ZONAGADGET
– Pernahkan Anda memikirkan untuk menghasilkan sebuah video hanya dengan sedikit bayangan pikiran dan satu kalimat tulisan? Sekarang gagasan tersebut tidak lagi sekadar mimpi. Google telah memberikan akses ke Veo 3, alat pembuatan video yang menggunakan teknologi AI, kepada semakin banyak negara, termasuk Indonesia.
Pengguna Google AI Pro yang telah berlangganan kini dapat mencoba membuat video dalam waktu singkat sesuai dengan ide yang muncul secara spontan. Sejak diluncurkan pada acara Google I/O beberapa pekan terakhir, Veo 3 langsung mendapat banyak atensi. Selain memiliki kualitas video yang memukau, hal ini juga disebabkan oleh semangat dan kreativitas tinggi dari para penggunanya.
Beberapa orang membuat video berisi suara ketika gelas pecah, sementara yang lain menampilkan makhluk mirip Bigfoot di adegan rahasia. Lucu? Mungkin saja.
Sudah sangat viral. Namun semuanya menunjukkan sesuatu: batasan kreativitas manusia saat ini memang secara nyata didorong oleh kemampuan kecerdasan buatan.
Trend Video AI: Di Tengah Keajaiban dan Kecemasan
Veo 3 muncul pada saat arus besar penggunaan video hasil generasi kecerdasan buatan sedang marak di dunia maya. Alat-alat seperti Sora milik OpenAI, Runway, serta Pika Labs telah terlebih dahulu mendapatkan perhatian publik.
Namun hadirnya Google melalui Veo 3 memberikan pengaruh yang signifikan, lantaran mereka memiliki ekosistem luas, mulai dari Gemini sampai YouTube. Tren ini berdampak pada bagaimana orang membuat konten. Tidak lagi memerlukan kamera, tim produksi, atau perangkat lunak pemrosesan kompleks. Cukup gunakan imajinasi serta frasa pendek, dan tadaa, video film layarnya langsung tercipta.
Akibatnya? Kreator dapat menjadi lebih kreatif, merek bisa menghemat biaya, dan siapa saja berkesempatan untuk menjadi “sutradara”.
Namun seperti halnya semua perkembangan teknologi, terdapat pula aspek negatif yang tidak dapat dipandang remeh. Ketika kecerdasan buatan mampu menghasilkan video yang tampak nyata, pertanyaannya ialah: apakah kita masih mampu membedakan antara apa yang benar-benar terjadi dan apa yang hanyalah imajinasi dari komputer?
Google Pasang Rem, Cukupkah?
Google menyatakan bahwa mereka tidak hanya sembarangan merilis suatu program. Setiap video yang dihasilkan menggunakan Veo 3 secara otomatis dilengkapi dengan tanda air, baik yang terlihat maupun terselubung, berkat teknologi yang disebut SynthID.
Tujuannya? Supaya orang tahu, “Hey, ini buatan AI lho!”
Selain itu, Google juga menyebut telah menerapkan berbagai uji ketat untuk mencegah penyalahgunaan, seperti konten deepfake, disinformasi, atau hal-hal yang tidak pantas.
Tapi seperti biasa, tantangannya bukan di teknologinya, melainkan di tangan siapa alat ini digunakan.
Yang menarik, Veo 3 bisa jadi game-changer bukan hanya untuk content creator di media sosial, tapi juga sineas-sineas kecil yang selama ini terbentur biaya produksi. Dengan AI, ide bisa langsung dieksekusi, bahkan untuk mereka yang tak punya latar belakang teknis.
Di sisi lain, platform seperti TikTok, Instagram, dan bahkan YouTube Shorts bisa jadi makin ramai dengan konten-konten hasil AI. Lucu-lucuan, nyeleneh, artistik, sampai yang membingungkan logika, semua bisa jadi konten.
Singkatnya, Veo 3 membawa kabar baik bagi para pemburu kreativitas. Tapi juga jadi alarm bagi kita semua untuk lebih cermat membaca zaman.

