Jumat, Desember 5, 2025
Berandaartificial intelligenceChatGPT Dituding Meredupkan Kemampuan Berpikir Kritis: Temuan Baru Mengagetkan

ChatGPT Dituding Meredupkan Kemampuan Berpikir Kritis: Temuan Baru Mengagetkan


ZONA GADGET

Menggunakan platform AI (
artificial intelligence
Atau kecerdasan buatan seperti ChatGPT dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis menurut penelitian baru-baru ini dari MIT Media Lab.

Meski perangkat tersebut memberikan kesempatan luar biasa untuk mengoptimalkan proses belajar dan mendapatkan informasi, efeknya pada pengembangan kognitif, kemampuan berpikir kritis, serta otonomi intelektual tetap membutuhkan evaluasi dan penyelidikan secara berkala,
Nataliy Kosmyna menuliskan dalam penelitian yang bertajuk

Otak Anda dengan ChatGPT: Penumpukan Hutang Kognitif saat Menggunakan Asisten AI untuk Tugas Menulis Esai
(2025), menurut situs resmi mereka, Kamis (19/6/2025).


  • Awas, ChatGPT Bisa Bikin Resume Pekerjaan Jadi Mengada-ada



  • ChatGPT Bantuan Untuk Mengurangi Berat Badan hingga 11 Kg, Tertarik untuk Menirunya?


Partisipan yang menggunakan ChatGPT menjadi makin ogah melakukan tugas mereka sendiri.

Penelitian ini mencakup sebanyak 54 orang yang berumur antara 18 hingga 39 tahun berasal dari Boston, Amerika Serikat (AS). Partisipan tersebut terbagi dalam tiga grup dan diminta untuk menulis beberapa esai SAT mengacu pada patokan universitas di negara tersebut.

Grup pertama menyusun esai dengan dukungan dari ChatGPT, sementara grup kedua menggunakannya.
search engine
(pencari Google) sementara itu, grup ketiga memanfaatkan pikiran mereka saja.

Peneliti selanjutnya menggunakkan EEG (
electroencephalography
) guna mengukur tingkat keterlibatan mental dan beban kognitif subjek, sambil menganalisis lebih dalamaktivasi otak saat mereka menulis esai.

Hasilnya, para peserta yang menyusun esai dengan bantuan ChatGPT menunjukkan tingkat aktivitas otak terendah, sebagaimana dikutip dari sumber tersebut.
Time
.

Bukan hanya itu, mereka juga selalu mendapatkan penilaian rendah dalam hal kemampuan saraf, komunikasi verbal, serta tindakan dan perilaku.

Selama proses penelitian yang berlangsung selama beberapa bulan, catatan menunjukkan bahwa para pengguna ChatGPT mulai tampak lebih malas jika diamati melalui esei-esiernya. Seringkali, mereka hanya
copy-paste
(salin-tempel) pada akhir studi.

Partisipan yang menggunakan ChatGPT menciptakan esai dengan gaya yang hampir serupa.

Peserta dengan ChatGPT menghasilkan esai yang mirip, serta kurang orisinil. Sebab, mereka menggunakan ekspresi dan ide yang sama.

Ternyata, kedua penilai esai Bahasa Inggris itu mengomentari bahwa kebanyakan karya mereka “kurang bernuansa” atau “hampa”.

Ketika menulis esai pada tahap ketiga penelitian, banyak dari pengguna ChatGPT tersebut hanya memberi
prompt
ke platform teks lalu biarkan ia berjalan sendiri.

“Sama halnya dengan, ‘Berikan esai kepada saya, perbaikilah kalimat ini, suntinglah yang lain, dan pekerjaan pun selesai,'” kata Kosmyna.


  • Aspek Negatif ChatGPT, Mengejar Peluang Kerja dan Menjadi Sarang Penipuan



  • Surat Lamaran Pekerjaan, Ringkasan Karir dan Surat Pengundur Diri Menggunakan ChatGPT


Bagaimana dengan partisipan yang tidak menggunakan ChatGPT?

Sebaliknya, partisipan yang mengarang esai dengan hanya menggunakan pikiran mereka menampilkan konneksibilitas syaraf tertinggi, terutama dalam hal kemampuan kreatif dan beban memorinya.

Di samping itu, mereka dianggap memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar dan berpartisipasi aktif, bersama dengan perasaan pemilikannya dan kesenangan mengenai esai milik mereka.

Pada saat bersamaan, peserta yang menggunakan
search engine
tercatat dengan partisipasi sedang, diiringi oleh derajat kepuasan serta aktivitas otak yang tinggi.

Apabila dibandingkan dengan persentase pemilik yang memanfaatkan otak, responden yang menggunakan ini jauh lebih sedikit daripada mereka yang menggunakan partisipan. Sebaliknya, terdapat kelompok peserta yang disebut sebagai “partisipan” tanpa spesifikasi penggunaannya.
search engine
dianggap memiliki aset yang lebih sedikit.

Itu sangat berarti lantaran sekarang data dapat diperoleh tanpa perlu menulis di
search engine
, melainkan hanya lewat
chatbots
AI.


  • Mengeksplorasi Cara Menulis Surat Lamaran Kerja Menggunakan ChatGPT: Apakah Ini Memastikan Diterimanya Permohonan Anda?



  • BRIN Buatan Sistem AI untuk Deteksi Malaria, Perkuat Ketepatan Penghapusan Penyakit


ChatGPT dapat menghidupkan kembali tulisan, selama..

Di tingkat ke empat, para peserta yang awalnya menulis esai menggunakan otak diharuskan untuk mengulangi proses penulisan esai tersebut dengan dukungan dari platform AI berbasis teks.

Akhirnya, para peserta dianggap memiliki koneksi EEG yang lebih kuat. Ini mengindikasikan bahwa jika dimanfaatkan secara efektif dan sesuai, platform kecerdasan buatan berbasis teks dapat mendukung serta meningkatkan proses belajar.

Sebaliknya, para peserta yang sebelumnya menulis esai menggunakan ChatGPT diminta untuk mengulangi proses penulisan esai tersebut namun kali ini tanpa bantuan AI dan menggunakan pemikiran mereka sendiri.

Akhirnya, para peserta itu hampir tak ingat sama sekali tentang esai mereka dan menunjukkan gelombang otak yang lebih rendah.

Mohon dicatat bahwa penelitian ini belum mencapai tahapan tersebut.
peer review
yang dapat menghabiskan waktu berbulan-bulan, dan jumlah sampel yang digunakan juga cukup minim.

Akan tetapi, Kosmyna menerbitkannya dengan alasan bahwa masyarakat dianggap semakin ketergantungan pada LLM (Large Language Model) atau platform AI yang memproses teks.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular