ZONA GADGET
, JAKARTA—
Meta
Disebut-sebut sedang agresif dalam menarik minat para peneliti kecerdasan buatan (AI) dari OpenAI dan Google DeepMind dengan iming-iming penghasilan mencapai 1,6 triliun rupiah.
Hal itu diungkapkan CEO
OpenAI
, Sam Altman, dalam suatu wawancara podcaster dengan kakaknya, Jack Altman, pada hari Selasa (17/6/2025). Meskipun demikian, menurut Altman, pendekatan yang digunakan sampai saat ini belum memberikan dampak positif.
Dia mengatakan bahwa Meta secara aktif berusaha menarik bakat dari OpenAI agar dapat bersatu dalam tim kecerdasan buatan terbaru yang diketuai oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang.
Bahkan, posisi kerja tersebut dilaporkan berada satu ruangan dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg.
“[Meta] telah mengajukan tawaran yang cukup signifikan bagi beberapa anggota tim kita, dengan bonus tandatangan mencapai US$100 juta serta gaji tahunan di atasnya. Namun demikian, hingga kini, saya merasa lega karena tidak ada satupun dari mereka yang menerima tawaran tersebut,” ujar Altman seperti dilansir TechCrunch pada hari Kamis, 19 Juni 2025.
Altman berpendapat bahwa karyawan di OpenAI tetap bertahan lantaran yakin dengan misi serta kemampuan OpenAI untuk menjelma sebagai pemimpin utama dalam pengembangan Kecerdasan Buatan Jenderal (KBH).
Dia juga membahas tentang kebudayaan perusahaan dan mengisyaratkan bahwa Meta terlalu banyak memusatkan diri pada janji upah besar daripada tujuan jangka panjang, hal ini menurut pendapatnya dapat memberikan dampak negatif pada iklim kerja yang tidak kondusif.
Meta sempat dikabarkan mencoba merekrut peneliti utama OpenAI, Noam Brown, serta arsitek AI dari Google DeepMind, Koray Kavukcuoglu. Namun, upaya tersebut gagal.
Selain itu, Altman mengatakan bahwa budaya inovasi yang solid adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan OpenAI. Menurutnya, usaha Meta dalam area AI sampai saat ini belum mencapai dampak besar.
“Saya menghormati banyak hal dari Meta, tapi saya tidak menganggap mereka perusahaan yang unggul dalam hal inovasi,” ujarnya.
Meta sudah membeli beberapa perusahaan terkenal dalam bidang AI, termasuk Jack Rae dari Google DeepMind dan Johan Schalkwyk dari Sesame AI. Tambahan pula, perusahaan ini juga menyatakan akan berinvestasi banyak pada Scale AI, sebuah firma yang dulunya diketuai oleh Alexandr Wang.
Namun, tantangan besar masih menanti Meta untuk membangun tim AI unggulan yang dapat bersaing dengan OpenAI, Anthropic, dan Google DeepMind yang saat ini tengah melaju kencang.
Dalam kompetisi tersebut, OpenAI dilaporkan sedang mengerjakan model AI open-source terbaru yang bisa jadi akan menjadikan Meta semakin di belakang.
Menariknya, Altman juga membocorkan bahwa OpenAI tengah mengeksplorasi kemungkinan menciptakan aplikasi media sosial berbasis AI yang menyajikan konten sesuai preferensi pengguna yang berbeda dari feed algoritmik tradisional seperti di Instagram atau Facebook.
Hal ini dipandang sebagai ancaman langsung terhadap dominasi Meta di sektor media sosial.
Sebaliknya, Meta sedang melakukan pengujian pada sebuah aplikasi media sosial yang didukung oleh teknologi AI lewat platform Meta AI. Namun, peluncuran ini menimbulkan keresahan saat beberapa obrolan pribadi bersama bot AI bocor ke tangan publik.

