Jumat, Desember 5, 2025
BerandaUncategorizedDi Tengah PHK, 90 Persen Pekerja Teknologi Global Gunakan AI

Di Tengah PHK, 90 Persen Pekerja Teknologi Global Gunakan AI

Penggunaan AI di Industri Teknologi Meningkat Pesat

Studi terbaru yang dilakukan oleh Google menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja di industri teknologi menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam tugas-tugas mereka, mulai dari menulis hingga memodifikasi kode. Penelitian ini dilakukan oleh DORA, divisi riset dan pengembangan Google, yang mengumpulkan data dari 5.000 profesional teknologi di berbagai belahan dunia. Hasilnya mengejutkan: 90 persen responden mengakui bahwa mereka menggunakan AI dalam pekerjaan sehari-hari. Angka ini meningkat 14 persen dibandingkan tahun lalu.

Penggunaan AI kini menjadi tren utama di industri teknologi, meskipun tidak semua orang yakin akan manfaatnya. Beberapa ahli khawatir tentang dampak AI terhadap pekerjaan dan ekonomi. Contohnya, CEO perusahaan AI Anthropic, Dario Amodei, pernah menyatakan bahwa AI bisa memicu lonjakan pengangguran. Namun, banyak profesional teknologi lainnya tetap optimis dan melihat AI sebagai alat bantu yang berguna.

Google adalah salah satu perusahaan yang aktif dalam memperkenalkan alat AI untuk membantu pengembangan perangkat lunak. Perusahaan ini menawarkan berbagai produk, mulai dari yang gratis hingga berbayar sebesar USD 45 per bulan. Alat-alat ini dirancang untuk membantu pembuatan kode dan penerapan agen yang mampu menangani tugas pengembangan perangkat lunak.

Namun, Google tidak sendirian dalam persaingan ini. Perusahaan seperti Microsoft, OpenAI, dan Anthropic juga turut serta dalam pasar AI. Bahkan, startup seperti Replit dan Anysphere semakin diminati karena valuasinya meningkat pesat seiring adopsi AI yang semakin luas.

Ryan J. Salva, yang bertanggung jawab atas alat pengkodean Google seperti Gemini Code Assist, mengatakan bahwa sebagian besar tim di Google juga menggunakan AI. Menurutnya, teknologi ini telah menjadi bagian integral dari proses kerja, mulai dari penulisan dokumentasi hingga penggunaan editor kode. “Jika Anda seorang insinyur di Google, Anda pasti akan menggunakan AI dalam pekerjaan harian,” ujarnya kepada CNN International.

Meski begitu, tidak semua profesional teknologi merasa puas dengan kualitas kode yang dihasilkan AI. Dalam survei yang dilakukan, 46 persen responden mengatakan mereka “agak” percaya pada kualitas kode AI, sementara 23 persen hanya “sedikit” percaya, dan 20 persen bahkan “sangat” tidak percaya. Sementara itu, 31 persen mengatakan AI “sedikit meningkatkan” kualitas kode, sedangkan 30 persen mengatakan AI “tidak berdampak”.

Salva menjelaskan bahwa pengembangan perangkat lunak AI saat ini berada di tingkat tiga hingga empat dalam skala satu sampai lima. Artinya, AI dapat menyelesaikan masalah di berbagai sistem, tetapi masih membutuhkan tinjauan manusia dan jaring pengaman tambahan.

Adopsi AI terjadi di tengah tantangan bagi para pekerja teknologi pemula. Tingkat pengangguran lulusan ilmu komputer dan teknik komputer baru-baru ini lebih tinggi dibandingkan bidang lain seperti sastra atau sejarah. Bahkan, lowongan pekerjaan untuk posisi teknik perangkat lunak di Indeed turun 71 persen antara Februari 2022 dan Agustus 2025.

Meski adopsi AI berkembang pesat, Salva percaya bahwa beberapa aspek penting dalam pengembangan perangkat lunak tidak dapat diotomatisasi. AI hanya akan menyederhanakan tugas-tugas yang dianggap membosankan oleh pekerja. Ia juga mengakui bahwa sebagian dari peningkatan adopsi AI kemungkinan besar disebabkan oleh popularitas teknologi tersebut. “Pengembangan perangkat lunak adalah industri fesyen. Kita semua mengejar gaya jeans terbaru. Dan ketika ada begitu banyak perbincangan tentang hal itu, semua orang bersemangat untuk mencoba hal baru,” tutupnya.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular