Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedRiset AWS: Startup Indonesia Unggul dalam Inovasi AI

Riset AWS: Startup Indonesia Unggul dalam Inovasi AI

Tren Adopsi Kecerdasan Buatan di Indonesia

Adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Riset terbaru yang dilakukan oleh Amazon Web Services (AWS) bersama dengan Strand Partners mengungkapkan bahwa sejumlah bisnis telah mulai memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.

Dalam riset berjudul Unlocking Indonesia’s AI Potential, AWS bekerja sama dengan Strand Partners untuk menyurvei 1.000 pelaku bisnis dan 1.000 anggota masyarakat umum. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun AI semakin banyak diadopsi, masih ada perbedaan yang jelas antara startup dan perusahaan besar dalam hal pemanfaatan teknologi ini.

Perusahaan rintisan lebih cepat dalam mengadopsi AI dibandingkan perusahaan besar. Hal ini membuat mereka memiliki keunggulan kompetitif yang bisa berdampak pada ketimpangan ekonomi berbasis teknologi. Dalam satu tahun terakhir, jumlah bisnis yang mengimplementasikan solusi AI meningkat secara pesat. Pada 2024, tercatat 5,9 juta bisnis telah menggunakan AI, atau sekitar sepuluh bisnis per menit.

Secara keseluruhan, sekitar 18 juta bisnis di Indonesia, atau sekitar 28 persen dari total bisnis, telah mengadopsi AI. Tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 47 persen. Namun, meskipun adopsi AI meningkat, sebagian besar penggunaannya masih bersifat dasar. Menurut Nick Bonstow, Direktur Strand Partners, hanya sedikit bisnis yang mampu memanfaatkan AI untuk menciptakan inovasi produk atau melakukan disrupsi pasar.

Dampak Ekonomi dari Adopsi AI

Meski demikian, dampak ekonomi dari adopsi AI cukup menjanjikan. Sebanyak 59 persen bisnis yang telah mengimplementasikan AI melaporkan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 16 persen. Selain itu, 64 persen dari mereka mengharapkan efisiensi biaya hingga 29 persen.

Namun, banyak bisnis belum memanfaatkan potensi AI secara maksimal. Mayoritas, sekitar 76 persen, masih berada pada tahap awal, menggunakan AI untuk efisiensi operasional dan penyederhanaan proses bisnis. Hanya 11 persen bisnis yang masuk ke tahap menengah, sementara hanya 10 persen yang mencapai integrasi AI tingkat lanjut.

Startup menjadi salah satu pemain paling aktif dalam pemanfaatan AI. Sebanyak 52 persen startup menggunakan AI dalam berbagai bentuk, dan 34 persen di antaranya telah membangun produk baru sepenuhnya berbasis AI. Sementara itu, hanya 41 persen perusahaan besar yang mengadopsi AI, dan hanya 21 persen dari mereka yang berhasil meluncurkan produk atau layanan baru berbasis teknologi ini.

Tantangan dalam Adopsi AI

Salah satu tantangan utama dalam adopsi AI adalah keterbatasan tenaga kerja yang memiliki keterampilan relevan. Sebanyak 57 persen bisnis menyatakan bahwa kurangnya talenta menjadi hambatan dalam memperluas penggunaan AI. Banyak perusahaan memiliki infrastruktur dan visi, tetapi kekurangan sumber daya manusia yang mampu merealisasikannya.

Prediksi juga menunjukkan bahwa 48 persen pekerjaan masa depan akan membutuhkan literasi AI. Sayangnya, hanya 21 persen pelaku usaha yang percaya bahwa tenaga kerja mereka saat ini sudah siap menghadapi tantangan tersebut. Hal ini menjadi tantangan besar bagi daya saing nasional di tengah pertumbuhan teknologi yang pesat.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular