OpenAI Dikabarkan Akan Melakukan IPO Tahun Depan
Perusahaan teknologi terkemuka, OpenAI yang dikenal sebagai pengembang chatbot terkenal ChatGPT, disebut akan mempertimbangkan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun depan. Informasi ini muncul dari laporan yang mengungkapkan bahwa OpenAI sebelumnya dijadwalkan melakukan IPO pada 2027. Namun, kabar terbaru menunjukkan kemungkinan pelaksanaannya lebih cepat, yaitu pada paruh kedua tahun 2026.
Dalam rencana IPO tersebut, OpenAI berencana mengumpulkan dana sebesar 60 miliar dollar AS atau sekitar Rp 997 triliun. Jika berhasil, ini akan menjadi IPO terbesar dalam sejarah, melebihi pencapaian perusahaan minyak dan gas nasional Arab Saudi, Saudi Aramco, yang melantai di bursa saham pada 2019 dengan total pendanaan sebesar 25,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 425 triliun).
Selain itu, valuasi OpenAI diperkirakan akan mencapai 1 triliun dollar AS atau setara dengan Rp 16.000 triliun jika IPO benar-benar dilakukan. Meskipun informasi ini masih bersifat spekulatif, pihak OpenAI sendiri belum memberikan konfirmasi resmi.
Fokus pada Pengembangan Bisnis Berkelanjutan
Juru bicara OpenAI menyatakan bahwa saat ini perusahaan tidak sedang fokus pada IPO. “Fokus kami adalah membangun bisnis yang berkelanjutan dan memastikan manfaat AI yang cerdas seperti manusia, atau AGI (Artificial General Intelligence), dapat dirasakan semua orang,” ujarnya.
CEO OpenAI, Sam Altman, juga menyampaikan pandangan serupa. Ia mengatakan bahwa IPO mungkin menjadi arah yang wajar bagi perusahaan karena kebutuhan modal dan pendanaan yang semakin besar di masa depan. “Saya rasa cukup wajar jika mengatakan bahwa itu (IPO) kemungkinan besar akan menjadi arah kami ke depan,” tambahnya.
Perubahan Struktur Perusahaan
OpenAI kini telah melakukan restrukturisasi besar-besaran. Pada 28 Oktober 2025, perusahaan membentuk entitas baru bernama OpenAI Group PBC (Public Benefit Corporation). Sementara itu, induk nirlaba sebelumnya berganti nama menjadi OpenAI Foundation.
Yayasan ini memegang 26 persen saham OpenAI Group, setara dengan nilai Rp 2.161 triliun, dan akan terus meningkat sesuai pertumbuhan valuasi perusahaan. Sementara itu, 47 persen saham lainnya dimiliki oleh karyawan serta investor lama dan baru.
Komitmen untuk Penelitian dan Kemitraan dengan Microsoft
Sebagai bagian dari komitmen pasca restrukturisasi, OpenAI Foundation akan menyalurkan 25 miliar dollar AS (Rp 415 triliun) untuk riset kesehatan dan keamanan AI. Selain itu, kemitraan dengan Microsoft juga diperkuat. Microsoft kini memegang 27 persen saham OpenAI dan memiliki hak kekayaan intelektual atas model dan produk OpenAI hingga 2023, serta model masa depan yang berkaitan dengan AGI.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, OpenAI akan menggunakan layanan Azure senilai 259 miliar dollar AS (Rp 4.305 triliun) secara bertahap. Kedua pihak menyatakan bahwa kemitraan baru ini akan memperkuat inovasi dan memperluas peluang ekonomi berbasis AI di masa depan.

