OJK Ingatkan Masyarakat untuk Tidak Terlalu Bergantung pada AI dalam Investasi
Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin populer dalam berbagai bidang, termasuk di dunia investasi. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peringatan penting kepada masyarakat agar tidak terlalu mengandalkan AI dalam pengambilan keputusan investasi. Meskipun AI dapat membantu investor menjadi lebih efisien dan terinformasi, penggunaannya tanpa kehati-hatian bisa berujung pada keputusan impulsif yang berisiko.
Melalui akun Instagram resmi @sikapiuangmu, OJK menjelaskan bahwa banyak investor kini cenderung mengikuti notifikasi atau rekomendasi dari sistem AI tanpa melakukan analisis mandiri. Hal ini membuat keputusan investasi sering dipengaruhi oleh emosi dan tren sesaat, bukan perencanaan matang.
Tips untuk Menghindari Terkecoh oleh Analisis AI
Berikut beberapa cara yang disarankan oleh OJK agar para investor tidak terkecoh oleh analisis AI:
Cek Harga Berulang Kali Secara Manual
Mengecek harga investasi secara manual membantu investor tetap waspada terhadap fluktuasi pasar yang mungkin tidak terbaca akurat oleh sistem AI. Meski teknologi mampu menampilkan data secara real time, ada risiko kesalahan teknis atau bias algoritma. Investor bisa memastikan harga yang muncul benar-benar valid dengan membandingkan data dari beberapa platform atau aplikasi secara manual. Langkah ini juga melatih kepekaan terhadap pola pasar, bukan hanya bergantung pada hasil analisis otomatis.Jangan Andalkan Satu Sumber
Mengambil keputusan investasi berdasarkan satu sumber informasi berpotensi menyesatkan, terutama jika sumber tersebut berasal dari AI tanpa verifikasi manusia. Investor perlu membandingkan rekomendasi dari beberapa sumber, baik dari lembaga keuangan, analis profesional, maupun platform resmi seperti OJK. Pendekatan ini membantu mendapatkan pandangan yang lebih objektif dan seimbang terhadap kondisi pasar. Verifikasi sumber informasi dapat meminimalkan risiko salah langkah akibat bias atau kesalahan sistem.Jangan Abaikan Rencana Investasi yang Sudah Dibuat
Rencana investasi yang disusun sejak awal sebaiknya tetap menjadi pedoman utama dalam mengambil keputusan, meskipun ada rekomendasi menarik dari AI. Setiap rencana biasanya disesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, dan jangka waktu investasi masing-masing individu. Perubahan arah investasi hanya karena prediksi AI dapat membuat portofolio tidak stabil. Dengan tetap berpegang pada rencana, investor dapat menjaga konsistensi sekaligus menghindari keputusan impulsif.Gunakan AI Sebagai Alat Bantu Bukan Pengambil Keputusan
Teknologi AI sebaiknya diposisikan sebagai asisten analisis, bukan sebagai penentu akhir dalam berinvestasi. Sistem ini berguna untuk menyaring data, mendeteksi tren, dan mempercepat proses evaluasi. Namun, keputusan akhir tetap perlu disesuaikan dengan penilaian pribadi dan kondisi pasar yang sesungguhnya. Dengan cara ini, investor tetap memegang kendali dan mampu menyeimbangkan antara data teknis dan intuisi finansial.Fokus Tujuan Investasi
Konsistensi terhadap tujuan investasi berperan penting dalam menjaga investor dari godaan rekomendasi AI yang menawarkan keuntungan instan. Tujuan yang jelas membantu investor menentukan strategi, instrumen, dan jangka waktu yang sesuai. Saat AI memberikan analisis atau notifikasi tertentu, investor bisa menilai apakah hal tersebut relevan dengan target pribadinya. Fokus pada tujuan juga menjaga disiplin dan mencegah keputusan emosional akibat fluktuasi pasar jangka pendek.
Dengan memahami manfaat dan batasan AI, investor dapat memanfaatkannya sebagai alat bantu yang efektif tanpa mengorbankan keputusan yang bijak dan terarah.
