Peran Big Data dan Artificial Intelligence dalam Membentuk Pola Pikir dan Perilaku Digital
Big Data dan Artificial Intelligence (AI) menjadi dua teknologi yang saling melengkapi dan memiliki peran penting dalam mengubah cara manusia berpikir dan bertindak di lingkungan digital. Dalam beberapa tahun terakhir, media digital semakin memanfaatkan algoritma dan AI untuk menyajikan informasi secara lebih personal dan efisien. Hal ini tidak hanya mengubah pengalaman pengguna, tetapi juga memengaruhi cara mereka mengakses dan memahami dunia sekitar.
Salah satu contoh nyata dari penerapan teknologi ini adalah YouTube. Platform video sharing ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital masyarakat global. Dengan pangsa pasar yang mencapai sekitar 93%, YouTube menawarkan layanan video daring terbesar di dunia. Basis data yang sangat luas memungkinkan platform ini menyimpan dan mengelola miliaran video, lalu menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna.
Algoritma YouTube dan Pengaruhnya pada Kehidupan Digital
Algoritma YouTube bekerja dengan cara memproses data pengguna untuk memberikan rekomendasi konten yang relevan. Proses ini tidak hanya membantu pengguna menemukan video yang sesuai dengan minat mereka, tetapi juga memengaruhi cara mereka memahami dan merespons informasi. Dengan demikian, algoritma bisa menjadi faktor utama dalam membentuk idola atau figur populer di dunia digital.
Dulu, pembentukan idola biasanya terjadi melalui film, musik, atau acara TV. Namun, kini, algoritma digital seperti yang digunakan oleh YouTube mempercepat proses tersebut. Contohnya, pada awal 2000-an, Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo menjadi idola bagi banyak remaja melalui film Ada Apa dengan Cinta (AADC). Sekarang, fenomena serupa terjadi, tetapi dengan intensitas yang jauh lebih besar karena dukungan dari sistem rekomendasi YouTube.
Studi tentang Rekomendasi Personalisasi di YouTube
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Rabbit-Holes on Youtube (Le Merrer, Tredan, Yesilkanat, 2023) menunjukkan bahwa rekomendasi personalisasi YouTube cenderung membawa pengguna ke konten yang sangat spesifik atau bahkan ekstrem. Ini berarti, algoritma bisa memperkuat minat pengguna terhadap suatu topik atau individu, sehingga memperkuat eksposur dan fandom terhadap seseorang.
Di sisi lain, studi yang berjudul Let’s Influence Algorithms together: How Millions of Fans Build Collective Understanding of Algorithms and Organize Coordinated Algorithmic Actions (2018) menunjukkan bahwa penggemar bisa melakukan tindakan kolektif untuk memengaruhi algoritma. Misalnya, dengan melakukan like, comment, dan share secara terorganisir menggunakan tagar tertentu, para penggemar bisa membuat konten idola mereka lebih mudah ditemukan oleh pengguna lain.
Dampak dari Pembentukan Idola Digital
Pembentukan idola melalui media digital memiliki dampak yang beragam. Salah satunya adalah celebrity worship, yaitu kondisi di mana seseorang menyukai sosok selebritas secara berlebihan hingga menimbulkan obsesi. Obsesi ini bisa berujung pada agresi verbal, seperti fitnah atau ejekan, terutama dalam komunitas K-Pop yang sering kali terlibat dalam konflik antar-fandom.
Namun, tidak semua dampak negatif. Terkadang, idola digital juga menjadi inspirasi bagi penggemarnya. Banyak orang merasa termotivasi untuk meraih keinginan mereka, mengembangkan kreativitas, serta menjadikan sosok idola sebagai model gaya hidup positif karena kemampuan dan kedisiplinannya.
Kesimpulan
Dari analisis ini, dapat disimpulkan bahwa YouTube bukan hanya sekadar platform hiburan, tetapi juga alat teknologi yang memengaruhi konstruksi perilaku, pola konsumsi media, hingga pembentukan figur idola di masyarakat digital. Dengan bantuan Big Data dan AI, YouTube berhasil menciptakan lingkungan yang dinamis dan interaktif, sekaligus membentuk cara baru dalam memahami dan mengakses informasi.

