Peran Kecerdasan Buatan dalam Dunia Kesehatan
Perkembangan teknologi terus mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kesehatan. Salah satu inovasi yang semakin memengaruhi bidang ini adalah Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi ini kini telah diterapkan dalam berbagai sektor medis, mulai dari pelayanan hingga pengobatan.
dr. Hilman Tadjoedin, Kepala Kelompok Staf Medik Hematologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, menjelaskan bahwa AI kini digunakan dalam berbagai proses di dunia kedokteran. Ia menyampaikan hal ini saat berbicara dalam diskusi ROICAM (The Role Internist in Cancer Management) ke-12 di Jakarta Pusat. Menurutnya, AI sudah diterapkan dalam diagnosis, evaluasi, dan pengobatan, meskipun membutuhkan investasi yang cukup besar dan canggih.
Dalam proses diagnosis awal, dokter biasanya mengandalkan pemeriksaan laboratorium. Namun, untuk menegakkan diagnosis penyakit seperti kanker, diperlukan pemeriksaan tambahan seperti radiologi, CT-scan, atau nano imunoterapi. Teknologi-teknologi ini dapat dikombinasikan dengan AI untuk meningkatkan akurasi diagnosis.
Namun, dr. Hilman menekankan bahwa penggunaan AI harus disertai tanggung jawab. Ia mengingatkan bahwa tidak semua data yang dihasilkan AI bisa langsung diimplementasikan tanpa mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan. AI hanya menjadi alat bantu, bukan pengganti peran dokter.
Menurutnya, AI sangat membantu dokter dalam mempercepat dan memperbaiki diagnosis. Meski begitu, kemampuan dan dedikasi dokter tetap menjadi faktor penting dalam memberikan layanan kesehatan yang optimal. AI harus digunakan sebagai jembatan antara teknologi dan manusia, bukan pengganti sepenuhnya.
Selain itu, AI juga digunakan dalam bidang genetik. dr. Eka Widya Khorinal, spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik, menjelaskan bahwa AI membantu dalam menganalisis ribuan gen pada manusia. Proses ini sering kali melelahkan bagi mata dokter, sehingga dibutuhkan superkomputer untuk membantu mengidentifikasi gen yang bermasalah.
AI juga digunakan untuk menentukan karakteristik individu dalam pengobatan kanker. Setiap pasien memiliki kondisi genetik yang berbeda, sehingga pengobatan harus disesuaikan dengan situasi masing-masing. Hal ini membutuhkan analisis yang mendalam dan presisi tinggi.
Selain itu, AI membantu dalam pencarian literatur medis. Dokter seringkali memerlukan informasi terbaru untuk menentukan pengobatan yang tepat. AI dapat membantu mengumpulkan ribuan jurnal, lalu dokter melakukan seleksi lebih lanjut untuk menemukan informasi yang relevan dengan kasus pasien tertentu.
Proses ini melibatkan beberapa tahap. Pertama, AI mengumpulkan data dari berbagai sumber. Selanjutnya, dokter melakukan penapisan untuk memilih jurnal yang paling sesuai dengan kondisi pasien. Dengan demikian, AI menjadi alat bantu yang efektif dalam mendukung keputusan medis yang tepat.
Secara keseluruhan, AI memberikan manfaat besar dalam dunia kesehatan. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pasien serta kondisi lapangan. Kolaborasi antara teknologi dan manusia tetap menjadi kunci utama dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.

