Pentingnya Nilai Kemanusiaan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan di Indonesia
Chief Growth Officer Think Policy, Florida Andriana, menekankan bahwa Indonesia perlu mempertimbangkan aspek kemanusiaan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI). Ia menyatakan bahwa banyak diskusi mengenai AI terlalu fokus pada sisi teknis, padahal AI sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Dari rekomendasi belanja hingga perlindungan dari penipuan dan cara anak-anak belajar di sekolah, AI telah menjadi bagian penting dalam masyarakat.
Think Policy bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Digital merilis laporan yang berjudul “Co-Creating Indonesia’s AI Future Through Meaningful Policy Dialogues”. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi pembuat kebijakan, pelaku industri, maupun masyarakat umum yang ingin memahami arah pengembangan AI di masa depan. Laporan ini dirancang untuk menggabungkan suara publik, inovator, dan para pembuat kebijakan agar arah AI di Indonesia benar-benar sesuai dengan konteks dan nilai-nilai kemanusiaan.
Florida menilai bahwa Indonesia berada di persimpangan penting antara pertumbuhan teknologi dan tata kelola AI yang aman, adil, dan relevan bagi masyarakat. Dalam penyusunan laporan tersebut, timnya melakukan dialog dengan berbagai aktor dari enam sektor strategis, yaitu e-commerce, keuangan, kesehatan, pendidikan, ekonomi kreatif, dan keberlanjutan. Forum lintas sektor yang membahas talenta digital, interoperabilitas kebijakan, serta etika juga menjadi bagian penting dalam merumuskan temuan-temuan laporan ini.
Hasilnya adalah peta yang jujur dan menyeluruh tentang bagaimana AI bekerja di lapangan, siapa saja aktor utamanya, serta celah-celah yang masih perlu dijembatani lewat kebijakan. Meskipun AI sudah digunakan secara luas, tantangannya tidak sedikit. Masalah seperti tanggung jawab jika hasil AI salah, akses yang setara bagi semua orang, serta mencegah bias dalam algoritma masih menjadi isu yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Laporan ini mengajak pembaca untuk tidak hanya kagum pada teknologi, tetapi juga waspada dan reflektif terhadap dampaknya. Untuk menjawab kompleksitas ini, laporan dari Think Policy ini mengusulkan enam fondasi ekosistem AI nasional:
- Infrastruktur digital yang merata dan siap untuk skala.
- Talenta digital yang andal secara teknis dan tanggap secara etik.
- Tata kelola data dan layanan digital yang aman dan interoperabel.
- Ekosistem inovasi yang memungkinkan eksperimen dan kolaborasi.
- Etika dan inklusivitas sebagai prinsip dasar pengembangan AI.
- Kebijakan AI yang baik bukan hanya soal aturan, tapi juga keberanian untuk mendengar suara pengguna dan keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan.
Sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki posisi strategis, bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tapi juga sebagai penentu arah tata kelola AI kawasan. Dalam konteks ini, laporan ini hadir untuk memperluas literasi publik, memantik partisipasi bermakna, dan mendorong regulasi yang lebih siap menghadapi masa depan. Laporan lengkap tersebut bisa diakses melalui tautan berikut: https://s.id/AICountryReport.

