Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedDampak Kecerdasan Buatan pada Otak: Panduan Ahli Neurosains untuk Penggunaan Bijak

Dampak Kecerdasan Buatan pada Otak: Panduan Ahli Neurosains untuk Penggunaan Bijak

Peran AI dalam Kehidupan Manusia dan Dampaknya pada Otak

AI kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, seperti halnya media sosial. Dari membantu menyelesaikan tugas sederhana hingga menghasilkan produk nyata, AI telah memberikan banyak manfaat. Namun, penggunaannya yang tidak tepat juga bisa berdampak negatif, terutama bagi fungsi otak manusia.

Dalam sebuah diskusi di podcast The Diary of A CEO, Steven Bartlett bersama dua ahli, Dr. Daniel Amen (psikiater dan ahli kelainan otak) serta Dr. Terry Sejnowski (ilmuwan neuroscience dan ahli AI), membahas isu-isu penting terkait penggunaan AI dan dampaknya pada kemampuan otak manusia.

Pengaruh AI terhadap Kemampuan Kognitif

Penelitian dari MIT menunjukkan bahwa penggunaan Chat GPT untuk menulis esai dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif. Dalam penelitian tersebut, 83% partisipan tidak mampu mengingat isi esai mereka beberapa menit setelah menulis. Menurut Dr. Daniel, hal ini disebabkan oleh kurangnya keterlibatan langsung dalam proses penulisan. Ketika manusia hanya membaca hasil kerja AI tanpa terlibat aktif, otak tidak akan menyimpan informasi secara efektif.

Dr. Terry menambahkan bahwa menyerahkan seluruh tugas pada AI adalah cara yang salah. Ia menegaskan bahwa otak manusia dirancang untuk berkembang melalui tantangan dan pembelajaran. Jika manusia terlalu bergantung pada AI, maka otak akan kehilangan kesempatan untuk belajar dan beradaptasi.

Hubungan AI dengan Manusia

Pembicaraan juga menyentuh topik hubungan antara manusia dan AI. Dr. Daniel menjelaskan bagaimana anak-anak yang kesepian bisa sangat tergoda oleh interaksi dengan AI. Bagian prefrontal cortex, yang bertanggung jawab atas pemikiran kritis, belum sepenuhnya berkembang pada usia 12 tahun. Interaksi berlebihan dengan AI dapat memengaruhi perkembangan otak dan membuat anak lebih sulit berpikir rasional.

AI tidak memiliki amygdala atau sistem limbik, yang mengatur emosi dan perilaku. Namun, AI bisa memanipulasi sistem limbik manusia untuk menciptakan ketergantungan. Hal ini bisa menyebabkan penurunan fungsi prefrontal cortex, sehingga manusia cenderung berpikir kurang logis.

Solusi dan Tantangan Masa Depan

Dr. Terry menyatakan bahwa AI bisa meningkatkan akurasi dan produktivitas, tetapi risiko jangka panjang masih perlu dipertimbangkan. Ia menekankan perlunya penelitian lanjutan untuk memahami dampak AI secara mendalam.

Sementara itu, Dr. Daniel mengkhawatirkan potensi bahaya AI jika tidak diawasi. Ia menyoroti pentingnya penelitian neurosains untuk memahami dampak AI terhadap generasi muda. Ia percaya konsekuensi bisa muncul dalam waktu singkat, bukan dalam puluhan tahun.

Cara Menggunakan AI dengan Bijak

Sebagai solusi, kedua ahli menyarankan agar manusia menggunakan AI untuk memperkuat kemampuan berpikir, bukan menggantikan proses berpikir sendiri. Mereka menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengingatan. Dengan begitu, AI bisa menjadi alat bantu yang efektif, bukan pengganti.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular