Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedIlmuwan Ciptakan Robot Burung Penerbang Elang

Ilmuwan Ciptakan Robot Burung Penerbang Elang

Robot Terbang Berbentuk Burung yang Lebih Canggih

Sebuah tim peneliti telah menciptakan robot terbang yang menyerupai burung, mampu terbang dengan sayap yang meniru gerakan alami burung dan kelelawar. Versi terbarunya bahkan bisa lepas landas sendiri dan terbang pada kecepatan rendah, menjadikannya inovasi penting dalam bidang robotika.

Pada tahun 2021, ilmuwan dari Tiongkok memperkenalkan RoboFalcon, sebuah robot sayap kepak yang terinspirasi dari burung. Menggunakan mekanisme sayap yang meniru kelelawar, robot ini mampu terbang dengan baik pada kecepatan jelajah. Namun, generasi pertama RoboFalcon masih memiliki keterbatasan—tidak bisa lepas landas tanpa bantuan dan kesulitan terbang pada kecepatan rendah.

Kini, tim peneliti yang sama menghadirkan versi terbaru, yaitu RoboFalcon 2.0. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Science Advances dan menjadi langkah penting dalam dunia robotika terbang.

Sayap yang Lebih Canggih

RoboFalcon 2.0 memiliki berat sekitar 800 gram dan dilengkapi dengan mekanisme sayap yang dapat melakukan tiga gerakan utama dalam satu kepakan, yaitu:

  • Flapping (mengepak)
  • Sweeping (menyapu)
  • Folding (melipat)

Menurut para peneliti, mekanisme ini memungkinkan RoboFalcon 2.0 untuk lepas landas dan terbang maju dengan gaya kepakan ala burung. Kepakan ke bawah menghasilkan gaya angkat dan dorongan, sementara kepakan ke atas dilakukan dengan sayap dilipat agar lebih efisien.

Selain itu, amplitudo dari gerakan sweeping dan folding bisa disesuaikan untuk mengontrol pitch (gerakan naik-turun hidung robot) dan roll (kemiringan sayap) selama penerbangan.

Uji Coba di Terowongan Angin dan Dunia Nyata

Untuk memastikan kemampuan desain baru ini, tim melakukan serangkaian uji terowongan angin, simulasi komputer, dan uji terbang di dunia nyata. Hasilnya menunjukkan bahwa meningkatkan sudut sapuan sayap dapat memperbesar gaya angkat dan membantu kontrol pitch, sehingga mempermudah proses lepas landas.

Mereka juga berhasil membuktikan kemampuan self-takeoff dan kontrol arah RoboFalcon 2.0 melalui demonstrasi penerbangan langsung.

Tantangan yang Masih Ada

Meski merupakan lompatan besar, para peneliti mengakui bahwa RoboFalcon 2.0 masih bisa disempurnakan. Stabilitas pada kecepatan tinggi masih memerlukan bantuan tail elevator (ekor pengendali). Selain itu, efisiensi energi saat lepas landas masih lebih rendah dibanding robot skala serangga atau burung asli.

Kemampuan hovering (melayang di satu titik) juga masih terbatas karena belum memiliki kontrol yaw (putaran ke kanan-kiri).

Dalam publikasinya, para peneliti menulis: “Mekanisme aktuasi yang kami kembangkan meniru kinematika penerbangan hewan vertebrata pada kecepatan rendah dengan lebih realistis, sekaligus menyederhanakan kontrol posisi. Ini membuka perspektif baru bagi riset robotika terinspirasi burung dan studi locomotion (pergerakan) avian.”

Dengan kata lain, RoboFalcon 2.0 bukan hanya pencapaian teknis, tetapi juga membuka peluang penelitian baru di bidang robotika bio-inspirasi, aerodinamika, hingga eksplorasi udara menggunakan robot yang lebih alami dan efisien.

Inovasi seperti RoboFalcon 2.0 bisa menjadi langkah awal menuju generasi baru robot terbang yang mampu melakukan pengamatan lingkungan, penyelamatan darurat, atau bahkan eksplorasi ruang sempit yang sulit dijangkau drone konvensional.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular