Perusahaan Penambang Kripto Bertransformasi ke Bisnis AI dan HPC
Di tengah tren teknologi yang semakin pesat, perusahaan penambang kripto Bitcoin kini sedang mengalami transformasi besar. Dulu, bisnis mereka bergantung sepenuhnya pada harga Bitcoin dan fluktuasi pasar kripto. Namun kini, banyak dari mereka beralih ke model bisnis hibrida dengan memberikan layanan untuk kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kinerja tinggi (HPC). Hal ini menunjukkan bahwa industri penambangan kripto tidak lagi terbatas pada satu aset saja.
Sejak dua tahun lalu, booming AI memberikan peluang baru bagi para penambang. Meskipun sebelumnya mereka sangat bergantung pada naik-turunnya harga Bitcoin, kini mereka lebih fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan penambang bahkan berhasil mengungguli pemilik Bitcoin yang mencatat rekor harga tertinggi sepanjang masa yaitu US$126.000 pada 6 Oktober 2025.
Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa telah melonjak lebih dari 150% sejak awal tahun. Ini berbeda dari siklus sebelumnya, ketika penambang hanya menguat saat harga Bitcoin naik. Sekarang, mereka dinilai sebagai perusahaan infrastruktur teknologi yang mampu memberikan layanan berbasis AI dan HPC.
John Todaro, analis di Needham & Co., menjelaskan bahwa saat ini, investor lebih memperhatikan peluang AI dan HPC daripada Bitcoin sendiri. “Kurang dari 10% percakapan kami tentang penambang membahas Bitcoin dan penambangan,” ujarnya.
Beberapa contoh nyata adalah Cipher Mining Inc. dan IREN Ltd. Saham kedua perusahaan ini melonjak masing-masing sekitar 300% dan 500% setelah beralih dari penambangan Bitcoin murni menjadi penyedia infrastruktur AI. Pada awal 2025, Cipher menandatangani perjanjian kolokasi selama 10 tahun senilai US$3 miliar dengan Fluidstack. Kesepakatan ini menjadi salah satu tanda jelas bahwa batas antara penambangan kripto dan komputasi AI semakin kabur.
IREN juga menutup penawaran obligasi konversi senilai US$1 miliar, sementara TeraWulf Inc. merencanakan penerbitan obligasi senior beragunan senilai US$3,2 miliar untuk membiayai perluasan pusat data Lake Mariner di Barker, New York.
Di Asia, Bitdeer Technologies Group yang berbasis di Singapura melonjak hampir 30% setelah mengumumkan rencana mengubah lokasi penambangan utama menjadi pusat data AI. Fasilitas berkapasitas 570 megawatt di Clarington, Ohio, akan menjadi bagian dari strategi perusahaan tersebut. Dalam skenario terbaik, konversi penuh dapat menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari US$2 miliar pada akhir 2026.
Jeff LaBerge, Wakil Presiden Pasar Modal dan Strategi Bitdeer, mengatakan bahwa AI/HPC adalah pelengkap penambangan, bukan pengganti. Perusahaan tetap akan memimpin dengan efisiensi dalam penambangan mandiri dan secara selektif mengonversi lokasi yang memenuhi syarat ke AI/HPC yang memberikan imbal hasil jangka panjang.
Perubahan ini terjadi setelah peristiwa halving Bitcoin tahun lalu. Imbalan dari 6,25 menjadi 3,125 Bitcoin per blok penambangan membuat penambang menghadapi tantangan. Volume transaksi yang melambat serta kesulitan jaringan menekan margin keuntungan. Bahkan rekor harga Bitcoin belum cukup membantu profitabilitas para penambang.
Wolfie Zhao, analis di TheMinerMag, menilai bahwa langkah perusahaan menyalurkan sebagian kapasitas daya ke AI-HPC akan memperlambat atau menghentikan ekspansi hashrate Bitcoin. Riot Platforms Inc., IREN, dan Bitfarms telah memberi sinyal bahwa mereka tidak akan memperluas hashrate dalam waktu dekat.
Hashrate adalah ukuran total kapasitas penambangan industri. Fokus kini bergeser dari berapa banyak hashrate yang bisa ditambahkan menjadi seberapa efisien kita bisa memanfaatkan jejak energi. Dengan harga hash Bitcoin yang turun, pergeseran ini dianggap tak terelakkan, menandai fase di mana penambangan dan komputasi kini berbagi ekonomi energi yang sama.

