Peran Kecerdasan Buatan dalam Dunia Kerja dan Perekonomian
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan pernyataan mengenai dampak dari keberadaan kecerdasan buatan (AI) terhadap tenaga kerja di Indonesia. Sigit Ary Prasetyo, Koordinator Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Pasar Kerja Kemnaker, menyampaikan bahwa meskipun AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan tertentu, namun hal ini juga membuka peluang baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Menurut Sigit, AI tidak sepenuhnya menghilangkan peran manusia dalam dunia kerja, melainkan memperkenalkan proses digitalisasi yang lebih cepat. Contohnya, masyarakat saat ini banyak menggunakan platform berbasis AI seperti ChatGPT. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat mempercepat akses informasi, termasuk dalam bidang tenaga kerja.
Selain itu, pemerintah berencana memanfaatkan AI untuk menciptakan platform informasi lowongan pekerjaan. Tujuannya adalah menjadi agregator besar yang menyediakan data lowongan dan informasi valid bagi masyarakat. Dengan demikian, para pencari kerja dapat lebih mudah menemukan peluang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Di samping itu, Sigit menjelaskan bahwa perkembangan AI selalu diiringi dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja. Kemnaker bersama pemangku kepentingan lainnya terus melakukan berbagai pelatihan vokasi. Pelatihan ini dilakukan baik secara mandiri oleh Kemnaker maupun bekerja sama dengan perusahaan swasta.
Teknologi AI dan Kontribusi UMKM
Sementara itu, Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menyampaikan pandangan mengenai manfaat AI dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Asisten Deputi Pendampingan Inovasi dan Keberlanjutan Usaha Kementerian UMKM Edhi Kusdiarwoko Dwikuncono mengungkapkan bahwa inovasi yang terus berkembang akan meningkatkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional.
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 61%. Dengan adanya inovasi, khususnya teknologi seperti AI, UMKM diharapkan dapat tumbuh lebih pesat. Edhi menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak untuk mempermudah akses teknologi bagi UMKM, start-up, dan angkatan kerja.
Dalam upaya ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan institusi pendidikan. Dengan begitu, UMKM dapat lebih siap menghadapi tantangan global dan tetap berkembang secara berkelanjutan.
Masa Depan Tenaga Kerja dan Teknologi
Perkembangan AI akan terus berlangsung, dan perlu adanya adaptasi dari tenaga kerja. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait harus terus memastikan bahwa pelatihan dan pengembangan kompetensi tetap menjadi prioritas. Dengan demikian, tenaga kerja tidak hanya bertahan, tetapi juga bisa memperoleh peluang baru di tengah transformasi digital.
Selain itu, penggunaan AI dalam berbagai sektor, termasuk dalam penyediaan informasi pekerjaan dan pengelolaan SDM, akan menjadi salah satu faktor penting dalam membangun ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi yang baik, teknologi dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam menghadapi dinamika pasar kerja dan bisnis.
Dalam rangka mempersiapkan masa depan, penting bagi semua pihak untuk saling mendukung dan memperkuat kerja sama. Dengan begitu, Indonesia dapat memanfaatkan AI secara optimal, sekaligus menjaga keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak tenaga kerja.

