Teknologi AI dan Dampaknya pada Masyarakat
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan pengalamannya sebagai korban dari teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terjadi setelah maraknya penggunaan teknologi digital yang memungkinkan pembuatan konten palsu dengan mudah.
Dalam sebuah video yang beredar di berbagai platform, Prabowo tampak seolah-olah sedang bernyanyi. Namun, ia sendiri mengakui bahwa dirinya tidak bisa menyanyi. Pengakuan ini disampaikannya saat menghadiri prosesi sidang senat pengukuhan mahasiswa baru sekaligus wisuda sarjana di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, pada Sabtu (18/10/2025).
“Sekarang gampang membuat kebohongan dan menyebarkan kebohongan dengan AI. Membuat seolah-olah benar padahal tidak benar. Contohnya adalah video-video klip Prabowo itu yang dibuat seolah-olah bisa menyanyi, padahal saya tidak bisa nyanyi,” ujar Prabowo, seperti dikutip dari tayangan YouTube UKRI, Sabtu.
Tidak hanya itu, Prabowo juga pernah menemukan video dirinya berpidato dalam bahasa Arab dan Mandarin. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa semua video tersebut dibuat menggunakan AI.
“Dibilang lagi, ada video yang menunjukkan saya pidato dalam bahasa Mandarin yang luar biasa. Tapi karena saya sedang kampanye, saya diam saja. Ada juga video yang menunjukkan saya pidato dalam bahasa Arab, tapi saya waktu itu sedang kampanye dan diam. Padahal itu salah,” tambah Prabowo.
Ia juga menyebutkan bahwa pemanfaatan AI tidak hanya terjadi dalam konten video, tetapi juga dalam demonstrasi bulan Agustus 2025. Jika tidak didasari oleh kebenaran, demonstrasi bisa menjadi tidak kondusif. Banyak masyarakat yang percaya pada gambar-gambar yang ditampilkan tanpa memeriksa sumbernya.
“Ini saya mau cerita kepada saudara-saudara, ada demo yang hadir hanya 100 orang, tapi dibilang 50.000. Pakai gambar-gambar yang tidak jelas asalnya, ini sangat berbahaya,” jelas Prabowo.
Meskipun demikian, Prabowo menegaskan bahwa teknologi juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk tidak takut pada teknologi, tetapi memanfaatkannya dengan benar dan bijak.
“Tapi teknologi pun harus kita waspadai. Rakyat harus diberi tahu bahwa tidak semua yang ada di YouTube atau media sosial itu benar dan baik. Ini sangat penting, teknologi bisa menghilangkan kemiskinan dan kelaparan, tapi kenapa masih banyak orang miskin dan lapar?” tanya Prabowo.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Dari pengalaman Prabowo, terlihat bahwa teknologi AI memiliki potensi untuk digunakan secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran mereka tentang dampak teknologi. Pemahaman yang baik akan membantu mencegah penyebaran informasi palsu dan memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kesejahteraan bersama.
Selain itu, pendidikan tentang digital literacy menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat perlu diajarkan bagaimana membedakan informasi yang benar dan palsu, serta cara mengidentifikasi sumber informasi yang dapat dipercaya.
Prabowo juga menekankan bahwa teknologi bukanlah musuh, melainkan alat yang bisa digunakan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Namun, penggunaannya harus didasari oleh etika dan tanggung jawab.
Dengan adanya kesadaran yang tinggi dan pemahaman yang cukup, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Dengan demikian, teknologi tidak hanya menjadi ancaman, tetapi juga menjadi peluang untuk berkembang dan maju.

