail
prompt,
hasil foto yang di-
generate
akan semakin baik.

Apabila ingin membuat foto AI, Anda bisa menggunakan prompt yang kami coba di atas. Meskipun menggunakan prompt yang sama, kemungkinan gambar yang dihasilkan akan berbeda-beda.

Anda juga bisa melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan selera atau kebutuhan. Berikut teks prompt yang bisa langsung disalin (copy) ke ChatGPT, Google Gemini, atau tools AI lainnya:

  • Buattlah ilustrasi yang sangat realistik tentang seorang gadis muda Indonesia berusia dua puluh tahunan, bertubuh 155 sentimeter dengan berat lima puluh empat kilogram. Gadis itu punya kulit sawo matang dan rambut lurus hitam panjang sampai bahunya. Dia tengah menyaksikan pertunjukan musik genre pop Korea di arena luar biasa saat senja. Gadget jeans biru mudanya dikombinasikan dengan atasan putih tanpa lengan, rok mininya berwarna hitam, dan sneaker putih sebagai alas kakinya. Dalam tangan kanannya ia pegang stik ringan bernilai estetika yang bersinar-sinari dalam berbagai corak warna.
    Wajahnya nampak cerah dan tak bisa disembunyikan kekagumannya melalui tatapan mata yang riang. Riasan minimalisnya didominasi oleh blusher pink lembut, bibir glossy berwarna pink tua, hingga pewarna pelangi tipis di bagian tulang pipi membuat efek cahayanya lebih mencolok. Jam tangan ada di pergelangan tangannya.
    Latar belakang gambarnya adalah panggung gig besar lengkap dengan layar LED ukuran super ditemani sinaran lampu sorot, uap teater, dan massa orang-orang yang juga membawa stik ringan dan spanduk mereka sendiri-sendiri. Balon-balon dan serpihan-serpihan kertas acak tersebar di seluruh area. Seluruh suasana tersebut penuh warna, energi positif, suara-suara tepuktangan, dan jeritan gairah para fans yang mendeskripsikan kesibukan sebuah konser langsung.
    Gambar ini difoto menggunakan hp berformat 9:16 dengan fokus utama pada si gadis remaja. Posisi foto ditujukan dari sudut pandang front view atau depan tubuhnya secara total termasuk wajahnya yang menatap ke arah kamera. Cahaya alami dari panggung dan lampu led memberikan bayangan dramatis pada wajah dan mata dia, sehingga meningkatkan ekspresi kagumnya. Sinaran lampu berwarna ungu dan biru dari lampu sorot menciptakan refleksi indah di rambutnya dan mempertegas siluet wajahnya. Reflek lensa karena paparan intensitas cahaya lampu panggung dapat terlihat di pojok atas gambar, hal ini menjadi bukti tambahan akan ketegangan dan kehidupan konser yang ramai.
    Fokus dan eksposur telah disempurnakan agar setiap detil kulit, make up, bahkan tekstur busana dapat dilihat dengan jernih namun masih memeliharalah atmosfir glamour konser yang sungguh hidup dan mempesona.

Perlu diingat, gunakan gambar AI dengan bijak. Jangan gunakan gambar atau foto AI untuk membuat penipuan, meniru seseorang, menyebar fitnah, dan tindakan kriminal lainnya.

Setiap foto yang di-
generate
oleh AI, umumnya akan memilikinya
watermark
untuk menandakan bahwa foto merupakan rekaan
tools
AI.

Tidak masalah juga apabila seseorang mengunggah foto buatan AI di media sosial, asalkan mereka menyertakan keterangan bahwa foto atau gambar tersebut adalah hasil pemrosesan AI.

Berikut adalah langkah-langkah untuk menghasilkan gambar realistis menggunakan AI melalui Gemini dengan simpel. Semoga berhasil!

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular