Jeff Bezos: Industri AI Berada dalam Gelembung, Tapi Bisa Memberi Manfaat Besar
Pendiri Amazon, Jeff Bezos, mengungkapkan pandangannya tentang perkembangan industri artificial intelligence (AI) saat ini. Ia menilai bahwa sektor ini sedang berada dalam fase “bubble” atau gelembung. Meski demikian, Bezos tetap yakin bahwa AI adalah teknologi nyata yang akan membawa perubahan besar di berbagai industri.
Bezos menyampaikan pendapatnya saat berbicara bersama CEO Exor dan Chairman Ferrari, John Elkann, dalam acara Italian Tech Week di Turin, Jumat (3/10/2025). Menurutnya, ciri utama dari sebuah gelembung adalah ketika harga saham tidak lagi mencerminkan nilai fundamental perusahaan. Hal ini sering kali terjadi ketika minat publik terhadap suatu teknologi atau industri sangat tinggi.
“Orang-orang menjadi sangat antusias, seperti yang terjadi saat ini dengan AI,” ujarnya. Dalam kondisi gelembung, hampir semua ide bisa mendapatkan dana investasi. Baik ide yang bagus maupun yang buruk, investor kesulitan membedakannya di tengah euforia tersebut.
Bezos memberikan contoh nyata, yaitu perusahaan kecil dengan hanya enam karyawan yang bisa menerima pendanaan dalam jumlah miliaran dolar. Ia menggambarkan perilaku ini sebagai sesuatu yang tidak biasa, namun sedang terjadi saat ini.
Meskipun mengakui adanya gelembung, Bezos percaya bahwa situasi ini bisa memberikan dampak positif. Ia mengingatkan pengalaman gelembung biotek dan farmasi pada 1990-an, yang meski banyak perusahaan gagal, tetapi juga menghasilkan obat-obatan penting bagi masyarakat.
“Gelembung industri tidak selalu buruk, bahkan bisa baik. Ketika debu mereda dan pemenangnya terlihat, masyarakat justru mendapat manfaat dari inovasi itu,” ujar Bezos. Ia menambahkan bahwa AI adalah teknologi nyata dan manfaatnya bagi masyarakat akan sangat besar.
Selain Bezos, beberapa tokoh lain juga menyampaikan kekhawatiran serupa terkait situasi pasar AI. Sam Altman, CEO OpenAI, pada Agustus lalu menyebut pasar AI sedang dalam bubble. David Solomon, CEO Goldman Sachs, juga menyampaikan kekhawatiran terkait euforia di pasar saham akibat perkembangan AI.
Solomon mengatakan bahwa akan ada penyesuaian dan penurunan di masa depan. Sementara Karim Moussalem, Chief Investment Officer Selwood Asset Management, menilai perdagangan saham AI mulai mirip dengan salah satu mania spekulatif terbesar dalam sejarah pasar.
Dari sudut pandang para ahli ini, tampaknya industri AI sedang mengalami fase yang dinamis dan penuh tantangan. Namun, jika mampu melewati fase gelembung ini, teknologi AI bisa menjadi tulang punggung perubahan besar di berbagai sektor ekonomi dan sosial.

