Profil Alexandr Wang, Miliarder Termuda di Dunia
Alexandr Wang adalah salah satu miliarder termuda asal Amerika Serikat (AS) yang telah mencuri perhatian dunia. Ia menjadi pendiri perusahaan kecerdasan buatan (AI) bernama Scale AI. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2016 dan kini dipimpin oleh Wang sebagai chief operating officer (CEO). Scale AI berbasis di California dan telah melayani sekitar 300 klien, termasuk General Motors dan Flexport dalam proyek-proyek seperti pengemudian otonom serta efisiensi rantai pasokan.
Berdasarkan laporan Forbes, Wang memiliki kekayaan sebesar 3,2 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 53 triliun. Kekayaan tersebut berasal dari sahamnya di Scale AI, yang diperkirakan sebesar 14 persen. Menurut laporan majalah Fortune, ia menjadi miliarder termuda di dunia ketika usianya baru 24 tahun. Saat ini, Wang berusia 28 tahun.
Rekrutmen oleh Meta
Di awal tahun ini, Meta merekrut Wang untuk memperkuat program superintelligence perusahaan tersebut. Mark Zuckerberg menunjuk Wang sebagai kepala seluruh operasi AI Meta dan bahkan menginvestasikan dana fantastis sebesar 14 miliar dollar AS (Rp 217 triliun) ke perusahaan rintisannya. Kini, Wang memimpin tim yang terdiri dari para pakar industri terbaik di Meta dalam program superintelligence mereka. Ia juga mengawasi berbagai tim produk dan riset AI Meta lainnya, di mana semuanya berada di bawah naungan organisasi baru bernama Meta Superintelligence Labs.
Latar Belakang Pendidikan dan Karier Awal
Wang lahir dari seorang fisikawan dan merupakan penduduk asli Los Alamos, Mexico. Kota tersebut dikenal sebagai tempat pengembangan bom nuklir pertama AS selama Perang Dunia II. Pada usia 17 tahun, Wang sudah bekerja penuh waktu di bidang teknik di Silicon Valley. Ia bekerja di perusahaan fintech Addepar, kemudian juga sempat bekerja di Quora, situs tanya-jawab terkemuka dunia.
Pada usia 19 tahun, Wang memutuskan keluar dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS. Ia keluar setelah secara singkat mempelajari machine learning. Setelah itu, ia mengikuti program akselerator Y Combinator untuk meluncurkan Scale AI.
Kontribusi di Meta
Selama 60 hari pertamanya di Meta, Wang mendirikan laboratorium yang hanya terdiri dari 100 orang. Laboratorium tersebut dirancang dengan tim seperti itu untuk menjadi “lebih kecil dan lebih padat talenta” dibandingkan pesaing. Wang menyebut bahwa infrastruktur, skala, dan distribusi produk perusahaan Meta tak tertandingi.
Laboratorium Meta tersebut dibagi menjadi tiga pilar, yaitu penelitian, produk, dan infrastruktur. Penelitian berfungsi untuk mengembangkan model yang menurut Wang “akhirnya menjadi supercerdas”. Produk memastikan model tersebut didistribusikan ke miliaran pengguna melalui platform Meta. Sementara pilar infrastruktur memiliki fokus pada apa yang Wang sebut sebagai “pusat data terbesar di dunia”.
Nasihat untuk Generasi Muda
Sebagai miliarder muda, Wang sering ditanya mengenai kiat-kiat menjadi sukses di usia belia. Nasihatnya yang memicu sorotan akhir-akhir ini adalah tips bagi Gen Z untuk maju di tengah situasi pasar kerja saat ini. Wang mengatakan bahwa Gen Z sebaiknya menguasai alat pemrograman berbasis kecerdasan buatan agar tetap relevan. Ia menyebut setiap orang yang ingin sukses perlu mendalami apa yang ia sebut sebagai vibe-coding.
Ia juga menambahkan, mereka sebaiknya mencurahkan 10.000 jam untuk belajar dan berlatih menggunakan alat-alat AI agar memiliki keunggulan dibandingkan orang lain. Dengan menggunakan vibe-coding, pengguna non-teknis dapat membuat aplikasi dan situs web hanya dengan memberikan instruksi kepada AI dalam bahasa Inggris. “Saya pikir secara mendasar, peran seorang insinyur sekarang sangat berbeda dibandingkan sebelumnya,” tambahnya.
