Sabtu, Desember 6, 2025
BerandaUncategorizedKesalahan Besar, Perusahaan Swedia Menyesal Gantikan Karyawan dengan AI

Kesalahan Besar, Perusahaan Swedia Menyesal Gantikan Karyawan dengan AI

Perusahaan Finansial Swedia Mengakui Kesalahan dalam Penggunaan Teknologi AI

Seiring dengan tren penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin marak di berbagai sektor bisnis, banyak perusahaan mencoba menggantikan pekerja manusia dengan sistem otomatis. Namun, Klarna, sebuah perusahaan finansial asal Swedia, justru mengalami kejadian yang berbeda. Mereka kini mengakui bahwa penerapan AI terlalu berlebihan dan memutuskan untuk kembali merekrut karyawan.

Kebijakan AI yang Berlebihan

CEO Klarna, Sebastian Siemiatkowski, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut terlalu ambisius dalam menggunakan AI. Pada 2024 lalu, mereka berencana mengganti sekitar 1.200 karyawan dengan teknologi AI. Namun, setelah enam bulan terakhir, perusahaan mulai menyadari adanya kesalahan dalam strategi tersebut.

“Kami mungkin terlalu berlebihan dalam menggunakan AI,” ujar Siemiatkowski dalam wawancara bersama Reuters. “Kami mencoba memperbaikinya dalam beberapa bulan terakhir.”

Tujuan Penghematan Biaya Operasional

Penggunaan AI pada awalnya bertujuan untuk memangkas biaya operasional, meningkatkan efisiensi kerja, serta mempercepat pengambilan keputusan. Klarna bahkan melepaskan kerja sama dengan Salesforce dan beralih ke penggunaan AI untuk membuat promosi digital. Dengan penerapan AI sejak tahun lalu, jumlah karyawan perusahaan berkurang dari 5.000 menjadi 3.800 orang.

Penggantian Pekerja dengan Chatbot AI

Salah satu contoh penerapan AI adalah penggantian 700 karyawan dengan chatbot. Menurut laporan, alat ini bekerja lebih cepat dibandingkan manusia. Waktu rata-rata penyelesaian pekerjaan berkurang dari 11 menit menjadi dua menit.

Avatar AI untuk CEO

Tidak hanya karyawan biasa, Klarna juga mencoba menggantikan kehadiran CEO mereka dengan avatar AI. Model AI ini dilatih sesuai dengan suara, wawasan, dan pengalaman Siemiatkowski. Hasilnya, avatar tersebut digunakan sebagai representasi CEO dalam presentasi pendapatan perusahaan dan layanan hotline. Pelanggan merasa berbicara langsung dengan Siemiatkowski.

Tidak Ada Peningkatan Produktivitas

Meskipun penggunaan AI memberikan penghematan sebesar dua juta dolar Amerika Serikat, atau sekitar 32,7 miliar rupiah, dampaknya tidak signifikan terhadap produktivitas dan kualitas produk. Investor juga merasa tidak puas karena penghematan yang dihasilkan dinilai tidak cukup besar.

“Investor saya tidak akan senang begitu saja. Mereka akan mengharapkan pertumbuhan dan melihat apa yang kami tawarkan ke pelanggan serta bagaimana kinerjanya,” kata Siemiatkowski.

Kembali Merekrut Karyawan

Untuk memperbaiki situasi, Klarna saat ini membuka banyak lowongan pekerjaan dan berusaha merekrut karyawan lagi. Meski demikian, mereka tetap optimis bahwa layanan yang diberikan tetap bisa optimal.

Pelajaran dari Klarna

Peristiwa yang terjadi pada Klarna menjadi pembelajaran penting bagi perusahaan lain. Penggunaan AI yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif jika tidak diimbangi dengan pertimbangan jangka panjang. Terlalu bergantung pada otomatisasi teknologi tanpa mempertimbangkan konsekuensinya bisa berujung pada ketidakpuasan baik dari karyawan maupun pelanggan.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular