Alibaba Mencapai Titik Impas dalam Investasi Kecerdasan Buatan untuk Bisnis E-Commerce
Perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok, Alibaba, mengumumkan bahwa investasi besar mereka di bidang kecerdasan buatan (AI) telah mencapai titik impas. Pengumuman ini disampaikan oleh Wakil Presiden Alibaba, Kaifu Zhang, kepada wartawan pada hari Kamis (17/10/2025).
Menurut Zhang, pengujian awal menunjukkan hasil yang konsisten dari penerapan AI di platform e-commerce. Salah satu indikatornya adalah peningkatan sebesar 12 persen pada return on advertising spend atau pengembalian dari belanja iklan. Ia menyebutkan bahwa hal ini sangat jarang terjadi dalam pengujian seperti ini.
“Sangat jarang terjadi perubahan dua digit dalam pengujian seperti ini,” kata Zhang dalam bahasa Mandarin.
Ia menambahkan, berkat integrasi AI, dampak positif yang signifikan diperkirakan akan terlihat pada nilai transaksi bruto (gross merchandise volume/GMV) Alibaba selama periode belanja Hari Jomblo (Singles Day), yang puncaknya jatuh pada 11 November mendatang.
Investasi Rp 820 Triliun untuk Pengembangan AI
Pada Februari lalu, Alibaba berkomitmen menggelontorkan dana sebesar 380 miliar yuan atau sekitar 53 miliar dollar AS (lebih dari Rp 820 triliun) untuk pengembangan AI selama tiga tahun ke depan. Langkah ini menunjukkan keyakinan perusahaan bahwa AI akan menjadi sumber pertumbuhan baru, meskipun pasar masih meragukan besarnya pengeluaran perusahaan teknologi terhadap teknologi ini.
Beberapa bulan lalu, Alibaba juga mengumumkan akan meningkatkan investasi pada infrastruktur cloud dan AI. Zhang, yang memimpin pengembangan aplikasi AI di e-commerce Alibaba, menjelaskan bahwa berbagai alat berbasis AI telah diluncurkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, mulai dari hasil pencarian yang lebih personal hingga fitur coba pakaian virtual yang lebih akurat.
Dampak Terhadap Penjualan dan Konsumsi
Presentasi Zhang disampaikan sehari setelah Alibaba membuka masa prapenjualan untuk ajang belanja terbesar di China, Singles Day, yang mirip dengan Black Friday di Amerika Serikat. Meski konsumsi masyarakat China masih melemah dalam beberapa tahun terakhir, data dari firma riset Syntun mencatat penjualan selama periode Singles Day 2024 naik 20,1 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan total transaksi mencapai 1,11 triliun yuan di platform Tmall, JD.com, dan PDD.
Alibaba melaporkan unit e-commerce domestiknya tetap menjadi sumber pendapatan terbesar, tumbuh 10 persen secara tahunan pada kuartal yang berakhir 30 Juni 2025, dengan nilai setara 19,53 miliar dollar AS.
Fokus pada Investasi Jangka Panjang
Dalam panggilan konferensi laba pada Agustus lalu, Chief Financial Officer Alibaba, Toby Xu, menyebut bahwa AI dan konsumsi merupakan dua peluang historis yang membutuhkan investasi besar. “Prioritas utama kami saat ini adalah melakukan investasi tersebut. Untuk sementara, kami mungkin akan menempatkan margin keuntungan di prioritas yang lebih rendah. Namun, bukan berarti kami tidak memperhatikannya,” ujar Xu.

