Sabtu, Desember 6, 2025
BerandaUncategorizedAirlangga: Startup AI RI Hanya 25, Singapura Lebih dari 300

Airlangga: Startup AI RI Hanya 25, Singapura Lebih dari 300

Potensi Pengembangan Teknologi Kecerdasan Buatan di Indonesia

Pemerintah melihat adanya peluang besar dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, terutama seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan digitalisasi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai bahwa potensi ini semakin terbuka lebar karena Indonesia memiliki modal data yang sangat besar, khususnya di sektor kesehatan.

Menurut Airlangga, saat ini hanya ada sekitar 25 startup AI di Indonesia, yang membuat negara ini berada di posisi keempat. Hal ini dibandingkan dengan Singapura yang sudah memiliki hampir 300 startup AI. Meskipun demikian, ia melihat kesenjangan ini justru menjadi ruang tumbuh bagi pelaku teknologi untuk memperkuat inovasi dalam negeri.

Airlangga menekankan bahwa Indonesia memiliki keunggulan berupa ketersediaan data besar yang bisa dimanfaatkan untuk akselerasi pengembangan AI. Ia memberikan contoh data peserta BPJS Kesehatan yang saat ini mencapai lebih dari 100 juta orang. Data tersebut dinilai mampu mendukung berbagai riset dan inovasi di bidang kesehatan digital.

Selain itu, dukungan global terhadap pemanfaatan data kesehatan Indonesia juga mulai terlihat. Beberapa tokoh dunia mulai melirik potensi riset berbasis data nasional. Salah satunya adalah Bill Gates yang mendukung riset untuk vaksin TB berbasis data yang ada di kesehatan Indonesia.

Pemerintah berharap kolaborasi antara sektor publik, pelaku industri, dan ekosistem startup dapat mempercepat pemanfaatan AI di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan menciptakan terobosan teknologi yang berdampak pada peningkatan layanan publik, khususnya di bidang kesehatan.

Tantangan dalam Ekosistem Startup Indonesia

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid fokus pada upaya memulihkan kepercayaan investor terhadap startup Indonesia. Di tengah sejumlah kasus besar yang terjadi di Tanah Air, ia berupaya memperbaiki citra ekosistem digital nasional.

Beberapa waktu lalu, modal ventura milik Telkom MDI Ventures terjerat kasus hukum karena direksinya melakukan kejahatan dalam berinvestasi ke perusahaan rintisan, Tani Hub. Sebelumnya, unicorn e-Fishery juga mengalami fraud karena memalsukan laporan keuangan.

Meutya menyatakan bahwa meskipun jumlah kasus fraud tidak banyak, dampaknya cukup besar terhadap ekosistem digital. Ia mengatakan bahwa tingkat kepercayaan (confidence level) turun akibat beberapa kasus kecurangan yang sempat mengguncang industri tersebut.

“Kita tahu ada fraud cases, sebetulnya angkanya tidak banyak, tapi kemudian ini memukul ekosistem digital cukup besar di Tanah Air karena confidence level-nya turun,” ujar Meutya ditemui di sela-sela acara Tech in Asia Conference di Jakarta.

Langkah Pemerintah untuk Memperkuat Ekosistem Digital

Dalam rangka memperkuat ekosistem digital, pemerintah dan para pemangku kepentingan berupaya memastikan transparansi dan keamanan dalam investasi startup. Dengan adanya kerja sama antara sektor swasta, pemerintah, dan lembaga pendanaan, diharapkan ekosistem digital Indonesia dapat kembali pulih dan berkembang secara berkelanjutan.

Selain itu, pentingnya regulasi yang jelas dan sistem pengawasan yang baik menjadi kunci untuk mencegah terulangnya kasus fraud. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Indonesia mampu menjadikan AI sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan inovasi teknologi di masa depan.

zonagadget
zonagadgethttps://www.zonagadget.co.id/
Berikan ilmu yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan yang lebih
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

New Post

Most Popular